NovelToon NovelToon
Airin & Assandi

Airin & Assandi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: DewiNurma28

Airin dan Assandi adalah pasangan suami istri muda yang dijodohkan oleh kakek Assandi. Namun Assandi sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Dia merasa ini adalah paksaan untuk hidupnya, bahkan bisa bersikap dingin dan Kasar kepada Airin.

Tetapi Airin tetap sabar dan setia mendampingi Assandi karena dia sudah berjanji kepada kakek Assandi untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Hingga suatu hari ungkapan kenyataan pahit dan kejadian yang tidak terduga memisahkan mereka begitu lama.

Akankah rumah tangga mereka bisa bertahan selamanya? Ataukah hubungan mereka putus begitu saja setelah ada kejadian itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DewiNurma28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hamil

Sudah tiga bulan ini Airin bekerja di hotel yang ternyata milik kakek Assandi. Jika saat bekerja dia bertemu dengan Assandi maupun kakeknya.

Airin akan berlari sembunyi agar dia tidak ketahuan. Untungnya Assandi dan kakeknya tidak lama berada disana.

Dia merasa lega jika mereka berdua kembali pulang ke negara asalnya. Kini dirinya kembali bekerja dengan giat.

Meski akhir-akhir ini tubuhnya sering lemah dan terus-menerus mengalami mual di pagi hari. Tapi tidak membuat semangatnya patah untuk mencari rezeki.

Airin membersihkan kamar hotel di lantai tiga. Dia sudah menjalani masa hukumannya dengan baik. Sehingga bagian personalia sangat kagum dengan kinerjanya.

Airin berjalan menuju salah satu kamar yang sudah ditinggal pergi penghuninya.

Dia masuk ke kamar itu mencium bau yang sangat menyengat. Membuat perutnya bergejolak ingin memuntahkan semua makanan yang dia makan.

"Mmbbb."

Tangannya membekap mulutnya berjalan menuju kamar mandi.

Dia memuntahkan semua isi di perutnya hingga membuat tubuhnya lemas.

"Hahh, hahh, mmmbbb."

Airin kembali menuju wastafel menunduk untuk memuntahkannya lagi. Tapi sayangnya yang keluar hanyalah cairan bening.

"Hahh, hahhh, aku ini kenapa ya? Apa aku sakit?" Ucapnya bertanya-tanya.

Airin mencoba berdiri mencari pegangan di sampingnya. Karena kepalanya merasa pusing setelah mual yang berlebihan.

"Aduh, baunya sangat nggak enak."

Tangannya menutup hidung dan mulutnya untuk menghindari bau yang menyengat di kamar itu.

"Bagaimana ini, aku terus mual jika berada disini." Gumamnya.

"Rin." Panggil Davi yang sudah masuk ke dalam kamar yang sama.

Airin menoleh menatap Davi, "Eh, iya Vi."

"Kamu kenapa? Aku tadi mendengar suara kamu mual-mual?"

Airin menggeleng pelan, "Enggak tau ini Vi, akhir-akhir ini tubuhku sangat lemas. Bahkan kepalaku sering pusing dan tiap pagi selalu mual." Jelasnya.

Davi menelisik wajah Airin yang pucat, "Apa kamu sakit? Kenapa nggak libur saja?"

Airin menggeleng lagi, "Enggak ah Vi, aku nggak mau libur. Nanti gajiku dipotong."

"Kalau sakit kamu nggak bisa fokus kerja loh."

Airin menunduk mengusap perutnya yang masih terasa mual.

Davi bisa melihat perubahan tubuh Airin yang semakin berisi. Apalagi Airin mengalami hal yang sering terjadi pada wanita hamil.

Davi menggelengkan kepalanya pelan, dia tidak mau berpikiran buruk tentang temannya.

"Em, Vi." Panggil Airin pelan.

Davi menatap wajah Airin, "Iya Rin."

Airin menunjuk barang yang di bawa Davi, "Itu apa Vi?"

