Dalam kehidupan sebelumnya, Xin Yi tidak pernah mengerti. Mengapa Gu Rui, yang disebut sebagai Putri satu-satunya keluarga Gu, selalu membidiknya.
Selalu merebut apa yang jadi miliknya, dan berusaha mengalahkan nya disetiap hal yang ia lakukan.
Tidak sampai suatu hari, Xin Yi menemukan catatan lama ibunya.
Dia akhirnya mengerti, bahwa yang sebenarnya anak kandung Tuan Gu adalah dirinya...
" Xin Yi, matilah dengan tenang dan bawa rahasia itu terkubur bersama tubuhmu. "
Gu Rui membunuhnya dengan kejam, merusak reputasinya, mencuri karya miliknya, dan memfitnah nya sebagai putri palsu yang hanya ingin menipu harta ayahnya.
....
" Tunggu, jadi maksudnya aku adalah Xin Yi itu sekarang.. "
Xi Yi, seorang pemenang penghargaan aktris terbaik selama lima tahun berturut-turut.
Harus kehilangan nyawanya akibat ditikam sampai mati oleh fans fanatiknya.
Dia kemudian terlahir kembali sebagai Xin Yi didunia yang lain.
Dia adalah seorang aktris, mampukah dia berubah menjadi Xin Yi Idol.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 : Awal Baru di Keluarga dan Survival Show
Xin Yi masih berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya di rumah keluarga misterius ini. Setelah liburan di Villa Gu, dia kembali ke rumah yang diklaim sebagai tempat tinggalnya. Rumah itu cukup besar, dengan dekorasi sederhana namun elegan, mencerminkan selera ayahnya yang tampaknya seorang seniman.
Pagi itu, saat dia duduk di meja makan, ayahnya, Yang Wei, tersenyum padanya sambil menyajikan steak yang baru saja dimasak.
“Adik kecil, kau makan dengan baik, ya? Kakak-kakakmu akan segera pulang. Mereka pasti senang bertemu denganmu,” katanya penuh semangat.
“Kakak-kakak?” tanya Xin Yi dengan nada bingung.
“Ya, kau punya tiga kakak laki-laki. Mereka semua idol terkenal. Kau tahu, mungkin itu sebabnya kau ingin menjadi idol juga,” jawab Yang Wei dengan tawa kecil.
Xin Yi menatapnya, mencoba mencerna informasi ini. Kakak laki-laki? Idol? Dia ingat dalam naskah novel, keluarga Xin Yi memang memiliki perusahaan rekaman kecil bernama Yang Record, dan keluarga ini adalah alasan utama mengapa Xin Yi asli terobsesi menjadi idol.
“Setidaknya ini sesuai dengan latar novel,” pikirnya. Namun, dia masih bertanya-tanya, bagaimana dia bisa menjadi bagian dari keluarga ini? Apakah mereka benar-benar baik, atau ada sesuatu yang tersembunyi?
---
Menjelajahi Studio Musik Ayahnya
Setelah sarapan, Yang Wei mengajak Xin Yi ke studio mini miliknya di rumah. Studio itu kecil namun dilengkapi dengan alat-alat musik modern.
“Kau tahu, dulu kau sering menyelinap ke sini untuk mencoba alat musik. Kau bahkan pernah bilang ingin menjadi musisi,” kata Yang Wei sambil menunjuk piano di sudut ruangan.
Xin Yi tersenyum canggung. Dia tidak ingat pernah melakukannya, tapi dia memutuskan untuk mencoba bermain. Sebagai seorang aktris, dia sering diminta menyanyikan soundtrack untuk drama yang dia bintangi, tetapi bermain alat musik adalah hal baru baginya.
Dia duduk di depan piano, menekan beberapa tuts dengan hati-hati. Nada sederhana mulai mengalir, dan dia merasa sedikit lebih percaya diri. Ayahnya mengawasinya dengan bangga.
“Kau punya bakat, Adik. Teruslah berlatih, kau akan membuat kakak-kakakmu bangga,” katanya.
Xin Yi mengangguk. Dia memutuskan untuk menggunakan waktu ini untuk belajar lebih banyak tentang musik, sesuatu yang akan membantunya dalam survival show nanti.
---
Hari Rekaman Gambar Awal di Studio TV
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Xin Yi berangkat ke studio TV untuk rekaman gambar awal survival show. Ketika dia sampai, suasana di sana penuh dengan energi. Para peserta lain sibuk mempersiapkan diri, beberapa terlihat gugup, sementara yang lain berbicara dengan percaya diri.
Xin Yi menarik napas dalam-dalam dan melangkah masuk. Dia tahu, di sinilah segalanya akan dimulai.
