Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?
ikuti kisah selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Minggu Kelabu
Ting!
Ada pesan masuk di ponsel Zaki.
(Alexa: Hai kak)
Zaki mengernyitkan dahinya, bertanda tanya ada apa Alexa siang-siang begini sudah mengirim pesan.
(Zaki: Kenapa Lex, lagi apa kamu?)
(Alexa: Lagi bete Kak, aku lagi berantem sama cowokku)
(Zaki: Loh memang ada masalah apa?)
Tanya Zaki sedikit penasaran.
(Alexa: Aku sebel, cowokku sudah janji nanti sore mau ajak aku nonton film yang lagi viral, eh dia ngebatalin begitu aja katanya ada mau antar mama nya pergi ke rumah tantenya)
(Zaki: Oh jadi masalahnya itu. Memang nggak ada teman lain yang bisa kamu ajak nonton?)
(Alexa: Nggak ada kak, makanya aku bete)
(Zaki: Ya sudah, terus maunya gimana? Ada yang bisa aku bantu Lex)
Zaki menawarkan bantuan, membuat Alexa menjadi berpikir secara tidak sehat.
(Alexa: Aku bingung kak, kakak mau nggak temani aku nonton?)
(Zaki: Wah gimana ya Lex, aku nanti malam sudah ada janji sama Mika, mau pergi)
(Alexa: Oh tapi malam kan Kak? Aku kan minta temani nya sore)
Zaki tampak memikirkannya.
Ia berniat untuk membantu teman pacarnya yang sedang sedih.
(Zaki: Ya sudah kalau begitu, jangan sampai malam ya Lex)
Alexa berjingkrak-jingkrak kegirangan. Karena cowok yang sedang ia incar akhirnya masuk dalam perangkapnya.
(Alexa: Okay kak, santai. Thanks ya kak)
***
Mika sedang memilih-milih pakaiannya untuk ia kenakan di malam nanti.
Ia akan bermalam minggu dengan Zaki.
Iya sangat mencintai Zaki, namun ternyata hatinya menyayangi sepupunya, Ali.
Kegalauan yang terus ia pikirkan hingga detik ini.
Terlebih ketika Ali berdekatan dengan Janice, ia merasakan ada sesuatu yang membuat hatinya sakit seperti disayat-sayat oleh pisau.
Entah apa yang ia rasakan, mungkin cemburu.
Tok..
Tok..
Tok..
"Mika, ayo kita makan dulu. Tante sudah selesai masak nih." Ajak Dian pada ponakan kesayangannya itu.
Mika segera melempar pakaiannya ke atas kasur, dan berjalan menghampiri tantenya.
"Iya tante, sebentar lagi aku turun ya. Makasih tanteku yang cantik." Jawab Mika yang kemudian memeluk gemas tubuh tantenya.
"Kamu sedang apa?" Tanya Dian pada Mika. Tidak sengaja matanya melihat banyak tumpukan pakaian di atas kasur.
"Hehehe aku lagi coba-coba pakaian tan, nanti malam aku mau pergi." Cengir Mika dengan khasnya.
"Malam mingguan ya? Pasti sama Zaki." Tebak Dian sedikit menggoda.
"Iya dong tan, memang mau sama siapa lagi. Kan pacar aku Zaki." Kembali Mika menyengir dengan tersipu malu.
"Pergi malam minggu nggak harus sama pacar tahu Mik, bisa sama yang lain. Puas-puasin mumpung masih muda hahahaa." Dian berbisik seraya menyuruh keponakannya untuk ngedate dengan banyak laki-laki.
"Ih, tante hahahhaaa." Mika hanya membalas dengan tertawa.
"Ya sudah, tante tunggu dibawah ya. Tante sendirian nggak ada temannya." Ujar Dian yang kemudian berjalan menuruni anak tangga.
"Okay tan!" Jawab Mika, ia membalikkan tubuhnya untuk menyisiri rambutnya dan segera meraih ponsel di atas meja.
