Cerita dewasa🌶️
Kisah ini, berawal dari kejadian di mana Silvia di kepun dan buru oleh keluarga besar seorang ketua Mafia, lalu mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya....
Kemudian ia diberih kesempatan kedua untuk hidup kembali, merasuki tubuh seorang menantu yang tak diinginkan....
Mau tau kisah selanjutnya?
yuk...silahkan mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
...Tiba-tiba tangan Kawan lama Antonio gemetar saat memegan foto Silvia, membuat Antonio khawatir lalu bangkit dan melangka mendekatinya.......
"Kamu baik-baik saja, Edo?" tanya Antonio menepuk pelang bahu Edo.
...Edo adalah seorang Ketua intel negara A. Dan dia bersahabat baik dengan Ayah Angkat Silvia, karna memang mereka berteman sejak kecil kemudian masing-masing dari mereka memiliki pasangan dan menikah. Edo sudah lama menikah dan memeliki buah hati, namun tidak dengan temannya itu. Sudah berbagai cara temannya coba namun tidak mendapatkan hasil apa-apa.......
...Suatu hati Edo bertugas memantau seorang buronan yang kabur ke negara X, dan ia bertemu dengan Silvia yang waktu itu disandra oleh buronan itu. Akibat panik, buronan itu pun memutuskan membawa Silvia kabur bersamanya dan mereka mengalami kecelakaan, dan Silvia hilang ingatan, karna tidak tau siapa orang tuanya, Edo pun menelfon temannya dan dia setuju mengadopsi Silvia, dan meminta Edo menghapus semua jejak tentang Silvia.......
"Antonio ... Dia adalah putri mendiang sahabatku," ucap Edo berkeringat dingin mendongak menatap Antonio.
"Apa maksudmu?" tanya Antonio penuh selidik.
"Karna aku sendiri yang menyerahkannya kepada sahabatku, karna setelah kecelakaan di masa lalu, anak malan itu tidak mengingat siapa kedua orang tuanya kecuali namanya sendiri," jawab Edo menjelaskan.
...Mendengar penjelasan Edo, membuat emosi Antonio seketika naik, karna mendiang sahabat baiknya meninggal akibat depresi terlilit hutang dimana-mana, karna semua uang itu sahabatnya pakai untuk mencari putrinya yang hilang waktu itu. Antonio mengepal tangan dengan kuat hingga semua uratnya bermunculan, kemudian.......
Swwwoossss!
"Tuan!" teriak Aldo menghentikan Antonio yang hendak meninju Edo.
"Kau!" geram Antonio meraih kerah baju Edo, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi kemudian.
Swwooossss.
Brakkkkkk!
...Antonio melempar Edo ke arah dinding ruang tamu dan menabrak beberapa pot bunga hingga hancur berkeping-keping.......
"Akhhkkkk! Apa maksudmu Antonio?" teriak Edo meringis kesakitan.
"Gara-gara kebodohanmu, aku kehilangan sahabat baik ku, bajingan," umpat Antonio marah melangka mendekati Edo, sambil melipat lengan ujung kemejanya.
"Memang nya apa hubungannya sabahat baik mu dengan Silvia?" tanya Edo panik menatap Antonio yang semaking mendekat ke arahnya.
"Karna Silvia adalah putri kandung sahabat baik ku!" pekik Antonio kembali meraih kerah baju Edo, dan.
Bug!
Bag!
...Beberapa bogeman keras Antonio layangkan di wajah Edo hingga babak belur. Melihat itu Aldo jadi panik dan berlari ke arah Antonio mencoba menghentikan Antonio dari aksinya.......
"Tuan! Cukup, dia bisa mati, Tuan!" teriak Aldo panik menarik Antonio menjauh dari Edo.
"Minggir kamu! Lebih bagus dia mati, agar dia bisa meminta maaf secara langsung kepada mendiang sabahatku," bentak Antonio mendorong Asistennya menjauh, namun Aldo tetep kekeuh melerai sambil memeluk Antonio dari belakan.
