"saat aku bertemu denganmu aku mengerti. cinta itu memang sangat indah dan kesepian itu terasa sangat menyiksa dan kedua hal itu disebabkan oleh orang yang sama, ya kau."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ansu Arisanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06 - Hal yang baru
Matahari pagi telah hadir untuk menyapa alam semesta. Sinarnya, tidak begitu terik melainkan memberikan kehangatan pada tubuh, seakan tubuh Arsa penuh suatu energi.
Berbicara soal Arsa, saat ini gadis itu sedang berdiri tegak menunggu di tempat baru yang terbilang baru sekali dia datangi. Jauh sebelum matahari terbit, bahkan sebelum cahaya aram mulai muncul. Arsa telah siap dengan pakaian rapinya.
Bahkan mungkin saja saat orang-orang masih terlelap, gadis itu, sudah menaiki transportasi untuk pergi ke tempat yang cukup baru untuk dirinya. Akhirnya setelah bergulat dengan pemikirannya sendiri Arsa memutuskan untuk bekerja di perusahaan baru walaupun jaraknya cukup jauh dari kediamannya. itulah alasan mengapa dirinya pagi-pagi sekali sudah meninggalkan kediamannya.
Namun sungguh sayang, entah Arsa yang terlalu bersemangat untuk memulai bekerja di tempat yang baru, entah orang-orang yang masih tertidur sehingga jalan yang sedari tadi ia tempuh, terlihat sangat sepi sekali hanya ada beberapa kendaraan yang dirinya lihat di kiri jalan.
Sejujurnya Arsa bingung sekali apa yang harus ia sebutkan di hari ini, apakah ini hari keberuntungan dirinya atau malah hari ini merupakan hari sialnya. jika hari ini merupakan hari sialnya itu sangatlah tidak mungkin pasalnya jalan yang ia lewati sangat mulus tidak seperti senin senin sebelumnya, dan cerita orang-orang bahwa jalan itu merupakan jalan yang rawan sekali dengan kemacetan setiap saat.
Namun jika dia beruntung tidak mungkin dirinya harus menunggu lama seperti ini, Dia tidak sedang menunggu antrian yang panjang melainkan perusahaan yang dia tuju masih terkunci, bahkan terlihat gelap tidak ada lampu yang menyala satupun, seakan perusahaan itu sudah tidak beroperasional sejak lama.
Arsa tetap berdiri di pinggir jalan sejak pertama Ia turun dari kendaraan mungkin sekitar 15 sampai 20 menitan dia tetap berdiri kokoh tidak pernah mengeluh pegal, mungkin karena dirinya sudah terbiasa berdiri di pekerjaan sebelumnya.
Arsa menghilangkan kejenuhan nya, dengan bertanya kepada dirinya sendiri, apakah dirinya akan cocok bekerja di sini, meski pekerjaan barunya sangat berbeda dari pekerjaan terakhir yang harus Arsa lakukan contoh kecilnya mungkin dari jam kerja.
Jika di perusahaan yang dulu mengharuskan dia untuk bekerja sangat pagi sekali apalagi saat dirinya mendapatkan giliran shift 1 berbeda dengan perusahaan yang ada di belakangnya saat ini, mungkin jam kerja di sini nih terbilang cukup siang bagi Arsa, sekitar jam.07.15 mungkin 07.45.
Arsa yang memikirkan soal jam kerja, dirinya kembali berpikir bahkan bertanya pada dirinya sendiri apakah dirinya bisa melakukan semua pekerjaan di tempat baru ini pasalnya dia terus mengingat Jobsdesk yang akan dia lakukan di sini berbeda terbalik dengan jobdesk yang dulu sering ia lakukan.
Gadis yang masih menggunakan jaket berwarna orange dengan tali di pinggangnya mengusir semua kemungkinan-kemungkinan yang mungkin bisa saja terjadi di pikirannya. Gadis itu lebih memilih mencoba meyakinkan dirinya bahwa dirinya bisa melakukan apapun, bahwa dirinya selalu beruntung bahkan dirinya yakin selalu bertumbuh satu persen setiap harinya. setelah mengucapkan kata-kata magic tersebut Arsa semakin yakin bahwa tidak salah jika mulai saat ini dia akan meninggalkan cangkangnya alias Arsa akan mencoba keluar dari zona nyaman dia seperti yang disarankan oleh temannya belza.
Arsa bukan terhasut akan perkataan belza namun dirinya memang sudah ada niatan ingin mengubah kehidupannya, ingin menjadi dirinya yang baru dengan versi terbaiknya.
Namun sayang sekali pemikiran-pemikiran yang membuat dirinya semangat tidak bertahan lama karena perut kecilnya berbunyi krucuk-krucuk. Arsa tidak bisa menahan tawa kecilnya Ia pun menertawakan dirinya sendiri pasalnya dia lupa belum sempat sarapan sehingga perutnya memperingatkan dia untuk segera mengisi. Gadis itu tidak tahu apakah ada orang yang mendengar perihal perutnya berbunyi atau tidak tapi menurut tebakan Arsa tidak mungkin ada yang akan mendengarnya pasalnya sedari tadi tidak orang lain yang datang.
Tidak mau mendengar perutnya berbunyi lagi Arsa memutuskan mencari sesuatu untuk isi perutnya, Arsa mencoba melihat ke sisi kiri dan kanan namun tak ada satupun pedagang yang ia temukan. sehingga mau tak mau Arsa mencoba sedikit berjalan mungkin sekitar 5 langkah dari posisinya berdiri terlihat penjualan Lengko yang sepenuhnya belum selesai merapikan jualannya. Arsa yang masih setia menggunakan jaketnya, mencoba berjalan mendekati penjual lengko tersebut, Arsa tak membutuhkan waktu lama untuk berjalan kesana, bahkan dirinya sekarang tepat berada di samping penjual tersebut.
"pagi pak, masih ada apa,"tanya Arsa
"adudu si Eneng, masih ada neng banyak ini papa baru saja beres."balas penjual lonting kari tersebut
"hehe... 1 ya pak, dimakan disini." jawab Arsa ramah
"Oke neng pesanan akan datang tunggu sebentar."respon penjual linting kari itu lebih ramah
"Eh... dari mana neng. rasa-rasanya bapak tua ini. Baru liat neng. neng baru ke daerah sini kah?" tanya penjual lontong kari itu dengan sopan.