Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28 - Niat Zivanna
Roby menenggak ludahnya satu kali usai mendengar pernyataan Zivanna. Namun dia berusaha bersikap setenang mungkin. Roby lantas bertanya, "Lalu kenapa kau membuatku berada di ruang yang terpisah dari bos?"
"Berhentilah memanggilnya bos! Orang bejat begitu tidak pantas menjadi pemimpin!" tukas Zivanna. Robby lantas mengangguk.
"Alasan aku memisahkanmu jelas karena kau sudah bersikap baik pada Erika. Aku sebenarnya heran kenapa kau masih mau membantu Ervan dan membawanya ke rumah sakit. Harusnya kau kabur saja!" ujar Zivanna.
"Entahlah. Mungkin karena hati nurani. Selama terjebak menjadi anggota di kelompok mafia, aku bingung bagaimana cara bersikap baik," ungkap Roby.
"Lalu kenapa kau tidak pergi saja. Mulailah hidup baru," tanggap Zivanna.
"Aku sudah terbiasa bergantung dengan orang. Makan dibiayai dan segalanya tersedia. Jadi kalau ingin pergi, harus membuat rencana matang-matang," jelas Roby.
Zivanna memutar bola mata jengah mendengar alasan itu. Tetapi dia segera membicarakan terkait tujuannya mengajak Roby bicara.
"Aku ingin mencari Erika!" ucap Zivanna.
"Apa? Kenapa? Kau tidak takut dia akan marah dengan segala yang telah kau lakukan pada Ervan?" timpal Roby.
"Justru dia yang menyuruhku menghukum suaminya sendiri," sahut Zivanna.
"A-apa?" Roby tampak kaget. Dia juga bingung, mengingat Zivanna tidak tahu tentang rencana kaburnya Erika.
"Sebelum dia benar-benar pergi. Dia sempat bicara padaku. Dia menyuruhku melakukan apapun jika suatu hari dirinya telah pergi," kata Zivanna.
"Jadi mau apa kau mencari Erika?" tanya Roby.
"Aku ingin dia memimpin kelompok mafia yang akan kubuat!" jawab Zivanna.
Dahi Roby berkerut. Sebab dia tahu betul Erika sudah mantap meninggalkan dunia mafia. Itulah alasan kenapa perempuan tersebut tak pernah memberikan petunjuk tentang keberadaannya.
"Percayalah! Dia tidak akan mau. Kau sebaiknya buang niatmu itu jauh-jauh," saran Roby.
Zivanna tersenyum singkat. Dia lalu mengeluarkan pistol dari saku jaketnya.
Sontak Roby ketakutan. Apalagi saat Zivanna menodongkan pistol ke kepalanya.
"Asal kau tahu ya, Rob. Kau di sini tidak punya pilihan selain menerima!" ancam Zivanna.
Alhasil Roby tak punya pilihan selain mengangguk. Dengan hanya bermodalkan petunjuk seadanya, dia membatu Zivanna menemukan Erika.
...***...
Kini Erika sedang bicara dengan Ethan di teras. Kala itu Ethan menceritakan apa yang sudah dilakukan Mr. Sullivan padanya dan keluarga kakaknya pagi tadi.
"Mereka memaksaku mengambil kembali lahan ini. Tapi aku menolak. Karena itulah dia terus mengancam, bahkan sampai memukuli kakak dan kakak iparku," ungkap Ethan panjang lebar.
"Kau pasti berusaha menghentikan, jadi kau mendapat lebam di bibirmu itu," tebak Erika.
Ethan mengangguk. "Mr. Sullivan berani berbuat begitu karena kakakku dianggap masih memilih hutang padanya. Padahal hutang itu jelas sudah lunas bertahun-tahun yang lalu. Saat itu aku sadar kalau Mr. Sullivan tidak boleh dibiarkan terus berkuasa," ucapnya. Ia menghela nafas panjang sejenak. Lalu meneruskan, "Ketika Mr. Sullivan pergi, aku langsung teringat denganmu. Kau bilang ingin melawan orang seperti Sullivan dengan caramu. Apa aku masih punya peluang untuk bergabung?"
Erika terkekeh. "Tentu saja. Aku malah senang kau berada di pihakku. Apalagi kau tahu banyak tentang desa ini," tanggapnya.
Ethan mengacungkan jempolnya. "Aku semakin percaya padamu setelah tahu kau sudah membekuk tiga pria dewasa itu seorang diri."
"Itu bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. Yang jelas sekarang kita harus melengserkan Mr. Sullivan dari kekuasaannya," cetus Erika yang tampak berpikir.
"Apa kau sudah punya rencana?" Ethan menatap dengan serius.
feeling aku sih masih hidup dan entah sekarang ada di suatu tempat mungkin... kalau enggak lagi dalam masa penyembuhan...
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