Di bawah lampu kerlap-kerlip euforia club, Rane, si Single Mom terpaksa menjalankan profesi sebagai penari striptis dengan hati terluka, demi membiayai sang anak yang mengidap sakit jantung.
Di antara perjuangannya, kekasih yang dulu meninggalkan dirinya saat hamil, memohon untuk kembali.
Jika saat ini, Billy begitu ngotot ingin merajut asmara, lantas mengapa dulu pria itu meninggalkannya dengan goresan berjuta luka di hatinya?
Akankah Rane menerima kembali Billy yang sudah berkeluarga, atau memilih cinta baru dari pria Mafia yang merupakan ipar Billy?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon malkist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Kata Madam, kau hanya sekedar menari, tanpa naik ke ranjang mereka, Rane."
Jadi, Billy berasumsi Dande adalah anaknya hanya karena alasan itu.
Sekarang, Rane yang sekarang tertawa dingin mengejek, mencoba sebisa mungkin untuk mengubur rahasia kebenaran Dande.
"Kau percaya begitu saja?"
Billy tertegun di tempat dengan perasaan bak di remas kuat.
"Aku wanita normal, Billy. Ada khilaf nya. Jika nap5u sudah menguasai, aku bisa apa?"
"Rane, sekali lagi katakan dengan jujur bahwa hanya aku yang pernah tidur dengan mu." Billy sangat berharap jawaban 'iya.'
Tapi, Rane menggeleng mengelak meskipun itu kebenaran nya, membuat darah Billy mendidih.
Sekonyong-konyong nya, Rane dihempaskan ke kasur membuat wanita itu terpekik.
"Kau mau apa?"
Insting Rane memberi sinyal bahaya.
"Billy, jangan macam - macam."
"Aku merindukan mu, Rane."
Oh tidak, suara Billy sudah sangat berat.
AKU HANYA SEKEDAR MENARI!
Rasanya, Rane ingin berteriak demikian, tapi ia takut jika Billy mendesak nya lagi tentang kebenaran Dande.
"Billy..." Rane tercekat dalam kungkungan Billy. "Jangan, ku mohon."
Shiiit...
Mata Rane yang berkaca-kaca sedih menyakiti Billy. Ia tak ingin melakukan nya dengan keadaan Rane terpaksa.
"Kenapa kau melarang ku menyentuh mu?"
Jika jawaban Rane tak masuk akal, Billy tidak akan mengampuninya.
'Katakan kalau Madam tak berbohong.'
Jawaban itu yang sangat ditunggu oleh Billy.
"Jawaban mu menentukan, Rane." Billy semakin kuat menaruh beban nya di atas Rane, membuat wanita itu sedikit susah bernafas.
"Ka-karena... Karena aku sedang datang bulan."
Billy tidak percaya begitu saja alasan Rane. Tanpa ba bi bu, Billy menguasai bibir itu. Lembut nan dalam dengan tangan bermain ke titik titik sensitif Rane.
"Hempp..." Sebisa mungkin Rane memberontak, tapi kekuatan nya di bawah himpitan Billy tidak ada apa apanya.
Rane gagal menahan tangan Billy yang menyelusup ke bawah.
Setelah memastikan, Billy baru memberi jarak dengan melepas bibirnya. "Kau berbohong, Rane. Kau tak datang bulan."
Rane mengumpat dalam hati. Alasan konyol nya langsung dipatahkan oleh Billy.
"Fine, aku berbohong!"
Kali ini, Rane berhasil menggulingkan Billy ke samping. Tapi, sebagai gantinya, ia justru tertarik oleh Billy sampai posisinyalah yang di atas dengan kedua pinggang nya di tahan Billy agar tak bisa ke mana mana.
"Billy, lepaskan aku."
"Aku rindu dengan posisi ini. Kau dulu suka bermanja-manja di dada ku. Kenapa sekarang tidak bisa sementara aku masih mengijinkan mu, Sayang."
Yaak, brengsek. Billy justru mengingatkan masa lalu yang sebisa mungkin Rane kubur dalam dalam.