"Oh ini, tadi dapat makanan yang masih utuh belum kemakan. Sama tamu di sana dikasihkan ke aku semua."

Airin menelan ludahnya, dia sangat menginginkan makanan yang di bawa Davi.

Makan itu berupa coklat dan kue khas Italia 'Arancini'.

"Kamu mau?" Tanya Davi yang melihat mulut Airin bergerak seperti orang kelaparan.

Airin mengangguk antusias, "Iya aku mau Vi."

"Ini buat kamu semua."

Davi mengulurkan makanan itu kepada Airin. Dia memberikan semuanya tanpa meminta satupun.

"Beneran ini kamu nggak minta?"

Davi menggeleng, "Aku nggak suka makanan manis, jadi buat kamu semua aja ya."

Airin mengangguk senang, "Terima kasih banyak ya Vi."

"Eh, tapi kalau kamu makan jangan sampai ketahuan Bu Soraya sama yang lainnya. Karena ini kan masih jam kerja."

"Iya, aku akan mengunci kamar ini mau menikmati makanannya, hehehe."

Davi tersenyum senang melihat wajah ceria Airin. Dia kemudian berlalu meninggalkan Airin untuk melanjutkan pekerjaannya.

Sedangkan Airin sudah mengunci pintu kamar itu dan memakan dengan lahap semua makanan yang diberikan Davi.

Dia menghabiskannya hingga tidak tersisa, "Hmm, sangat nikmat makanan ini."

Airin berdiri merapikan seragamnya dan mencuci tangannya yang penuh coklat.

Dia kembali membersihkan kamar itu dan keluar menuju kamar yang lainnya.

Namun, setelah beberapa menit Airin membersihkan kamar. Dia merasakan perut bagian bawahnya yang sangat perih.

Rasanya sakit seperti tertusuk benda tajam. Airin meremas kuat perutnya karena sakitnya terasa hingga menjalar ke punggung.

"Aahhkk, kenapa sakit sekali?"

Airin merintih kesakitan, dia sudah duduk lemas di lantai sambil terus meremas perutnya.

"Aawwwkkkhh, hiks, hiks, sakit bangetttt." Erangnya sambil menangis.

Karena rasa sakit itu semakin kuat menyerang perut hingga punggungnya.

Kebetulan ada seorang pengunjung perempuan melintas menghampiri Airin.

Pengunjung perempuan itu panik melihat Airin sudah pucat menahan sakit di perutnya.

Kemudian dia segera pergi untuk meminta bantuan. Airin masih merintih menahan rasa sakitnya. Pandangannya tiba-tiba kabur dan lenyap begitu saja.

Pengunjung perempuan tadi datang bersama Davi dan para karyawan lainnya. Mereka terkejut melihat Airin yang sudah pingsan di lantai sambil memegang perut.

Apalagi Davi yang sangat panik melihat wajah pucat temannya itu.

Mereka segera membawa Airin ke rumah sakit terdekat. Davi meminta izin agar menemani Airin ke rumah sakit.

Setelah mendapatkan izin, dia segera berlari cepat menuju mobil ambulan yang sudah ada Airin di dalamnya.

Dia berdo'a agar tidak terjadi apa-apa dengan Airin. Dia sangat khawatir dengan keadaan Airin sekarang.

Ambulan yang mereka tumpangi sudah memasuki halaman rumah sakit. Semua tenaga medis keluar menarik brankar Airin untuk di bawa ke dalam ruang ICU.

Sementara Davi hanya diam berdiri menatap Airin dari balik pintu ruangan ICU.

Dia duduk di ruang tunggu dengan keadaan cemas. Sesekali dirinya mengusap keringat yang ada di wajahnya.

Cklek...

Pintu ICU terbuka menampilkan perempuan berpakaian dokter.

Perempuan itu menoleh ke sekelilingnya mencari keberadaan seseorang.

"Apakah anda keluarga nona Airin?" Tanya dokter itu.

