Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?
ikuti kisah selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hingga Lupa Diri
"Kamu kenapa sih Mik?" Ali masih dengan rasa penasarannya.
Segera ia membalik tubuh Mika. Tampak wajah Mika banjir oleh air mata.
Wajah cantiknya setelah dipoles dengan sedikit make up harus terkena tetesan air matanya.
"Zaki nggak ada kabarnya Bang, padahal tadi dia mengajak aku malam mingguan." Rengek Mika pada Ali yang mengusap air mata diwajah Mika.
"Ya ampun, kok bisa?" Sahut Ali sedikit mengernyitkan dahinya.
"Aku juga nggak tahu. Tadi pagi dia chat aku katanya malam ini mau pergi. Terus mau jemput aku sehabis isya. Tapi sampai sekarang nggak ada kabarnya. Bahkan ponselnya nggak aktif sama sekali." Mika menjelaskan dengan sedikit sesenggukan.
Ali bisa memaklumi bagaimana perasaan Mika saat ini.
Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Itu adalah hubungan mereka. Ia tidak ingin terlampau jauh mencampuri hubungan mereka.
"Ya sudah. Kamu mau pergi? Sama aku mau?" Bujuk Ali mencoba menawarkan supaya Mika tidak terus berlarut dalam kesedihannya.
"Nggak mau, ini sudah kemalaman aku sudah malas." Sahut Mika sewot.
Ali hanya menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napas panjangnya.
"Kamu pikirkan dulu, aku mau mandi. Kalau kamu berubah pikiran mau pergi buat sekedar menghilangkan bete, panggil saja aku dikamar ya. Aku mau mandi, sudah lengket banget."
Ali segera berdiri dan segera keluar dari kamar Mika.
Mika masih memikirkan perkataan Ali.
Apakah ia menerima ajakan Ali saja atau tidak. Kalau tidak sungguh ia akan merasakan bete, malam minggu diwaktu liburannya tidak ada kesannya sama sekali.
Hanya dirumah saja, sungguh tidak mengasyikan.
***
Ponsel Zaki habis baterai. Ia baru menyadarinya. Dan kini waktu sudah menunjukan pukul setengah sepuluh malam. Ia ternyata sedang berada dirumah Alexa, menjelang maghrib tadi Zaki mengantarkan Alexa pulang kerumahnya.
Namun ia mendapati ternyata keluarga Alexa terpaksa harus keluar kota mendadak karena ada keluarganya yang sedang masuk rumah sakit.
Alexa harus berdiam diri dirumah.
Saat Zaki hendak pulang, ternyata listrik di rumah Alexa padam. Rumah-rumah disekitarannya pun turut padam. Rupanya mati listrik secara keseluruhan.
Karena Alexa takut akan kegelapan, apalagi ia juga sendirian. Ia menyuruh Zaki untuk menemaninya sampai listrik kembali menyala.
Hari semakin larut malam, Zaki melihat pada jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
"Lex, sampai jam berapa ini listrik padamnya?" Tanya Zaki yang sudah tidak sabar ingin segera menghampiri Mika, karena ia sudah berjanji akan mengajak Mika pergi.
"Kurang tahu kak, biasanya sih nggak lama."
Jawab Alexa dengan rasa tidak enak.
Zaki tidak menjawab lagi. Sepertinya ia sudah sangat badmood.
Tidak lama kemudian hujan turun dengan sangat deras. Suara petir saling bersahutan dengan kencang.
Membuat Alexa semakin takut. Hujannya disertai angin membuat air tampias ke teras rumah Alexa.
Zaki yang sedang duduk di teras terkena cipratan air hujan hingga sebagian pakaiannya menjadi kuyup.
"Kak, tunggu di dalam saja. Aku sudah pasang lilin buat penerangan. Nanti pakaian kakak malah makin kuyup." Alexa menawarkan kepada Zaki untuk menunggu di dalam rumah saja.
Zaki tidak menjawab. Namun ia segera beranjak dan masuk ke dalam rumah.
