Hot Duda Milik Deana

Fahri mengantar Deana pulang kerumah, dia melambaikan tangan dan berkata menunggu jawaban dari Deana untuk acara musik besok.

Deana masuk ke dalam dengan hati berdebar, memikirkan ajakan Fahri. Sejujurnya dia masih memiliki rasa trauma karena pengkhianatan yang Malik berikan. Tapi sebisa mungkin dia harus secepatnya melupakan hal itu. Deana pun langsung mencari Oma Anaya.

"Oma! Oma dimana?" teriak Deana.

''Oma di dapur, Nak! Sedang menyiapkan makan siang." ujar Naya dari arah dapur.

"Oma, D ingin bertanya sesuatu." Deana memeluk Anaya dari belakang.

"Apa, Nak?" tanya Naya.

"Fahri, tetangga kita itu, dia mengajak aku pergi ke konser musik besok."

"Lalu?"

"Aku ragu untuk ikut bersamanya, bagaimana menurut Oma?"

Naya tersenyum, dia mencuci tangan lalu membalikkan tubuhnya. "Kenapa tidak? Pergilah, Nak! Jaga dirimu, dan jangan pulang terlalu larut."

"Benarkah, Oma? Jadi, maksud Oma Dea aman kalau pergi bersama Fahri?"

"Iya, Sayang." Anaya mengelus kepala Deana, dia ingin cucunya itu berteman dengan Fahri karena Fahri adalah pria yang baik juga bertanggungjawab.

"Baiklah, terima kasih, Oma. Dea ke kamar dulu." Deana pergi meninggalkan dapur.

Setelah berada dikamar, Deana mengambil ponselnya. Dia mencari nama Fahri di kontak, pria itu memaksa memberikan nomor ponselnya pada Deana.

"Hai, Fahri! Oma mengizinkan aku untuk pergi ke konser besok."

📱"Yes!" Fahri melompat senang. "Aku akan menjemputmu pukul lima sore."

"Ya, baik. Kalau begitu aku tutup dulu teleponnya."

Sambungan terputus.

Deana yang hendak keluar dari kamar dikejutkan karena kedatangan Omanya.

"Oma?" Deana tersenyum dan kembali duduk di atas ranjang.

"Bagaimana, kamu sudah menghubungi Fahri?" tanya Oma dan dijawab anggukan oleh Deana.

"Oma, apa Deana boleh bertanya sesuatu?"

"Katakan, Nak." Oma menatap Deana dengan serius.

"Kenapa Oma bisa sangat percaya pada Fahri? Maksudnya, Deana kan baru saja dikhianati oleh seorang laki-laki. Dan Deana merasa trauma untuk berteman atau dekat dengan laki-laki."

Oma Naya tersenyum hangat dan memegang telapak tangan Deana. "Nak, Fahri berbeda dari Malik. Fahri itu baik, bertanggungjawab, dan juga sopan. Oma percaya dia tidak akan menyakitimu. Kamu harus melupakan trauma dimasa lalu dan memberi kesempatan pada diri sendiri untuk bahagia. Percaya, Nak. Meskipun hanya sebagai teman, Fahri pasti akan menjagamu dengan baik."

Deana terdiam mendengar penjelasan dari Omanya.

"Apa dia masih lajang, Oma?"

Naya tertunduk. "Dia seorang duda. Mirisnya, baru saja dua hari menikah, istrinya meninggal dunia karena penyakit yang di derita."

"Astaga, Fahri pasti sangat terluka." ucap Deana dengan ekspresi Iba.

"Kamu benar, Nak. Fahri sangat kuat, tapi luka itu masih terbawa. Mungkin kamu bisa menjadi teman yang baik untuknya."

Ada rasa aneh didalam hati Deana setelah mendengar tentang masa lalu Fahri yang menyedihkan.

"Deana akan mencobanya, Oma." Ucap Deana tersenyum lembut.

*

Keesokan harinya, Fahri menjemput Deana tepat waktu. Deana terlihat cantik dengan gaun merahnya. Fahri tersenyum tipis, dia kembali mengingat pertemuan pertama dengan Almarhumah istrinya. Ya, dia bertemu sang istri waktu sedang Joging di daerah taman, lalu dirinya mengajak untuk menonton konser musik. Entah kenapa semua sangat kebetulan seperti saat ini.

"Fahri!" Deana melambaikan tangan di depan wajah Fahri tetapi pria itu hanya menatap tanpa berkedip. "Fahri!" teriak Deana membuat pria itu tersadar.

"Ya Tuhan! Maaf, maafkan aku, Deana." Fahri meraup wajahnya.

"Ada apa? Kenapa kamu menatapku seperti itu?"

''T—tidak! Aku, aku hanya sedikit kaget melihatmu."

"Kaget? Apa riasanku terlalu tebal? Atau bajuku norak dan mencolok? Ada yang salah denganku, ya?"

"Bukan, bukan itu! Kamu, kamu..." Fahri merasa gugup karena sepeninggalan istrinya, selama tiga tahun terakhir ini dia tidak pernah dekat dengan wanita manapun.

"Apa?"

"Kamu, kamu..."

"Hei, kenapa kalian berdua belum berangkat juga? Nanti pulangnya kemalaman." Anaya tiba-tiba muncul di belakang Deana.

'Syukurlah, aku selamat.' batin Fahri lega.

"Ini mau berangkat, Oma. Ayo, Deana!" Ajak Fahri sambil membuka pintu mobilnya.

Deana langsung masuk ke dalam sana setelah berpamitan pada sang Oma.

BERSAMBUNG