"Jangan menggertakkan gigi marah. Kau justru terlihat menggoda ku jika seperti itu."
Geram dengan candaan Billy yang tak tahu waktu, Rane mencubit Billy kesal.
"Hais, sakit Rane."
"Makanya, lepaskan aku. Kau harus ingat, kita sekarang bukan lagi sepasang kekasih. Kau sudah memutuskan hubungan itu. Lupa?"
Billy kian menekan tubuh Rane di atas nya alih-alih melepaskan. "Keadaan ku terpaksa waktu itu. Tapi sekarang, aku tidak akan peduli dengan tekanan orang lain lagi. Cukup tujuh tahun aku kehilangan mu karena kebodohan ku. Aku tak mau lagi jauh jauh dari mu."
Bayangan Sia yang ingin bunuh diri kembali menghantui Rane. Sebagai perempuan yang berhati, Rane tak mungkin tega menyakiti sesama perempuan dengan menerima kembali Billy di sisi nya.
"Mari tuntaskan malam ini sebagai seorang pel4cur dan penyewa."
Rane tidak punya cara lain harus dengan omongan apalagi untuk mengelak tentang kebenaran Dande, selain melempar tubuhnya dikuasai oleh Billy. Jika pelanggan itu bukan Billy, sebisa mungkin ia mempertahankan harga diri nya untuk tidak naik ke ranjang seseorang, tapi ini adalah Billy... Billy yang banyak tahu tentang nya. Billy yang curiga tentang Dande.
"Rane, aku kecewa pada mu. Aku kira Dande benar - benar anak ku," batin Billy dalam ciuman yang di dominasi oleh Rane.
....
"Pulang lah!" Selesai melakukan hubungan, Billy bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. "Satu pekan kau bebas menemani Dande di waktu malam nya. Dan sebisa nya, aku akan menyewa mu hanya untuk ku."
Suara Billy sangat dingin membuat perasaan Rane berkecamuk tak karuan.
"Rose, sudah selesai?" Ramos yang masih setia di depan pintu kamar hotel, terkesiap melihat Rane keluar. "Cepat sekali?"
"Kau ingin aku mati kelelahan sepanjang malam di dalam sana, hah?"
Galak amat.
"Ah, sudahlah. Kau pulang saja. Maaf barusan."
***
"Aku ingin membeli Rane. Seutuhnya agar bebas dari bar."
Bukannya pulang setelah bersama Rane, Billy justru mendatangi Madam.
"Hahahaha, Anda terlalu menggebu gebu, Tuan Billy. Aku jadi penasaran, siapa Anda sebenarnya yang begitu ngotot menginginkan Rane." Ah, Madam baru enggeh kalau pria di depannya mengetahui nama asli Rose. Itu pertanda, pria ini punya sesuatu yang perlu diketahui bukan?
"Kau tak perlu banyak tau. Katakan saja, berapa uang yang harus ku keluarkan untuk nya? 1 M atau lebih? Katakan saja!"
Wow, harga fantastis. Madam tergiur tapi ia juga tiba tiba mengingat Marc yang menurut nya lebih seram jika dikhianati.
"Ah, maaf. Bisa kah Tuan Billy datang satu bulan lebih satu Minggu setelah ini? Soalnya, satu bulan setelah Anda, ada seseorang yang sudah menyewa lunas jasa Rane."
Kepalan tangan Billy terkepal kuat di atas meja itu yang disaksikan oleh Madam.
"Aku tidak akan mengizinkan siapapun lagi menyentuh nya. Siapa pria itu?"
Madam bisa melihat api kemarahan di mata Billy.
"Dua M. Kau akan kehilangan kesempatan jika aku harus menunggu."
Aduh, Madam jadi bimbang ini? Dua M. Apa tidak sayang untuk di tolak? Hais, bagaimana jalan keluarnya tentang Tuan Marc?
"Putuskan! Hitungan sampai lima, kau akan kehilangan dua M ku. Satu, dua, tiga..."
Sialan, cepat sekali cara berhitung nya.
"Li__"
kasihan rane nanti