Xin Yue, seorang wanita cantik dengan kecerdikan yang mematikan, hidup dari mencuri dan membunuh. Namun, sebuah insiden membuatnya terlempar ke dunia kuno tanpa apa-apa selain wajahnya yang menipu dan akalnya yang tajam. Ketika dia mencuri identitas seorang wanita misterius, hidupnya berubah drastis—dari buronan kekaisaran hingga menjadi bunga paling dicari di Ruoshang, tempat hiburan terkenal.
Di tengah pelariannya, dia bertemu Yan Tianhen, pangeran sekaligus jenderal dingin yang tak pernah melirik wanita. Namun, Xin Yue yang penuh tipu daya justru menarik perhatiannya.
Dipaksa berpura-pura menjadi kekasihnya, keduanya terjebak dalam hubungan yang penuh intrik, adu kecerdikan, dan momen-momen menggemaskan yang tak terduga.
Akankah Xin Yue berhasil bertahan dengan pesonanya, atau akankah hatinya sendiri menjadi korban permainan yang ia ciptakan?
Tagline: Di balik wajah cantiknya, tersembunyi rencana yang tak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 : Pesta ulang tahun, Jebakan Ibu Suri (Revisi)
Malam itu, di kediaman pribadi Xin Yue, ketegangan terasa pekat. Di atas meja kayu yang usang, peta istana dan dokumen-dokumen tentang keluarga Rong serta Ibu Suri tersebar rapi. Cahaya lentera yang bergoyang lembut memantulkan bayangan wajahnya yang serius, sementara tangannya memegang pena bulu yang telah menorehkan catatan rencana.
“Ru Jian,” panggil Xin Yue dengan nada rendah namun tegas.
Ru Jian, yang berdiri tegak di sudut ruangan, melangkah maju. Mata tajamnya menatap Xin Yue penuh perhatian.
“Aku ingin kau memimpin misi ini,” lanjut Xin Yue, menatap langsung ke matanya. “Kau dan timmu harus menyelidiki aktivitas di istana bagian dalam dan mencari koneksi tersembunyi antara Ibu Suri dan keluarga Rong. Jangan tinggalkan jejak.”
Ru Jian mengangguk pelan, namun keraguan samar tergambar di wajahnya. “Aku mengerti, tapi jika ini berisiko terlalu tinggi untukmu…”
Xin Yue memotongnya dengan senyum tipis, penuh keyakinan. “Kau tahu aku tidak akan menyerahkan misi ini kepada siapa pun kecuali kau. Aku mempercayaimu sepenuhnya, Ru Jian.”
Ru Jian menghela napas panjang sebelum menjawab, “Kalau begitu, izinkan aku melindungimu juga. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu.”
Kata-katanya membawa kehangatan yang aneh di hati Xin Yue. Namun, dia segera menepis perasaan itu. Hubungan mereka terlalu kompleks untuk dirumuskan dalam satu kata—bukan cinta, tapi juga bukan sekadar persaudaraan.
“Fokus pada tugasmu,” jawabnya, menegaskan kembali perannya sebagai pemimpin.
---
Langkah Awal Penyelidikan
Setelah Ru Jian berangkat bersama timnya, Xin Yue memutuskan untuk bergerak sendiri. Menyamar sebagai pelayan biasa, dia kembali ke Ruoshang untuk bertemu dengan Madam Hua, seorang informan terpercaya yang memiliki jaringan luas di ibu kota.
Di sebuah ruangan tersembunyi di lantai atas kedai teh, mereka duduk berhadapan.
“Xin Yue, apa yang membawamu kembali?” tanya Madam Hua sambil menuangkan teh harum ke cangkir porselen.
“Aku butuh informasi,” jawab Xin Yue, menatapnya tajam. “Tentang masa lalu Ibu Suri dan hubungan tersembunyinya dengan keluarga Rong. Apa pun yang bisa kau temukan.”
Madam Hua tersenyum samar, mengangkat alis dengan penuh minat. “Kau selalu tahu cara memanfaatkan sumber daya yang ada. Baiklah, aku akan mengerahkan orang-orangku. Tapi ingat, semakin dalam kau menggali, semakin berbahaya permainan ini.”
