Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara, atau bisa di sebut anak bungsu. Aku memiliki keluarga yang hampir mendekati sempurna karena aku terlahir dari keluarga konglomerat ternama di kota Jakarta, 3 saudaraku adalah CEO di perusahaan ternama. Setelah lulus kuliah di luar negeri aku kembali ke Jakarta, kembali ke keluargaku aku yang sudah biasa hidup sederhana karena jauh dari keluarga akhirnya mendapatkan pekerjaan yang tergolong biasa di bandingkan saudaraku dan aku menutup rapat-rapat identitasku.
Keluargaku selalu mendukung apapun yang aku lakukan dan apa yang aku mau, baru kali ini papa, mama, dan ketiga saudaraku menentang aku menikah dengan orang biasa yang membuat hidupku berubah drastis karena selalu bersitegang dengan mertua dan adik iparku sampai perselingkuhanpun terjadi dalam pernikahanku.
Apa yang akan terjadi dalam kehidupannya ?. yuk simak selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Di Usir Karena Kebenaran
Hening …
Sesampai di rumah tidak ada obrolan apapun hanya ada kegaduhan dari ibu mertua dan ipar Sivanya sehingga membuat ibu-ibu komplek sampai datang dan melihat mereka seakan sedang menonton sinetron.
“Bagaimana hasilnya Juna ? Laki-laki ?” Tanya Rina
“I-itu bu” Jawab Juna gugup
“Perempuan bu” Ucap Sivanya
Seperti api di siram bensin, ibu mertuanya kebakaran jenggot saat mendengar jenis kelamin calon cucunya itu.
“APA ? PEREMPUAN ??? JUNA KAMU TAHU KONSEKUENSINYA BUKAN ???!!!” Tegas Rina penuh menekanan
Ada apa ini ? sekilas aku melihat mas Juna seperti orang kebingungan ditambah ibu mertua yang berteriak-teriak membaut para tetangga mendekat hingga depan pintu.
“Ada apa bu Rina ?, sudah malam kenapa sengat mengganggu ketentraman warga sekitar ?” Tanya pak RT
“Nggak papa pak RT, saya hanya terkejut” Jawab Juna
Arjuna menenangkan ibu dan meminta pa RT untuk membubarkan para warga, Mayang dengan cepat menutup pintu rumah. Samar-samar ku lihat bu Jum dan suaminya tetap memantau ke dalam rumah.
“Mas ada apa ini ???, apa maksud dari perkataan ibu ?” Tanya Sivanya
“Juna kamu yang jelaskan atau ibu yang bicara secara terus terang dengan Sivanya ?” Tanya ketus Rina
“Bu… ini baru perkiraan kita tunggu sampai lahir dulu suapa bisa memastikan bayi yang di kandung Sivanya perempuan atau laki-laki” Jawab Juna
“MAS !!! AKU TANYA SEKALI LAGI ADA APA INI ?, APA YANG KAMU SEMBUNYIKAN ? JAWAB MAS” Tanya Sivanya
“Juna membuat perjanjian dengan ibu dai malam pernikahan kalian” Jawab Rina
“Perjanjian apa bu ?” Tanya Sivanya kesal
“Jika kamu hamil dan melahirkan anak perempuan Juna harus menceraikanmu dan menikah dengan wanita pilihan ibu” Jawab Rina
“Ap-apa bu ?, apa betul itu mas ?” Tanya Sivanya belum percaya menatap nanar pada suaminya
Namun diam yang Sivanya dapatkan, Juna seolah menutup mulut rapat-rapat entah apa yang sedang di pikirkan, entah jawaban apa yang akan dia lontarkan.
“JAWAB MAS ! AKU BUTUH JAWABAN DARI MULUTMU BUKAN DIAMMU MAS !!” Teriak Sivanya
“Ya aku terpaksa sayang, maafkan aku Sivanya tapi aku menginginkan anak sulungku adalah anak laki-laki. Maafkan aku, maaf Sivanya” Jawab Juna
DEG
Seperti ada banyak pedang sedang menancap di dadaku. Sakit, hanya rasa sakit yang Sivanya rasakan. Bagaimana bisa laki-laki yang dia cintai, laki-laki yang dia banggakan dan laki-laki yang membuat Sivanya meninggalkan segala yang dia punya hanya demi hidup sederhana dengannya membuat Sivanya melayang hingga ke langit ke tujuh kemudian mendorongku hingga jatuh ke jurang yang paling dalam.
“Oh tuhan ap aini karma ku karena telah meninggalkan keluargaku ??” Tanya Sivanya dalam hati
Sesak dada ini …
Sivanya terduduk lesu, air matanya tak mampu dia bendung lagi. sia-sia sudah semua perjuangannya. Lalu bagaimana hidupnya selanjutnya ?, bagaimana dengan anaknya ?, dia tetap harus kuat demi anaknya.
“Kuatkan mama sayang” Lirih Sivanya sambil mengusap perut buncitnya
“Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud menyakitimu dan anak kita” Ujar Juna
“Lalu ? apa kamu akan tetap bersamaku dan meninggalkan ibu demi aku dan calon anak kita ?” Tanya Sivanya sinis
Arjuna terdiam, Sivanya pun sudah tahu jawabannya dia akan tetap memilih bersama ibunya dan membuang istri dan anaknya yang tidak berdosa ini.