...Melihat ada kesempatan. Edo segara bangkit kemudian berdiri menjauh dari Antonio.......
"Antonio aku tidak tau kalau dia putri sahabatmu, karna waktu Silvia hilang ingatan, jadi aku terpaksa menelfon sahabatku dan dia mau mengadopsi Silvia tapi dia memintaku untuk menghapus semua tentang Silvia, maafkan aku!" teriak Edo panik menatap Antonio yang tenga marah.
"Lepaskan Aldo! Aku ingin membunuhnya!" raung Antonio meronta.
"Ada apa ini?" Suara seorang Wanita paru baya tiba-tiba muncul dan menatap mereka dengan tatapan bingun, lalu melirik ke arah Edo."Suamiku, kenapa kau terluka? Dan ... Dan darah?" lirih Wanita paru baya itu panik menatap Edo.
"Sayang, kami hanya sedang bercanda," ucap Edo melangka mendekati istrinya.
...Namun istrinya malah mundur kebelakan dengan tubuh gemetar hebat, kemudian.......
"Tidak ... Tidak ... Darah ... Aaaarrrrggg! Darah!" raung istri Edo berteriak histeris sambil menarik rambutnya sendiri.
"Pelayan! Cepat bawakan kotak obat istriku kemari, cepat!" teriak Edo memerintah sambil memeluk sang istri dengan erat.
...Mendengar itu, salah satu Pelayan berlari masuk kedalam kamar Edo, lalu kembali keluar sambil membawa kotak obat.......
"I~ini, Tuan," ucap Pelayan menyodorkan kotak obat tersebut ke arah Edo.
...Edo meraih kotak obat tersebut, lalu mengeluarkan sebuah jarum suntik, dan menyuntik salah satu lengan istrinya. Perlahan istrinya pun mulai tenang kemudian tertidur di dalam pelukan Edo, setelah Edo menyuntiknya dengan obat bius.......
"Tunggu aku disini sebentar," ucap Edo bangkit sembari mengendong tubuh sang istri berjalan menaiki anak tangga menuju kamar.
"Lepaskan aku, Aldo," tegur Antonio menjadi kesal karna Asistennya itu malah bengon sambil memeluknya.
...Aldo pun seketika sadar dan melepaskan pelukannya, kemudian berdiri menjauh sambil membungkuk hormat........
"Maafkan aku, Tuan," pinta Aldo.
...(Beberapa menit kemudian)...
...Suasana ruang tamu kembali tenang, emosi Antonio kembali reda dan membantu mengobati luka teman lama nya itu.......
"Apa yang terjadi kepada istrimu?" tanya Antonio meletakan kapas bekas obat di dalam tong sampah.
"Dia mengalami trauma berat akibat kejadian malam pembantaian yang mengerikan itu," jawab Edo menunduk sedih.
"Pembantaian?" tanya Antonio mengerutkan kening menatap Edo.
...Edo menghela nafas berat,kemudian menceritakan nya.......
...(FLASH BACK ON)...
...Malam harinya. Saat Edo sedang berada di kantor polisi tempatnya berkerja tiba-tiba ia mendapatkan telfon dari sang istri, dengan senang hati Edo pun menjawabnya.......
"Halo sayang, apa sudah puas bermain di rumah teman mu? Baiklah aku akan menjemput sekarang." Edo tersenyum sendiri, lalu berjalan keluar dari dalam kantor, namun tiba-tiba.
"Tidak! Jangan bunuh Suamiku, aku mohon!" teriak suara dari seberang ponsel membuat Edo menghentikan langka kakinya.
"Hei wanita Tua! Putri sialan mu itu sudah mati, dan saatnya kamu dan suamimu pergi bergabung bersamanya!" bentak suara suara pria.
Bug!
Bag!