Suara petir semakin keras, angin bertiup dengan kencang.
Zaki membuka jaketnya, terlihat ia menggunakan kaos berwarna hitam polos.
Suhu menjadi semakin dingin, angin terus bertiup membuat bulu-bulu menjadi meremang.
"Lex, ada air panas? Bisa tolong buatkan aku kopi atau teh? Aku ingin minum yang panas-panas. Cuacanya mulai dingin." Pinta Zaki pada Alexa. Alexa mengangguk dan segera berjalan ke arah dapur dengan menggunakan lampu emergency yang jauh lebih terang dibandingkan lilin.
Setelah Alexa membuat secangkir kopi dan segelas teh hangat, ia membawanya ke arah Zaki dan mempersilahkan untuk meminumnya.
"Ini kak, terserah mau minum yang mana. Aku buatkan kopi dan teh." Alexa meletakkan kopi dan teh nya di atas meja.
Alexa menemani Zaki duduk di ruang tamu.
Sofa panjang empuk abu-abu telah diduduki Zaki dan Alexa.
"Lex, kok dingin banget ya?" Ujar Zaki sambil mengambil secangkir kopi panas.
"Kakak kedinginan?" Tanya Alexa.
"Aku nggak tahan dingin Lex." Jujur Zaki pada Alexa.
Benar saja Zaki menjadi menggigil kedinginan. Melihat Zaki seperti itu Alexa tampak kebingungan.
"Dingin banget ya, kak?" Tanya Alexa. Diikuti anggukan dari Zaki.
"Lex, boleh minta bantuannya?"
"Apa kak?"
"Tolong lebih merapat Lex, supaya lebih hangat. Atau aku pinjam selimutnya boleh?" Ucap Zaki kemudian. Alexa menjatuhkan rahangnya, ia agak kaget Zaki menyuruh untuk dirinya merapatkan tubuhnya pada Zaki.
Alexa segera mengambil selimut di kamar nya. Balik dari kamarnya ia telah membawa selimut bulu tebal dan segera mengenakannya pada tubuh Zaki.
Saat mengenakannya, seketika Zaki menarik tubuhnya hingga akhirnya Alexa berada dipangkuan Zaki. Kemudian Zaki menutup tubuhnya dan tubuh Alexa menggunakan satu selimut yang sama.
"Maaf Lex, aku minta kamu tetap berada diposisi ini. Supaya ada rasa hangat." Zaki mengucapkan dengan entengnya.
Alexa melongo melihat aksi yang diberikan oleh Zaki membuat ia semakin terbuai berada dalam pangkuan Zaki.
Ia tidak menyangka bahwa cowok yang sedang ia incar malah memberikan umpan balik dengan banyak sentuhan seperti ini.
Alexa tidak sanggup menolaknya, ia cukup menikmatinya. Kesempatan tidaklah datang untuk kedua kalinya.
Dalam pangkuan Zaki, Alexa melirik ke arah mata Zaki.
Tidak sengaja Zaki menangkap lirikan dari Alexa.
Wajah mereka menjadi sangat dekat.
Keduanya merasakan jantung yang berdebar-debar. Mereka menjadi canggung.
Zaki menatap lekat Alexa. Begitu juga sebaliknya dengan cahaya minim dari lilin.
Datanglah setan mengganggu mereka.
Zaki mendekatkan b*birnya pada b*bir Alexa, ia mel*mat lembut b*bir sahabat kekasihnya tanpa dosa.
Mendapat serangan dari Zaki membuat napas Alexa semakin memburu cepat.
Alexa merespon lum*tan Zaki dengan gejolak yang membara. Ia merubah posisinya duduk dipangkuan Zaki menjadi posisi menghadap ketubuh Zaki.
Zaki mel*mat b*bir Alexa dengan liar. Hingga tombaknya mengeras karena sedang tertindih oleh milik Alexa yang hanya dihalangi oleh celana Alexa pendek dan celana panjang Zaki.