“Sudahlah Sivanya tak usah kau banyak tingkah dan membuat drama” Ucap ketus Rina
“2 bulan, kamu hanya punya 2 bulan untuk tetap tinggal di sini sebelum Juna benar-benar menceraikanmu karena aku tak sudi punya cucu perempuan dari wanita ular sepertimu !!!” Ucap Rina
“Apa ibu seorang laki-laki ?, apa ibu bukan perempuan ? mengapa ibu memperlakukanku seperti ini ?” Tanya Sivanya
“Apa jadinya jika Mayang yang mendapati hala seperti ini bu ? bagaimana bisa kau layak di panggil ibu dengan perbuatan kejimu itu ?” Lanjut Sivanya dengan penuh penekanan
PLAK !!!
Pipiku merasa begitu panas
Bukan ibu mertuanya atau adik iparnya itu, yang menamparnya tapi suaminya Arjuna. Ya, sangat jelas dia melihat suaminya saat menamparnya.
“Mas kamu ?” Lirih Sivanya
“Sivanya kamu sudah keterlaluan, jangan pernah berteriak pada ibuku. Dia ibuku. Malam ini juga aku talak kamu Sivanya Putri Atmaja” Ucap Juna
Deg….
Ya tuhan hanya kerana aku mengandung anak perempuan, bagaimana bisa kamu melakukan ini mas.
“Surat cerai akan ku urus besok. Malam ini kamu boleh tidur di sini tapi di ruang tamu aku tak ingin sekamar denganmu” Ucap Juna
“Tidak perlu mas, aku keluar mala mini juga” Jawab Sivanya
KLEK
Dia buka pintu kamarnya mengambil barang-barang, semua pakaiannya dan tidak lupa ATM yang selama ini dia sembunyikan dari suaminya. Entah firasatnya sejak awal atau apapun itu uang hasil kerja kerasnya sebelum menikah dia tabung dan tak pernah dia pakai, dia berpikir akan di gunakan untuk menambah biaya bersalinnya.
Tapi…
Naas justru harus dia gunakan untuk mencari tempat berteduh mala mini.
“Ingat berikan alamat rumahmu yang benar agar Juna bisa mengirim surat gugatan cerai padamu” Ucap Rina
Terlihat sangat senang wajah ibu mertua dan adik iparnya itu, dia lalu keluar membawa tas di bahunya dan sebuah koper berisikan pakaian dan beberapa surat pentingnya. Baru Sivanya langkahkan kakinya, tiba-tiba hujan turun sangat deras.
Ya tuhan seolah langit pun bersedih besama Sivanya, tak jauh berjalan Sivanya melihat Bu Jum dan suaminya berlari menuju kea rah Sivanya.
“Ada apa ini ?” Batin Sivanya
“Sivanya, nak kamu mau kemana hujan-hujan begini pake bawa koper segala ?” Tanya bu Jum
Dia dan menggelengkan kepala hanya itu yang dia lakukan.
“Sudah bu, bawa nona Sivanya masuk ke rumah janagn sampai dia sakit” Ucap pak Totong suami bu Jum
Mereka membawa Sivanya ke rumah mereka, Sivanya membersihkan diri dan duduk diam di dalam kamar yang sudah di siapkan untuk Sivanya oleh bu Jum dan pak Totong.
TOK TOK TOK
“Sivanya ? apa sudah selesai sayang ?” Tanya Bu Jum
Sivanya pun keluar dengan mata sembab terduduk lesu di ruang tamu
“Ceritakan pada kami apa yang sudah mereka lakukan padamu nak ?” Tanya Bu Jum
“Nona Sivanya jangan malu, apapun yang terjadi bu Jum dan saya akan tetap membela dan melindungi nona” Ucap pak Totong
Sivanya merasa bingung dengan ucapan pak Totong.
“Tapi mengapa pak ? Aku baru setahun menikah dan tinggal di sini, bu Jum dan pak Totong baru juga mengenalku. Tapi mengapa bapak dan ibu seolah sangat menyayangiku ?” Tanya Sivanya penasaran
“karena kamu anak baik sayang, ibu tidak suka orang yang suka menindas orang lain” Jawab Bu Jum
Akhirnya aku menceritakan semuanya bagaimana awal pernikahanku yang baik-baik saja hingga kehamilanku yang di anggap membawa malapetaka dalam keluarga mas Juna, sampai talak yang di ucapkan mas Juna padanya.
Sakit….
Sivanya merenung, dia tiba-tiba teringat pada papanya. Jika waktu bisa diputar kembali tentu dia akan mengarkan papanya. Namun nasi sudah menjadi bubur mau bagaimana lagi.
“Fokusku sekarang adalah mencari pekerjaan dan menghidupi anakku ini, kasihan dia tidak bersalah namun harus menderita walau masih dalam peretku” Gumam Sivanya sembari menghapus air matanya
“Jika mereka tahu siapa non Sivanya sevebarnya mereka akan benar-benar menyesal sudah membuat nona seperti ini” Ucap pak Totong dalam hati
“Sudahlah nak, tinggallah bersama kami di sini ibu akan menjagamu dengan baik dan tak usah berpikir yang lain. Ayo masuk an istirahat ibu akan menemanimu” Jawab bu Jum
Kami berdua pun masuk meninggalkan pak Totong di luar. Setelah membaringkan tubuhku di tempat tidur samar-samar aku mendengar pak Totong menelpon seseorang.
“Bos, nona sedang bersama kami dia telah di usir” Ucap Pak Totong
Deg…
“Ada apa sebenarnya terjadi ?, oh tuhan tunjukkan padauk ada ap aini sebenarnya ?“ Lirih Sivanya dalam hati
