Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 15 : Kebahagiaan lain
Tania atau lebih tepatnya Vela kembali berada di ruangan gelap tempat ia bertemu Putri Tania kemarin.
“Kenapa aku di sini lagi, apa ini mimpi?” Gumamnya. Kedatangan seseorang di kelilingi cahaya di sekitar tubuhnya mengalihkan pandangannya, “Hai, Vela.” Sapa Tania.
“Putri Tania?” Ucapnya, sungguh rasanya Vela sekarang sedang berkaca seolah melihat dirinya sendiri di depan cermin.
“Vela, kau tau. Aku sudah bertemu bunda, ia benar-benar cantik.” Ucap Tania, Vela tersenyum mendengarnya, namun ia teringat pada dirinya sendiri yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dari kecil.
Tania yang seolah mengerti tersenyum, “Kau akan mendapatkan kasih sayang di Istana Dalbert. Walau ayah tidak mungkin menyayangimu, tapi kau punya Raja Oberon, walau aku tidak menyukainya.” Ucap Tania membuat Vela terkekeh.
“Kau bodoh, bisa-bisanya tidak menyukai Oberon.” Ucap Vela, Tania tersenyum, “Itu karena Oberon memang ditakdirkan untukmu. Harusnya kau bersyukur aku tidak menyukainya.” Ucapnya.
Vela mengangguk, “Ya, untung kau membencinya.”
“Ah, aku tidak bisa berlama-lama denganmu. Aku hanya ingin mengatakan jika kau akan mendapat kebahagiaan lain di Istana Dalbert.” Ucap Tania. Vela menyerngit, “Apa?”
Tania menggeleng, “Kau akan tau sendiri nanti.” Ucapnya, Vela mengangguk.
“Hmm, apa aku tidak bisa menggunakan sihir?” Tanya Vela. Ia sangat ingin bisa menggunakan sihir seperti yang Oberon lakukan tadi.
Tania mengangguk, “Tentu bisa, kau tau ayah dari bunda adalah salah satu orang dengan kekuatan terkuat, walau masih di bawah Raja Oberon. Selama ini aku tidak bisa karena daya tahan tubuhku yang sangat lemah. Namun jika kau yang berlatih menggunakan sihir, aku yakin akan sangat hebat. Apalagi tenagamu yang kuat, Queen Mafia.” Jelas Tania.
Vela mengangguk mengerti, “Aku pergi, pesanku tetap berhati-hati pada Bianca.” Ucap Tania dan sedetik kemudian ia menghilang.
“Hm, wanita penggoda itu bukan tandinganku.” Gumam Vela.
Tania membuka matanya,
Bertemu dengan Putri Tania hanya ketika aku tertidur. Batinnya mengerti.
Hal pertama yang ia lihat adalah bibir Oberon yang cukup tebal di hadapannya, saat ini ia masih dipelukan Oberon dan laki-laki itu masih menutup matanya.
Ahh, bibirnya benar-benar menggoda. Batin Tania. Tak lama ia menggeleng geleng kan kepalanya atas pikiran kotornya.
Tak lama terdengar suara pintu di ketuk,
Tok tok tok..
Tania melihat ke arah Oberon yang tidurnya tidak terusik sama sekali, ia bangun melepaskan pelukan Oberon.
Tania membuka pintu kamarnya, “Dayang Lyra, ada apa?”
“Salam Tuan Putri. Hamba ingin mengantarkan makanan untuk Anda dan Raja Oberon, tadi siang Anda tidak ikut makan bersama Raja Atlas.” Ucap dayang LLyr memberikan nampan makanan.
Tania menerimanya, “Hm, baiklah.”
“Ah, iya. Tuan Putri, hamba ingin memberitahu tabib yang biasa memeriksa keadaan Tuan Putri ditemukan sudah tiada di ruang pusat kesehatan istana.” Ucap dayang Lyra.
Pasti tabib yang di bunuh Oberon tadi. Batin Tania.
“Benarkah?” Tanya Tania terkejut, tidak mungkin ia akan bersikap seperti orang yang sudah tau.
Dayang Lyra mengangguk, “Sepertinya di bunuh dengan sihir, dan Raja Atlas sampai sekarang mencoba mencari siapa pelakunya.”
“Dimana Raja Atlas?” Suara itu berasal dari belakang Tania, Oberon yang baru bangun, ia terbangun ketika tidak merasakan ada Tania di sebelahnya dan mendengar suara orang berbicara.
“Di ruangan kerja beliau, Raja Oberon.” Jawab dayang Lyra, “Kau boleh pergi.” Ucap Tania, dayang Lyra mengangguk dan pergi, Tania menutup pintu dan masuk ke kamarnya.
“Kenapa kau bangun?” Tanya Tania, “Aku tidak mendapati bidadariku di pelukanku.” Mendengar itu Tania tersenyum malu.
“Ayo kita makan, tadi siang kita belum makan.” Ajak Tania, Oberon menggeleng, “Aku ingin menemui ayahmu dulu, kau duluan saja.” Tania mengangguk, Oberon keluar dari kamarnya.
Apa Oberon akan di hukum karena membunuh tabib itu? Tapi siapa juga yang berani menghukumnya. Batin Tania.
Sementara Oberon selepas dari kamar Tania langsung menuju ruang kerja Raja Atlas, ia membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Raja Atlas yang sedang menandatangani dokumen kerajaan berhenti kalau melihat kedatangan Raja Oberon.
“Aku dengar salah satu tabib mu mati?” Tanya Oberon langsung, Raja Atlas mengangguk, “Benar, Yang Mulia. Aku masih mencari tau pelakunya apalagi tabib itu terbunuh karena kekuatan sihir.” Jelasnya.
“Aku yang membunuhnya.” Ucap Oberon, sontak Raja Atlas terkejut, namun segera menormalkan ekspresinya.
Pantas saja sihir dalam tubuh tabib itu sihir yang kuat. Batin Raja Atlas.
“Jika aku boleh tau, kenapa kau membunuhnya?” Tanya Raja Atlas, Oberon hanya menatapnya datar, “Karena dia tidak mengikuti perintahku.” Ucapnya dingin dan berlalu keluar dari ruangan kerja Raja Atlas.
***
JEJAKNYA GUYSSS!
Sebelumnya aku mksh bgt sama yg udah komen:)
Buat yg like, vote dan kasih hadiah juga mksh:)
Buat yg silent readers juga, mksh udh mau baca cerita aku^^