Alexa meraba wajah Zaki hingga merambat ke belakang tengkuk milik Zaki.
Sambil sesekali mengusap rambut Zaki.
Kini suhu sedingin apapun tidak dirasakan oleh Zaki.
Yang Zaki rasakan adalah kenikmatan bersama Alexa.
Kenikmatan yang tidak sengaja ia dapatkan mumpung ada kesempatan.
Zaki menyibakkan selimutnya, dan berdiri menggendong Alexa masih dengan posisi berpangkuan saling berhadap-hadapan. Mereka masih saling mel*mat dengan gejolak membara.
Zaki berjalan mengarahkan tungkainya menuju kamar milik Alexa yang sedikit diberikan penerangan lilin remang-remang.
Ia duduk di pinggir ranjang milik Alexa, masih dengan berci*man dari mel*mat hingga menjadi ci*man liar.
Hujan semakin deras dan hari semakin malam. Suasana menjadi sepi dan tidak ada satu pun orang yang berani berlalu lalang.
Ci*man Zaki turun sampai ke leher jenjang Alexa, Alexa mendongak keatas agar memberikan jalan untuk Zaki supaya lebih leluasa dalam menikmati lehernya.
Alexa menyodorkan gunung kembarnya, hingga membuat Zaki terpana dan tidak bisa menolaknya.
Dibukalah baju Alexa hingga tampak bra menutupi bagian bukit kembar montoknya.
Tanpa berpikir panjang, Zaki langsung membuka pengait pelindung gunung kembar.
"Aku buka ya." Pinta Zaki pada Alexa. Alexa mengangguk pelan.
Setelah terbuka, Zaki bisa melihat bukit kembar montok nan besar. Kalau dilihat dari kasat mata, sepertinya ukuran milik Alexa lebih besar dari milik Mika.
Tangan Zaki menyentuh bukit kembarnya. Ia remas dengan lembut dan sesekali menghisap halus.
"Aahhhhhh... Enak kak." Desahan Alexa membuat Zaki semakin membara.
Zaki kemudian memutar badannya, dan segera membaringkan tubuh Alexa. Zaki membuka kaos nya dan hanya tinggal menggunakan celana panjang saja.
Zaki menindih tubuh Alexa dan menc*um kembali b*bir Alexa, dilanjutkan menc*um leher dan sampai ke bagian dada montoknya.
Ia meremas dan menghisap puti*g Alexa dengan sentuhan gigitan yang membuat Alexa mendesah.
"Aaahhhh kak enak." Alexa mendesah lagi.
"Boleh kah aku menikmati yang lain?" Izin Zaki pada Alexa. Tanpa aba-aba Alexa segera membukan celana pendeknya, dan terlihat celana dalam saja.
Kemudian Alexa dengan cepat membuka celana panjang milik Zaki yang masih terhalang oleh ikat pinggang.
Terlihat tombak Zaki sudah mengeras dan membulat dibalik celana yang sedang Alexa lepaskan.
Setelah terlepas, tampak Zaki hanya menggunakan celana dalam saja.
Keduanya berguling-guling diatas kasur yang lebar.
Dengan suasana remang dan sepi, hujan masih terus saja tidak berhenti malah semakin deras, hanya mereka saja yang didalam rumah membuat keduanya dapat melancarkan aksinya tanpa ada gangguan sedikit pun.
"Lex, kamu mau bantu memuaskan aku?" Tanya Zaki yang sudah berada di depan lub*ng Alexa.
"Iya kak, aku mau." Jawaban Alexa membuat Zaki semakin berani untuk menjamah setiap inci tubuh Alexa.
Zaki membuka celana dalam Alexa, disusul ia membuka celana dalam nya sampai terlihat tombak nya berdiri tegak panjang dan besar.
Melihat itu, membuat Alexa bangun dan segera menyentuh milik Zaki.
Ia menyentuhnya dengan pelan dan langsung men*ulum tombak Zaki dengan rakusnya.