Davi menggeleng pelan, "Bukan dok, tapi saya temannya satu pekerjaan."

"Dimanakah keluarga pasien?"

Davi menggeleng lagi, "Sa-saya juga tidak tau dok, karena kami kenal hanya saat di tempat kerja."

"Baiklah kalau begitu."

"Maaf apakah anda nona Davi?" Sahut perawat yang baru saja keluar menemui Davi dan dokter perempuan itu.

Davi mengangguk cepat, "Iya, saya Davi."

"Pasien sudah sadar dan ingin bertemu dengan anda." Sambung perawat itu.

Davi berjalan memasuki ruang ICU, dia menatap nanar tubuh Airin yang terbaring lemah dengan oksigen di hidungnya.

"Davi." Panggil Airin pelan.

Davi meneteskan air matanya menatap Airin yang masih tersenyum kepadanya.

"I-iya Rin." Jawab Davi sedih.

Dokter perempuan tadi masuk menghampiri mereka berdua. Dia menjelaskan kondisi Airin sekarang.

"Maaf nona Airin, kondisi kehamilan yang rentan membuat nona Airin mengalami kram perut."

Penjelasan dokter itu seketika membuat Davi dan Airin melotot terkejut.

"A-apa dok? Sa-saya hamil?" Tanya Airin gugup.

Dokter itu tersenyum, "Benar nona, anda hamil dan sekarang kandungan anda sudah berjalan dua belas minggu."

"Tu-tunggu, dua belas minggu berarti berapa bulan dok?" Tanya Davi penasaran.

"Tiga bulan nona." Jawab dokter itu heran.

Davi membulatkan matanya tidak percaya. Karena sudah tiga bulan sejak dia memberikan minuman itu kepada Airin.

A-apa dia meminumnya dan terjebak dengan salah satu tamu di hotel? - Batin Davi.

Airin menangis sesenggukan mendengar kenyataan dari dokter itu. Inilah yang dia takutkan sudah terjadi.

Mengandung anak di luar nikah dari laki-laki yang tidak dia kenal. Bahkan laki-laki itu tidak bertanggung-jawab dengan Airin setelah melakukan hubungan intim dengannya.

Laki-laki itu malah memilih pergi meninggalkan dirinya yang masih terlelap akibat efek obat perangsang dalam minuman itu.

Airin bingung harus bagaimana, karena dirinya mengandung bukan anak dari Assandi.

Dirinya tidak bisa pulang kembali ke negaranya dengan menunjukkan perutnya yang membesar karena hamil.

Apalagi harus menunjukkan seorang anak yang bukan merupakan keturunan dari keluarga suaminya itu.

1
DewiNurma28
Sudah di up, ditunggu ya karena baru aku upload.
Mong Imach
kapan up lagi thour udah gk sabar nunggu kelanjutan nya
DewiNurma28
siappp kak, terima kasih supportnya 🥰
DewiNurma28
Coba di Refresh kak.
xiao xiao bai
sumpah thorr aku baca dari awal sampai saat ini nyesek pokoknya lanjut lagi thorr dan tetap semangat update nya
DewiNurma28: Authornya juga nyesek pas ngetik 😭

terima kasih supportnya kak, ditunggu bab selanjutnya ya 🥰😍
total 1 replies
Marifatul Marifatul
😭😭😭
risa Muawenah
lanjut thorr
DewiNurma28: siapp, ditunggu updatenya ya.

Terima kasih sudah menyukai karyaku 😍🥰
total 1 replies
DewiNurma28
Karya yang sangat luar biasa.
Kisah cinta yang cuek tetapi sebenarnya dia sangat perhatian.
Alurnya juga mudah dipahami, semua kata dan kalimat di cerita ini ringan untuk dibaca.
Keren pokoknya.

The Best 👍
Elain
Terima kasih penulis, masterpiece!
DewiNurma28: Terima kasih kak 🙏 ditunggu part selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!