Dante, pria kejam yang hidup di dunia kelam, tak pernah mengenal rasa iba. Namun segalanya berubah saat ia bertemu Lea, gadis lugu yang tanpa sengaja menjadi saksi pembunuhannya. Lea, seorang guru TK polos, kini menjadi obsesi terbesarnya—dan Dante bersumpah, ia tidak akan melepaskannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
"SIALAN!"teriak dante.dia menendang meja dengan sangat keras,membuat meja itu terpental jauh.
"kenapa kalian membiarkan nya pergi membawa gadis itu,hah?!"bentak nya lagi dengan suara yang menggelegar. Membuat semua pengawal di sana gemetar ketakutan.
"ampun... Tuan..ampun..."ucap seorang pengawal yang di tugaskan menjaga pintu utama.
dante berjalan dengan tegap ke arah pengawal itu.
BUGH!
Dante meninju nya dengan sangat keras di bagian rahang nya,pengawal itu meringis menahan sakit yang luar biasa di bagian rahang nya.
"BODOH!"teriak nya tepat di telinga pengawal tersebut.
"argh....kalian semua bodoh!"umpat nya lagi dengan mengacak -acak rambut nya dengan prustasi.
"Dion!"lirih nya pelan,tangan mengepal kuat,rahang mengeras.
"siap kan mobil."ucap nya dengan berjalan tergesa-gesa ke arah luar,dengan cepat salah seorang pengawal mengejarnya sebelum dante mengamuk lagi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lia berdiri diam di ambang pintu, menatap Dion yang berdiri di samping Lea. Wajah adiknya terlihat begitu cerah, penuh kebahagiaan.
"Kak Lia!" seru Lea, suaranya dipenuhi kegembiraan. Ia segera berlari dan memeluk Lia dengan erat. "Aku rindu sekali! Aku pikir kita tidak akan pernah bertemu lagi!"
Lia membalas pelukan itu, tapi ada kegelisahan yang mengendap di hatinya. Sekilas, matanya melirik ke arah Dion. Pria itu tersenyum tipis.
"Aku ingin kalian bisa bersama lagi," ujar Dion dengan nada tulus. "Bukankah ini yang kau inginkan, Lia?"
Lia hanya mengangguk kecil, meski hatinya menolak. Seharusnya ia merasa bersyukur karena Dion telah mempertemukannya kembali dengan Lea setelah berbulan-bulan berpisah. Tapi entah kenapa, kehadiran Lea justru membuat dadanya terasa sesak.
Tatapan Dion pada Lea… terlalu lembut. Terlalu penuh perhatian.
Lia menggigit bibirnya. Sejak awal, ia tahu Dion menyukai Lea. Namun, melihat kenyataan itu langsung di depan matanya seperti menamparnya keras.
Cemburu mulai merayapi hatinya. Rasa tak nyaman yang tak bisa ia kendalikan semakin besar.
Lea adalah ancaman.
Selama ini, hanya ada dirinya dan Dion. Tapi sekarang, Lea ada di sini mengambil tempat yang dulu hanya miliknya.
Lea, yang polos dan ceria, mungkin tidak menyadari apa pun. Gadis itu tersenyum lebar, berterima kasih pada Dion dengan tulus, tidak tahu bahwa kakaknya sedang dilanda badai emosi.
Lia menarik napas dalam-dalam. Ia dan Lea selalu menjadi kakak-beradik yang saling menyayangi. Namun, kali ini… sesuatu telah berubah.
Untuk pertama kalinya, Lia merasa ingin menjauh dari adiknya sendiri.
"baiklah..silahkan bersenang-senang,aku ada urusan sebentar."ucap dion,dia langsung pergi meninggalkan kedua gadis itu,dion berfikir dia harus memberi ruang kepada mereka.
Lea tersenyum bahagia,akhirnya dia terbebas dari ancaman dante. Lea tersenyum manis ke arah kakak nya,berharap lia juga merasakan rindu seperti dirinya .
"kenapa kamu datang ke sini?"tanya lia dengan raut wajah yang datar. Senyum lea seketika luntur
"hah?"