"Tolong! Jangan sakiti istriku!" teriak suara sahabat Edo terdengar mengelar dari seberang ponsel.
"Oh, kamu masih punya tenaga rupa nya? Bagaimana kalau kamu menyaksikan kami meniduri istrimu."
"Tidak! Jangan lakukan itu, bunuh saja aku!"
Srekkkkk ... Srekkkk ... Srekkkk.
...Suara sobekan baju mengema dari seberang ponsel, hingga di dengar oleh Edo yang sedang mengendarai mobil.......
"Aaagggrrrr! Hentikan, aku mohon hentikan!" teriak suara istri sahabat Edo histeris.
...Kedua tangan dan kaki Edo seketika melemas, ia segera berlari secepat kilat keluar dari dalam kantor polisi, lalu masuk ke dalam mobil pribadinya tampa mematikan panggilan ponsel.......
...Lalu Edo mengendari mobil itu melaju pergi meningalkan area kantor kepolisian dengan kecepatan tinggi menelusuri jalan raya negara A, kedua kaki dan tangan Edo gemetar hebat sambil meremas kuat setir mobil.......
...Air mata Edo terus mengalir deras mendengar suara jeritan pilu istri dari sahabatnya itu melalui panggilan yang sedang berlangsun, membuat Edo mengusap air matanya dengan kasar, lalu menginjak pedal gas mobil dalam-dalam, berharap bisa tibah disana tepat waktu.......
...Namun saat itu Edo malah terjebak lampu merah, membuat Edo semaking frustasi dan menyalahkan lampu sirine polisi yang ada di dalam mobilnya. Membuat mobil lain yang ada di depan mencoba menepi dan memberi jalan kepada Edo, namun tiba-tiba.......
Dor!
Dor!
Dor!
...Suara tembakan pistol membuat jantung Edo serasa berhenti sejenak, Edo terdiam menatap nanar lurus ke depan jalan raya sambil menginjak rem mobil tiba-tiba. Beberapa Saat kemudian Edo tidak lagi mendengar mendengar suara jeritan atau tangisan, suasana dari seberang ponsel terdengar sangat hening.......
"Tidak ... Tidak ... Aaarrggggg! Tidak!" raung Edo memukul setir mobil dengan frustasi.
...Setelah mobil depan menepi, Tak peduli lampu lalu lintas masih merah, Edo kembali menancap gas mobil dalam-dalam menerobos lampu merah menuju rumah sahabatnya itu. Setelah tibah di depan rumah, Edo bergegas turun dari mobil dan berlari masuk sambil memegan sebuah pistol di tangannya.......
"Ana! Dimana kamu sayang!" teriak Edo memanggil sang istri sambil berlari menuju pintu masuk rumah.
...Namun tidak ada sahutan dari sang istri, saat kaki Edo mencapai pintu masuk ia mencium bau darah yang sangat menyengat, dan samar-samar ia mendengar isakan tangis sang istri.......
"Ana..." lirih Edo melangka masuk ke dalam rumah.
...Namun langkah kakinya terhenti melihat sang istri tenga menangis dengan tubuh berlumuran darah sambil memangku temannya yang sudah tewas tanpa busana. Yaitu istri sahabat baiknya sendiri.......
...Edo melebarkan tatapannya ke arah samping Ana, dan disana ia melihat sahabat baiknya sudah terbujur kaku berlumuran darah dengan bekas tembakan di kepalanya.......
"Tidak!" teriak Edo histeris berlari masuk menghampiri tubuh kaku sahabat baiknya itu, lalu menariknya masuk ke dalam pelukan, dan memeluknya dengan erat.
...Tangisan Edo pun langsung pecah mengema di dalam rumah yang sepih dan sunyi itu, ia tak menyangka akan kehilangan sahabat baiknya itu dengan cara seperti ini.......
...(FLASH BACK OFF)...
(Bersambung)
semngat thor 💪💪💪💪🔥🔥🔥🔥