Mika turun dan makan siang bersama dengan tantenya.
"Om Omar kemana tan?" Tanya Mika sambil mengendok nasi ke piring.
"Om Omar lagi pergi, ada seminar para pebisnis." Sahut Dian yang mengambilkan beberapa ayam goreng lalu diberikan kepada Mika.
"Oh enak kali ya Tan kalau jadi pengusaha, bisa bisnis dan banyak kolega." Mika membayangkan betapa enaknya menjadu seorang pengusaha.
"Semua pekerjaan sama Mika kalau ditekuni dengan ikhlas." Jawab Dian.
Mika mengangguk pelan.
"Kalau bang Ali kemana? Dia Dinas?"
Tanya Mika selanjutnya.
"Iya, dia Dinas pagi. Tadi saja hampir kesiangan." Jawab Dian sambil menyuapkan nasi kedalam mulutnya.
Mika tidak menjawab lagi. Ia mengingat kejadian semalam yang begitu panas. Berkat Ali ia bisa merasakan kenikmatan yang hakiki. Kenikmatan yang belum ia rasakan sebelumnya. Namun dinding pertahanan miliknya masih tetap terjaga. Ali tidak merusaknya.
Ali tahu cara menghargai Mika walau sering meminta imbalan sedikit rewards ke Mika.
Pasti Ali bangun kesiangan karna semalam di kamarnya.
Mika bergidik dan tersenyum simpul.
"Oh iya Mika, tante seperti nya akan ke Jogja deh." Ucap Dian kemudian.
"Kapan Tante? Sama Om Omar juga?" Jawab Mika terbelalak mendengar kata Jogja.
"Kemungkinan minggu depan Mik, sekalian Tante akan bertemu Hasan dan jenguk Nadhifa ke Pondok Pesantren. Tante kangen sama dua anak itu." Dian sedikit menitikan air matanya.
Mika yang menyadari itu segera mengusap halus punggung tangan milik Dian.
"Uh Tante, jangan sedih. Kan ada aku dan bang Ali yang selalu ada buat tante." Mika menggeser duduknya agar lebih rapat ke tantenya.
"Kamu saja di Asrama, jarang pulang lagi. Bisa dua minggu sekali baru nongol. Ali juga sama saja. Kalau sudah dinas keluar kota bisa berhari-hari bahkan sampai mingguan." Dian meluapkan emosinya karena sedih, semua nya sibuk dengan urusan masing-masing.
"Hehehee kan aku kuliah tante, nanti kalau sudah selesai, aku akan sering dirumah." Mika menghangatkan suasana.
"Benar ya?" Tanya Dian sedikit menodong.
Mika mengangguk cepat. Dan memeluk tante kesayangannya itu.
***
Disebuah Bioskop, Alexa dan Zaki telah duduk berdampingan.
Mereka tampak canggung, dan menjadi enggan berbicara.
Ternyata mereka menonton film horor dengan sedikit fantasi didalamnya.
Zaki dan Alexa masih aman-aman saja. Ketika adegan menyeramkan dan sound film yang menggelegar membuat bulu kuduk meremang, sontak Alexa langsung jatuh kepelukan tubuh milik Zaki.
Ia tidak sadar bahwa ia telah memeluk Zaki secara tiba-tiba.
Membuat Zaki ternganga.
"Maaf kak." Ucap Alexa dengan lirih dan sedikit mendongakkan wajahnya untuk bisa melihat wajah Zaki.
"Nggak apa-apa Lex." Zaki mengangguk dengan ekspresi canggung.
Alexa kembali ke posisi semula.
Lagi-lagi adegan lebih menyeramkan muncul, hingga semua menjerit ketakutan.
Alexa membenamkan kembali wajahnya ke dada bidang Zaki.
Menyadari itu Zaki langsung mengelus kepala Alexa dengan lembut.
