menceritakan tentang pernikahan paksa antara Latifa siswi kelas 2 sma dengan Sandi seseorang yang sangat populer di kalangan kaum hawa. Sandi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di unkversitasnya.
akankah kehidupan rumah tangga mereka baik-baik saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rill Ridho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menguji keimanan dan kesabaran....
Mereka pun pergi menuju ke bawa dan melihat Santi dan Bram yang sudah ada di sana dengan Bram duduk di meja makan sedangkan Santi membantu pelayan menata makanan di atas meja makan.
"Mi, mau aku bantu?"tanya Tifa.
"kamu nggak capek, nak?"tanya Santi.
"Enggak kok, mi."jawab Latifa.
"Kalau gitu kamu susun piring sama sendoknya ya"Jelas Santi yang di anggukkan.
Latifa pun menata piring di atas meja beserta dengan sendok dan gelas. Setelah semuanya selesai mereka pun mulai makan bersama.
Tiba-tiba bel rumah berbunyi dan pelayan yang membukakan pintu, ternyata Raka yang datang.
"Wah... Kebetulan banget ya aku belum makan" ucap Raka tiba-tiba tanpa salam dan langsung duduk di sebelah Santi.
Semua orang hanya tersenyum melihat Raka, karena mereka sudah biasa dengan kebiasaan Raka yang memang sudah dianggap sebagai anak oleh keluarga Sandi.
Hanya Latifa yang kaget dengan hal itu, ia pun menoleh kearah Sandi. Merasa ada yang melihatnya Sandi pun menoleh kearah Tifa dan ia bisa melihat tatapan kebingungan di mata istrinya itu.
"Nanti gue jelasin"bisik Sandi, Latifa hanya mengangguk.
"Tadi kamu mampir ke kantor, nak?"tanya Bram.
"Iya pih... Terus langsung kesini" jawab Raka.
"Tadi papi ketemu sala klien, terus langsung pulang jadi nggak liat kamu di kantor"jelas Bram.
"Iya nggak apa-apa kok, pih. Lagian Raka bisa handle semuanya kok" jawab Raka dengan senyum.
"Oh iya ada pengantin baru nih" sambung Raka menoleh kearah Sandi dan Latifa.
"Makan tu nggak boleh ngomong, ntar keselek terus mati. Mau Lo mati mudah?!"ketus Sandi.
"Wiihhhh ... Kalem bro..." balas Raka dan membuat mereka semua tertawa dan melanjutkan makan malamnya.
Setelah selesai makan malam Bram dan Santi langsung pergi ke kamar untuk beristirahat. Sedangkan Sandi dan Raka memilih untuk bermain game terlebih dulu, Latifa yang merasa bosan nemenin mereka pun pamit untuk ke kamar terlebih dahulu.
"Kak Sandi .. Kak Raka... Gue ke kamar dulu ya, ngantuk" ucap Latifa kepada kedua cowok yang sedang asyik itu.
"Wahh... Kode tu San..." kata Raka ngawur.
"Kak Raka!!..." teriak Latifa yang melempar bantal sofa ke arah Raka.
"Eh... Iya iya... Gue cuma becanda aja kok, lagian sensi banget sih Lo, lagi isi ya Lo!"
jawab Raka terkikik dan menambah kemurkaan Latifa.
"Kak Raka... Bener-bener ya lu, ngomong sekali lagi . Gue sumpel tu mulut pake keset kaki!"kata Latifa kesal lalu ia naik ke lantai atas.
"Iya iya ... Santai dong Fa, nggak usah ngegas " teriak Raka tapi sudah tidak di tanggapi oleh Latifa yang sudah berlalu ke lantai atas.
Sandi hanya menggeleng melihat istri dan sahabatnya itu. Raka kembali fokus dengan gamenya.
"Woyyy udah ngapain aja sama istri Lo?.." tanya Raka di sela mainnya.
"Tidur..."jawab Sandi singkat.
"Wah gila... Gercep juga Lo, tapi wajar sih gue juga udah nebak kalau Lo gak bakal bisa nahan lama-lama sama Latifa... Secara yakan."jelas Raka yang membuat Sandi menoleh padanya dan kembali lagi kedepan.
"Pikiran Lo terlalu jauh... Gue belum apa-apain tu cewek." jawab Sandi dan itu berhasil membuat Raka kaget.
"What??? Gimana bisa San, lu masih normal kan?"tanya Raka tidak percaya dengan ucapan Sandi.
