Irene, Sebuah nama yang entah sejak kapan menjadi pemuas Presdir nya sendiri, Hidup hanya dengan ayah nya, Dan ibu nya adalah mantan Pelacur, Hingga akhir hayat nya terus di kucilkan dan di rendahkan.
Bahkan sampai pada kehidupan Irene sendiri, Dia sekolah dan kuliah dengan biaya nya sendiri, Sampai bisa menjadi sekertaris pribadi seorang pemilik perusahaan Terbesar di kota yang baru di datangi nya.
Namun nasib tidak adil pada nya, Dia terpaksa menjadi pemuas bagi dahaga birahi nya sang Presdir.
Dario Max Anderson.
Presdir sekaligus pemilik perusahaan besar, Yang sangat membenci yang nama nya wanita. Namun tetap menjerat wanita dengan berbagai pesona nya, Hingga dia memilih wanita bernama Irene untuk menjadi pemuas hasrat nya, Dan setiap kali dia menginginkan nya, Irene harus datang dan siap melayani diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinner
Hari ini mereka lembur hingga malam hari, Jika di tanya kenapa mereka lembur ? Maka jawaban nya adalah karena mereka kesiangan hari ini.
Maka mereka lembur hingga malam hari nya.
" Bereskan itu dan kita akan pulang !" Irene mengerjap cepat.
Bereskan kata bos nya ? Apa ini tanda nya mereka akan pulang. ? Tapi bukan kah tadi kata nya mereka akan menyelesaikan ini di kantor ?
" Jika ku katakan bereskan maka bereskan segera !!" Irene langsung membereskan nya.
Jika Gajah Bule raksasa itu sudah mengamuk, Maka Starla harus menurut sesegera mungkin.
Dia langsung membereskan semua nya, Termasuk barang barang bos nya juga.
" Permisi Tuan..." Irene sedikit meminta ruang pada Max untuk membereskan meja kerja pria itu.
Max pun melakukan nya dengan memundurkan kursi kerja nya.
Dia melihat Irene yang masih membersihkan meja kerja nya.
Di lihat dari sisi mana pun Irene memang seksi, Bahkan hanya mengenakan pakaian kerja tertutup begini saja dia terlihat seksi.
" Tuan..." Irene kaget saat tangan besar Max mengusap bokong nya yang di balut rok span hitam yang biasa nya para sekertaris memakai nya di atas lutut, Maka Irene memakai nya di bawah lutut nya.
Tapi tetap saja Max terbuai untuk menyentuh nya.
" Aku hanya menyentuh nya, Aku tidak akan melakukan apapun pada mu, Disini atau dirumah nanti. " Boleh kah Irene bernafas lega ?
Dia lepas dari Kungkungan Gajah Bule ini ?
" Terima kasih..." Sebelah alis Max terangkat.
Terima kasih ? Terima kasih apa yang di maksud Irene ?
Max tidak memperdulikan nya, Setelah melihat wanita itu menyelesaikan pekerjaan nya.
Dia langsung bangkit dari duduk nya dan pergi begitu saja.
Bahkan pria itu meninggalkan jas nya begitu saja, Hingga Irene juga lah yang membawa nya.
Kini kedua nya sudah berasa di dalam mobil dan yang ada di pikiran Irene adalah mereka langsung pulang, Tapi tidak dengan Max.
Ini pertama kali nya bagi Irene hanya berdua saja bersama Max di dalam mobil.
Karena memang Max menyetir sendiri mobil nya, Bukan supir seperti biasa nya.
" Tuan...." Panggil Irene saat merasakan Max mengusap paha mulus nya, Karena rok nya di singkat oleh tangan pria ini.
" Tuan, Kita masih di jalan, Ini bahaya. " Max tidak perduli, Dia terus saja melakukan nya, Entah mengapa mengusap kulit mulus Irene membuat nya suka.
Maka dia akan melakukan nya kapan pun itu jika ada kesempatan, Seperti saat ini.
Akhir nya Irene hanya bisa pasrah saja., Dia membiarkan Max melakukan hal itu pada nya.
Hingga akhir nya Max berhenti melakukan hal itu karena mereka sudah sampai di sebuah restoran.
Max langsung keluar dari mobil nya karena memang dia sudah sangat lapar.
Dia akan makan banyak malam ini, Dan seperti nya akan olah raga, Mengingat besok akhir pekan, Maka dia akan olahraga malam ini.
Dan benar saja, dia memesan banyak makanan, Dari hidangan pembuka, Menu utama bahkan sampai ke desert pun Max memesan nya.
Dan ini lah dia, akan makan besar di akhir pekan.
Karena besok waktu nya dia membakar semua kalori yang telah di makan nya selama seminggu ini.
Mereka makan dengan tenang, Sampai Irene melihat ada bekas saus di bibir Max, Dia ingin membersihkan nya, Tapi takut.
Jika di biarkan itu akan semakin banyak, Mengingat memang Max seperti nya suka sekali Steak yang di lumuri saus kacang itu.