Wajah lea sangat bingung,dia kaget. Kenapa kakak nya bersikap dingin dan mengatakan sesuatu hal yang membuatnya tidak harus di katakan.
Lia berjalan pelan ke arah jendela,mata nya lia menatap rerumputan di halaman rumah.
"Bukankah kamu sudah bahagia dengan pria itu?"tanya lia dengan nada datar,dia bekata tanpa menoleh sama sekali ke arah adik nya.
Lea berdiam diri di sana,jantung nya berdetak lebih cepat,matanya terasa panas.
"kenapa kakak berkata seperti itu?"lirih nya merasa tidak percaya.
"Seharusnya kamu tetap di sana dan menikmati hidup barumu."jawab lia dengan membalikan badan nya menatap lea dengan tatapan sinis.
"kak...."
"kamu tahu lea? Saat pertama kali kamu di culik oleh pria asing itu, aku menangis ,kehidupan ku terasa hancur ,setiap malam aku memikirkan nasib mu. Walaupun dion telah menolong ku,dia memberiku uang,tempat tinggal dan pekerjaan. Tapi itu tidak menyembuhkan hati ku yang terus memikirkan mu." jelas lia dengan suara yang tersendat-sendat menahan tangis
Lia masih diam berdiri di sana,menunggu penjelasan selanjut nya dari sang kakak.
"Saat aku terpuruk, menangis, dan kesusahan, Dion selalu ada di sisiku. Dia menolongku, menemaniku, bahkan pernah membawaku ke pantai yang begitu indah… Kamu tahu, Lea? Saat itulah aku mulai menyukainya."ucap nya lagi dengan menatap dalam-dalam manik mata sang adik.
"Lalu… apa hubungannya denganku, Kak? Maksudku, kenapa kakak bisa berubah seperti ini? Kenapa kakak seolah membenciku?"lirih nya,dengan suara yang bergetar .
"iya! sekarang aku membenci mu."geram lia dengan menekan kan setiap perkataan nya.
TES
air mata lea luruh begitu saja,seperti di hantam ribuan batu,sakit dan sesak yang dia rasakan sekarang. Lea menggeleng kan kepalanya dengan kuat, dia melangkah mendekat ke arah lia,namun lia dia malah menjauh mundur beberapa langkah membuat hati lea begitu sakit.
"Berikan alasannya, Kak! Bagaimana bisa kakak membenciku saat aku dibeli dan dikurung oleh seseorang?"ucap nya dengan terisak,tangis yang semakin pilu,sama sekali tidak menggetarkan hati lia.
lia adalah sosok kakak yang selalu melindungi adik nya,bahkan pada jaman sekolah,jika lea menangis lia akan menjadi garda terdepan untuk adik nya.
Namun, itu semua hanya kenangan. Sekarang, salah satu dari mereka telah mengenal cinta. Dan sialnya, pria yang dicintainya adalah pria yang justru menyukai adiknya.
"Alasannya, kenapa kamu muncul di saat Dion semakin dekat denganku? Aku memang merindukanmu, tapi saat itu aku melihatmu makan bersama seorang pria di restoran termahal. Aku mulai berpikir kamu akan baik-baik saja, bahkan hidupmu jauh lebih nyaman dibandingkan denganku."
Perkataan sang kakak membuat Lea mundur perlahan. Dia tidak percaya bahwa kejadian ini telah mengubah kakaknya begitu drastis.
Lea mundur perlahan hingga punggungnya terbentur tembok. Tubuhnya luruh, merosot ke bawah. Dia menangis pilu, tangannya mencengkeram kepalanya dengan kuat.
Dia kira, Lia kakaknya akan mengkhawatirkannya, seperti dirinya yang selalu mengkhawatirkan sang kakak. Tapi tidak… Lea justru melihat rasa iri di hati kakaknya.
Sekarang, dia sangat terpukul. Jika tahu akhirnya akan seperti ini, mungkin lebih baik disakiti oleh Dante daripada mendengar perkataan menyakitkan dari seseorang yang paling dia sayangi yaitu kakaknya sendiri.
...****************...
Hai jangan lupa like dan komen ya....biar author semangat update nya😗