Sesi Wawancara Awal
Setelah bersiap-siap, giliran Xin Yi untuk wawancara. Produser acara, Zhao Wei, memandangnya dengan penuh perhatian. Dia sudah mendengar desakan dari Fang Yin, ibu Gu Rui, untuk mengeliminasi Xin Yi di babak awal, tapi dia juga tahu bahwa wajah Xin Yi terlalu komersial untuk diabaikan.
“Xin Yi, kau terlihat sangat tenang. Apa yang membuatmu memutuskan untuk mengikuti acara ini?” tanya Zhao Wei dengan nada ramah.
Xin Yi tersenyum lebar. “Saya ingin menantang diri sendiri. Menjadi seorang idol adalah sesuatu yang selalu saya impikan.”
“Bagaimana dengan gosip yang sering mengaitkanmu dengan aktor terkenal? Apakah itu memengaruhi karirmu?” tanya seorang pewawancara dengan nada tajam.
Xin Yi menahan diri untuk tidak menghela napas. Sebagai aktris, dia sudah terbiasa dengan pertanyaan menjebak seperti ini. Dia tersenyum dan menjawab, “Gosip adalah bagian dari dunia hiburan. Yang penting adalah bagaimana saya tetap fokus pada pekerjaan saya.”
Jawabannya yang tenang membuat pewawancara terdiam, sementara Zhao Wei tersenyum kecil.
Gu Rui, yang berdiri di sudut ruangan, merasa semakin kesal. Dia mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada ibunya.
Gu Rui: “Bu, Xin Yi menjawab semua pertanyaan dengan baik. Dia membuatku terlihat buruk.”
Fang Yin: “Tenang saja, Rui. Produser sudah berjanji akan mengeliminasi dia. Kau hanya perlu menunggu.”
---
Berkenalan dengan Peserta Lain
Setelah wawancara, Xin Yi mulai berinteraksi dengan peserta lain. Dengan sikapnya yang ceria dan ramah, dia dengan cepat menarik perhatian. Beberapa peserta bahkan mulai menyukainya, meskipun ada yang merasa iri dengan popularitasnya yang alami.
“Xin Yi, kau sangat berbakat. Aku tidak sabar untuk melihat penampilanmu,” kata salah satu peserta.
“Terima kasih. Aku juga ingin belajar dari kalian semua,” jawab Xin Yi dengan tulus.
Namun, di sisi lain ruangan, Gu Rui memandangnya dengan tatapan tajam. Dia merasa semakin tersingkir oleh kehadiran Xin Yi.
---
Diskriminasi di Balik Seragam
Saat para peserta diminta mengganti seragam, Xin Yi menyadari bahwa seragamnya berbeda dari yang lain. Seragamnya berwarna putih dengan aksen emas, sementara peserta lain mengenakan seragam biru sederhana.
“Kenapa seragamku berbeda?” tanyanya pada salah satu staf.
“Produser ingin kau menonjol,” jawab staf tersebut dengan senyum kecil.
Xin Yi merasa bingung. Apakah ini cara produser untuk membuatnya terlihat istimewa, atau ada maksud lain?
Saat dia berjalan ke ruang latihan, dia bisa merasakan tatapan iri dari beberapa peserta. Tapi dia memutuskan untuk mengabaikannya dan fokus pada tujuannya.
---
Gu Lan dan Pertemuan di Balik Layar
Sementara itu, Gu Lan sedang berada di balik ruangan konferensi. Dia menyeruput kopinya sambil mendengarkan laporan dari sekretarisnya tentang acara survival show.
“Bagaimana persiapannya?” tanya Gu Lan.
“Semua berjalan lancar, Tuan Gu. Tapi ada satu peserta yang menarik perhatian banyak orang—Xin Yi,” jawab sekretarisnya.
Nama itu membuat Gu Lan terdiam. Dia masih belum menemukan informasi apa pun tentang Xin Yi, dan rasa penasarannya semakin besar.
“Pastikan kita terus mengawasi dia,” kata Gu Lan akhirnya.
---
Penutup Bab
Hari itu berakhir dengan Xin Yi duduk di ruang tunggu, merenungkan semua yang terjadi. Dia tahu ini baru permulaan, dan masih banyak tantangan yang harus dihadapinya.
Di tempat lain, Zhao Wei menatap layar monitor, memandang Xin Yi dengan campuran rasa kagum dan rasa bersalah. “Maafkan aku, Xin Yi. Tapi aku sudah berjanji pada Fang Yin,” gumamnya pelan.
Namun, di dalam hati, dia tahu bahwa mengeliminasi Xin Yi akan menjadi keputusan yang sulit. Wajahnya terlalu komersial, dan pesonanya terlalu besar untuk diabaikan.
---
Duh siapa itu kak, apa bakal ada penguntit dirumah xin yi?