Mendapat perlakuan seperti itu, Alexa menjadi nyaman dan salah tingkah.
"Aku takut Kak, boleh aku dengan posisi seperti ini?" Pinta Alexa memohon izin pada Zaki.
Dan lagi-lagi Zaki mengiyakannya. Malah Zaki merubah posisi melingkarkan tangannya dipinggang Alexa, membuat Alexa bersandar di dada bidang Zaki.
Hampir satu jam film diputar, muncul lah adegan yang membuat semua yang menontonnya terpana.
Bagaimana tidak dari adegan berc*uman, hingga menjadi adegan ranjang yang sangat liar dan sangat panas.
Pantas saja viral, ada adegan menantangnya juga.
Alexa mendongakkan wajahnya kearah Zaki.
Tidak sengaja Zaki juga melirik kearah Alexa.
Keduanya saling berpandangan.
Melihat adegan panas itu membuat tombak Zaki yang sedang bobo manis bangun perlahan-lahan.
Tidak sengaja Alexa menyenggolnya.
Suasana semakin panas, napas keduanya semakin memburu karna adegan dilayar besar menimbulkan suara-suara desahan yang membuat telinga para penonton terasa terjamah.
Zaki dan Alexa masih saling menatap. Entah mendapat dorongan dari mana, Alexa langsung berani mendekatkan wajahnya ke wajah Zaki.
Alexa mengecup bibir Zaki dengan perlahan, mendapat serangan kecil dari Alexa membuat Zaki semakin nafsu nya tidak tertahankan.
Zaki menyerang balik aksi dari Alexa. Bibir keduanya bersatu. Zaki mel*mat bibir Alexa dengan lembut. Hingga akhirnya saling bertukar saliva dan lidah mereka bertemu didalam sana.
Selagi ada kesempatan kenapa tidak?
Siapa sih yang akan menolak diberikan yang enak-enak.
***
"Ih, kenapa nomornya nggak aktif? Nggak ada kabar juga pula." Mika tampak kesal pada Zaki. Karena hari sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam.
Tidak ada kabar apapun dari Zaki.
Padahal ia sudah berdandan cantik layaknya princess.
Ia sudah siap untuk pergi dengan Zaki. Namun nomor Zaki tidak aktif.
Mika berteriak kesal, baru kali ini Zaki membuatnya kecewa.
Padahal tadi pagi Zaki menelpon dirinya untuk mengajak ngedate.
Jam terus berjalan menunjukan pukul sembilan malam.
Zaki tak kunjung ada kabar. Dihubungi pun susah.
Suara deru mobil masuk kehalaman rumah.
Mika melongok dari balik jendela, turun lah Ali masih lengkap dengan seragam dinasnya.
Mika kembali membanting tubuhnya ke kasur.
Ia menangis sesenggukan.
Hatinya sangat kesal. Liburannya kali ini tidak sesuai ekspetasi.
Malam minggu yang benar-benar kelabu baginya.
Ia ingin merasakan malam minggu bersama pacarnya seperti pasangan-pasangan yang lain.
Rumah sepi hanya ada dirinya dan Ali saja yang baru masuk kedalam rumah.
Dian ada acara pengajian dan Omar masih belum pulang dari pertemuan dengan para koleganya.
Ali menaiki anak tangga untuk masuk ke dalam kamarnya.
Ketika ingin memasuki kamarnya, ia melewati kamar Mika dan mendengar suara tangis Mika.
Segera Ali masuk ke dalam kamar Mika, ia melihat Mika sedang menangis sesenggukan dengan air mata yang sudah membanjiri wajah cantiknya.
"Mika? Kamu kenapa nangis."
Tak ada jawaban dari Mika.
"Heiii Mika, kamu kenapa?"
Ali mendekatkan tubuhnya dan duduk di pinggir kasur.
"Mikaa, Mikaa,,, " Ali menggoyang-goyangkan tubuh Mika.
"Kenapa sih Mik? Kenapa nangis?"