"Bangke lu, ya normal lah. Gue pengen dia yang minta duluan ke gue.."jelas Sandi.
"Alahhhh lagak lu... Gimana kalau dia nggak minta-minta?" tanya Raka.
"Saran gue, mending Lo pepet deh lagian udah halal juga kan beda sama yang kemaren. Kalau gue jadi Lo ni ya, gue nggak akan kasih kendor tu bini "sambung Raka. Dia nggak habis pikir kalau Sandi masih mementingkan egonya dan Raka berusaha membuat Sandi mengerti.
"Terus rencananya kapan mau Lo lakuin?"tanya Raka penasaran.
"Tc... Ngapain Lo tanya-tanya?" tanya Sandi heran.
"Ya biar gue bisa belajar dari Lo, buat pengalaman gitu" jawab Raka ngasal dan sambil cengengesan.
"Anak kayak Lo ngomong belajar?"kata Sandi menggeleng jengah.
"Ya kan gue masih polos San, jadi Lo maklumi aja "jawab Raka cengengesan.
"Iya polos, saking polosnya bukan cuma cewek tapi cowok juga Lo embat " sahut Sandi
"Sialan lu!!" umpat Raka melempar bantal sofa ke wajah Sandi.
***
Sandi dan Raka main game sampai jam 12 malam. Sandi yang sudah merasa ngantuk pun memutuskan untuk pergi meninggalkan Raka yang masih asyik bermain.
"Eh San, mau kemana Lo?"tanya Raka.
"Mau tidur lah, mau kemana lagi"jawab Sandi.
"Tak elah, bentaran lagi. Ini masih nanggung,San."
"Bodoh amat, gue ngantuk. Bye!" tanpa memperdulikan panggilan Raka, Sandi masuk kedalam kamar.
Setiba dikamar ia di kejutkan dengan posisi tidur Latifa.
"Ini cewek bener - bener menguji keimanan dan kesabaran banget deh..."gumamnya sambil mengusap pelipisnya.
Sambil menggeleng Sandi masuk ke kamar mandi, malam ini lagi-lagi ia harus mandi air dingin.
"Kok bisa sih gue mudah banget sange cuma gara-gara liat dia tidur telentang gitu" kata Sandi di sela mandinya.
Setelah selesai mandi dan semuanya kembali normal. Sandi ikut berbaring di sebelah Latifa, ia menatap wajah polos gadis itu yang sedang tertidur lelap.
"Bisa-bisanya gue nikah sama ni bocah" gumamnya tersenyum.
Sebelum tidur tidak lupa Sandi mengecup pipi dan mengucapkan kan selamat tidur pada sang Istri.
Walau pun ini pernikahan terpaksa, tapi Sandi tidak mau menjalaninya dengan terpaksa. Ia akan mencoba untuk menjalani semuanya dengan sungguh-sungguh.
***
Pagi harinya, Latifa mengerjakan matanya perlahan. Ia merasakan tubuhnya sangat susah digerakkan.
"Kenapa ini, kenapa gue nggak bisa gerak?" panik Tifa, dengan perlahan ia menoleh kesamping. Dan benar saja, ia menemukan Sandi ya g sedang tidur sambil memeluk tubuhnya.
"Pantesan berat," gumam Tifa. Ia menatap wajah Sandi.
"Tampan" ucapnya pelan, spontan keluar dari mulutnya.
"Ia gue tahu, gue tampan" balas Sandi yang sudah bangun dari kapan.
"Kepd-an"balas Latifa.
Sandi tersenyum dan mengeratkan pelukannya.
"Ihhh... Kok makin kencang sih kak pelukannya, lepaskan gue mau ke kamar mandi." ucap Latifa.
"Nanti saja, masih nyaman" Sandi mencium pipi Latifa.
"Morning kiss"ucapnya.
"Kak ini masih pagi banget lohh... Jangan memancing keributan ya, mending sekarang lo lepasin gue!"seru Latifa.
"Nggak mau! Jangan durhaka jadi istri, Lo mau masuk neraka gara-gara gak mau dengerin permintaan suami" balas Sandi.
"Sial, kenapa dia selalu bawa-bawa agama sih " umpat Latifa dalam hati, karena takut ia terpaksa diam tak berkutik.
Melihat reaksi gadis itu, Sandi pun tersenyum menang.
" Kalau nurut gini, Lo makin cantik aja" bisik Sandi.
...----------------+TBC+----------------...