" Tuan Permisi..." Irene mengusap bibir tebal Max yang ada bekas saus kacang nya disana.
Sejenak kedua mata mereka saling bertemu, Dimana mata Coklat Max bertemu dengan mata hitam legam Irene yang kembali menarik nya hingga ke dalam mata hitam itu.
" Mundur !" Sentak Max saat dia kembali tersadar jika mata Irene memang sangat berbahaya.
Dia tidak ingin Irene mengendalikan diri nya, Tidak akan.
" Maaf Tuan...saya hanya ingin membersihkan nya saja. "
" Makan ! Aku paling membenci orang yang banyak bicara di meja makan ku!"
Skak !
Irene terdiam dengan ultimatum yang keluar dari bibir yang baru saja di bersihkan nya tadi.
Dia tidak tau harus melakukan apa lagi saat ini.
" Dan satu lagi, Aku paling membenci ada makanan sisa di meja makan ku, Karena ayah ku pernah berkata, Syukuri makanan mu, Maka kau akan mendapatkan berkah dari Tuhan, Walau aku tidak percaya pada Tuhan, Tapi aku hanya percaya dan menghargai ayah ku. !" Irene mendengarkan apa yang di katakan Gajah Bule yang kembali melanjutkan makan malam mereka.
Disini cukup romantis suasana nya, Andai saja disini mereka berdua datang sebagai sepasangan kekasih, Pasti akan terasa indah malam ini.
Tunggu, Tunggu dulu, Apa yang Irene pikirkan tadi ?
Kekasih kata nya ?? Astaga Irene !
Kau berharap pria kejam itu menjadi kekasih mu ? Oh God ! Mimpi mu terlalu jauh Irene, Jadi buang jauh jauh mimpi mu itu dan segera lah sadar.
Sadar bahwa kau bukan lah wanita idaman nya, Kau hanya wanita pemuas ranjang nya. saja.
Tidak lebih ! Kau melayani nafsu nya dan dia membayar mu mahal untuk semua itu.
Hubungan kalian hanya sebatas rekan kerja di kantor, Dan rekan Kerja di ranjang juga.
" Maaf Tuan...." Irene dan Max melanjutkan makan malam mereka hingga Max kembali banyak memesan desert dari restoran ini.
Apa ini salah satu restoran favorit Max ? Dan pria menyeramkan itu menyukai makanan manis ? Seperti desert yang di pesan nya ini ?
Irene baru saja selesai membayar semua makanan mereka dan pesanan nya, Dia membawa nya dan meletakan nya di bangku penumpang dengan baik.
Berharap semua nya akan baik baik saja hingga mereka sampai di apartemen nanti nya.
" Apa Tuan menyukai makanan manis ? Hem, maksud saya-- "
" Aku memakan semua nya ! Aku bukan pria lemah yang memiliki alergi. Aku memakan segala nya tanpa memilih, ,bahkan hanya dengan nasi putih saja aku bisa memakan nya !" Irene menganggukkan kepala nya karena sedikit banyak nya dia mulai mengerti kebiasaan pria yang tengah bersama nya.
" Tuan---"
" Cepat katakan dan jangan banyak membuang waktu !!"
" Apa bisa kita belanja sebentar ? Jika anda keberatan, saya bisa pulang sendiri nanti nya, Setidak nya turun kan saya di supermarket Saja. "
" Di apartemen tidak ada apapun yang bisa di olah menjadi makanan, Jadi saya---" Max tidak menjawab nya, Tapi dia langsung membelokan mobil nya ke Supermarket besar di kota nya.
Sekalian saja dia mengecek tempat ini, Karena ini adalah milik nya juga.
Maka dari itu, Dia bisa sekalian melakukan sidak dadakan,.
" Terima kasih Tuan..." Irene kembali memberikan senyuman nya dengan di iringi kata terima kasih lagi pada Max.
Tapi pria itu tetap tidak menjawabnya.
" Selesaikan dengan cepat ! Jangan banyak membuang waktu ku, Pastikan semua nya terpenuhi dan ambil banyak buah serta Jus ! Daging,ikan,. Ayam dan seafood, Isi semua kulkas dan bahan makanan yang lain nya ! Aku tidak menyukai makanan yah terlalu mengandung penyedap rasa ! Ambil roti yang banyak dan telur ! Selai lengkap dan keju terbaik. ! Ambil juga Beberapa Bir dan minuman kaleng !" Irene melongo.
Dia masih tak percaya, Karena ini adalah pertama kali nya Irene terlibat pembicaraan pancang bersama Max.
Bahkan saat meeting saja pria ini tidak banyak bicara, Lalu malam ini ??
" Susu steril juga !!" Max langsung meninggalkan Irene dan dia akan mulai berkeliling supermarket ini untuk mengecek salah satu usaha kecil milik nya, Milik ayah nya yang semakin di kembang kan oleh tangan dingin dan otak jenius seorang Dario Max Anderson.
...🔥🔥🔥...