“Bahaya bukanlah hal baru bagiku,” balas Xin Yue dengan nada dingin.
Setelah memilih beberapa bawahan yang dianggap paling setia dan cerdas, dia meninggalkan Ruoshang dengan langkah mantap, membawa harapan baru untuk rencananya.
---
Rencana Penyamaran
Malam itu, di kediaman Tianheng, Xin Yue mengungkapkan rencana berikutnya.
“Aku akan menyusup ke istana kaisar,” katanya tanpa basa-basi.
Tianheng, yang sedang duduk dengan anggun di kursi kayu ukir, menatapnya tajam. “Itu tindakan bodoh. Kau tahu istana penuh dengan mata-mata Ibu Suri. Satu langkah salah, dan nyawamu akan menjadi taruhan.”
Xin Yue tersenyum tipis, seolah menganggap enteng kekhawatiran itu. “Justru karena itulah aku harus masuk. Aku harus menemukan bukti yang bisa menggoyahkan posisi Ibu Suri.”
Tianheng menghela napas panjang. “Baiklah. Tapi aku akan memastikan kau memiliki perlindungan. Aku tidak akan membiarkanmu melakukannya sendiri.”
---
Penyusupan ke Istana
Istana sedang sibuk dengan persiapan pesta ulang tahun Ibu Suri yang ke-60. Para pelayan mondar-mandir membawa kain sutra, makanan mewah, dan hadiah-hadiah mahal. Xin Yue, yang kini menyamar sebagai pelayan istana, menyelinap ke dalam kerumunan dengan mudah.
Dia mengamati setiap sudut dengan cermat, mencari tanda-tanda aktivitas mencurigakan. Saat melewati lorong panjang menuju ruang pribadi Ibu Suri, suara-suara rendah dari balik pintu yang sedikit terbuka menarik perhatiannya.
“Aku ingin memastikan semuanya berjalan lancar,” suara Ibu Suri terdengar tegas. “Pada pesta ulang tahunku, aku akan meminta Kaisar untuk mengabulkan pernikahan antara Tianheng dan Qianrui.”
Xin Yue menahan napas, jantungnya berdegup kencang.
“Tapi, Yang Mulia,” suara seorang pelayan tua terdengar ragu. “Bagaimana jika Jenderal Yan menolak?”
“Dia tidak akan berani,” balas Ibu Suri dingin. “Di depan semua pejabat dan tamu, dia tidak punya pilihan selain menerima.”
Xin Yue mengepalkan tangan, amarah membakar di dadanya. Namun, dia tetap tenang dan melangkah mundur perlahan sebelum keberadaannya terungkap.
---
Persiapan Perlawanan
Kembali ke kediaman Tianheng, Xin Yue menceritakan apa yang didengarnya.
“Ibu Suri akan menggunakan pesta ulang tahunnya untuk memaksamu menerima pernikahan itu di depan semua orang. Dia tahu kau tidak bisa menolak tanpa menentang Kaisar.”
Tianheng mengepalkan tinjunya. “Dia ingin memaksaku dengan jebakan politik. Tapi dia lupa, aku tidak mudah ditaklukkan.”
Xin Yue tersenyum samar. “Kita akan memanfaatkan pesta itu untuk membalikkan keadaan. Aku punya rencana.”
Dengan bantuan Ru Jian dan Madam Hua, mereka mulai menyusun strategi. Xin Yue juga menghubungi beberapa informan di istana untuk menyebarkan rumor yang bisa melawan skema Ibu Suri.
“Kita hanya punya satu kesempatan,” kata Xin Yue dengan tegas. “Dan kita tidak boleh gagal.”
saya suka bagus banget 🙏
cuma tolong perhatikan kata kata nya, cerita nya seperti loncat loncat seperti tidak menyambung dan seperti terulang ulang kata kata nya dan cerita nya dalam 3 bab ini😊
sukses selalu thor saya suka ceritanya
saya nanti kan kelanjutan ceritanya lagi Thor
semangat 💪