Zaki belum memberikan aba-aba namun tampaknya Alexa sudah cukup mahir dalam bidang ini.
"Kamu sudah pernah, Lex?" Tanya Zaki sambil mengusap pucuk kepala Alexa yang tengah memaju mundurkan kepalanya sambil men*ulum tombak Zaki.
"Sudah sering kak sama pacarku." Jawab Alexa dengan jujur.
Zaki tidak menjawabnya, ia merasa keenakan karena miliknya serasa disedot secara nikmat.
Alexa menyudahi men*ulum milik Zaki, Zaki kemudian mendorong tubuh Alexa hingga menjadi terlentang.
Zaki membuka paha Alexa, terlihatnya lub*ng kenikmatan membuat Zaki penasaran ingin merasakan nya.
Zaki mendekatkan wajahnya pada lub*ng Alexa, ia langsung menj*lat dan memainkan lidahnya pada milik Alexa.
"Aahhhhh enak banget, kak aaahhhh." Desah Alexa diiringi remasan tangannya pada sprei kasur.
"Kalau berhubungan kamu sudah pernah Lex?" Tanya Zaki kemudian.
"Pernah kak, tapi hanya baru beberapa kali saja." Alexa menjawab dengan wajah menggoda.
Mendapat jawaban Alexa, membuat Zaki semakin tertantang ingin merasakan berhubungan saat ini juga.
"Mau coba sama aku?" Tanya Zaki, dengan tatapan sedikit nakal.
Alexa tidak dapat membayangkan, cowok yang sedang ia incar sudah benar-benar masuk kedalam perangkapnya. Mimpi apa ia semalam bisa mendapatkannya dengan begitu cepat.
Alexa menarik tombak Zaki kemudian men*ulum nya untuk memberikan jalan pelicin. Setelah dirasanya sudah licin. Zaki segera membuka kedua kaki Alexa.
Tampak lub*ng kenikmatan berwarna kemerahan membuat Zaki ingin segera menusuknya.
"Sekarang kak, aku sudah nggak sabar." Ucap Alexa denga nada desahannya.
Zaki segera mengarahkan tombaknya pada bibir lub*ng Alexa. Ia tak langsung memasukannya, namun ia memainkan dan menggesek-gesekan terlebih dahulu.
Alexa menggeliat karena lub*ngnya sudah tersentuh oleh kulit tombak Zaki.
Ia sudah sangat tidak sabar ingin ditusuk oleh milik Zaki yang panjang dan besar.
"Buruan kak." Alexa sudah tidak sabar.
"Sabar, sayang." Jawab Zaki menggoda Alexa.
Zaki langsung menusukkan tombaknya ke dalam lub*ng Alexa.
Masih sangat sempit namun dinding liangnya sudah pernah dijebol oleh tombak lain, jadi tidak terlalu sulit untuk memasukannya.
"Aaahhh masukan lagi kak lebih dalam." Pinta Alexa yang sudah menggelinjang nikmat.
Zaki terus memasukan miliknya hingga akhirnya masuk kedalam.
Blessss....
"Aaahhhhh." Desah keduanya.
Zaki mengg*njot tubuh Alexa masih dengan tempo pelan.
Namun rupanya Alexa turut menggoyangkan pinggulnya untuk mengimbangi gerakan Zaki.
Sangat agresif sekali Alexa ini.
"Goyang lebih cepat kak, aahhhh." Perintah Alexa.
Zaki langsung mengg*njot dengan tempo cepat.
Kedua napas mereka memburu dengan nafsu membara.
Sambil mengg*njot Zaki menciumi bi**r Alexa dan sesekali meremas serta meny*su bukit kembar Alexa.
Keduanya sangat menikmati permainan ini.
Dua puluh menit sudah Zaki mengg*njot Alexa dengan posisi Alexa dibawah tindihan Zaki.
"Aaahhhh kak aku mau keluar kak." Desah Alexa.