Warning!!
Bacaan Area dewasa 21+ , bijaklah dalam memilih bacaan...
Kirana adalah seorang mahasiswa akhir, dia membutuhkan biaya untuk mengerjakan skripsinya. Seorang teman memberinya sebuah pekerjaan sebagai guru les privat dari anak seorang konglomerat.
Kirana pikir anak yang akan di les privat adalah anak usia sekolah dasar, tapi ternyata anak usia tiga tahun. Dan lebih kagetnya lagi, ayah dari anak yang dia les privat adalah seorang duda tampan dan seksi.
Bagaimana Kirana menghadapi anak dan ayah itu? Apakah dia akan terjerat oleh pesona sang duda?
Yuk kita pantau terus perjalanan cinta Kirana dan sang duda..😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Mami Barunya Missel
Kirana cepat turun dari mobil Bryan, dia tidak mau terlihat gugup setelah kemarin melihat Bryan hanya memakai handuk saja di kamarnya dan terlihat tubuh atletisnya.
Bayangan tubuh seksi, kekar dan juga perkasa di pikiran Kirana membuat dirinya sering sekali melamun.
"Kenapa aku jadi membayangkan tuan Bryan terus ya? Ini tidak benar. Huft." gumam Kirana.
Dia duduk di bangku tunggu bersama dengan ibu-ibu lainnya. Awalnya tidak ada yang peduli dengan Kirana, karena dia duduk agak jauh dari ibu-ibu yang merumpi asyik di sana.
Sebenarnya Kirana malas bergabung dengan ibu-ibu macan antik, alias mama-mama cantik antar anak ke sekolah. Istilahnya sendiri, tapi tidak pas.
Selalu saja kalau bukan masalah kekayaan yang di banggakan, pasti temtang makan-makan dan liburan serta jalan-jalan. Memang bukan gaya hidup Kirana, boro-boro mau hidup seperti itu. Untuk biaya kuliah dan kost saja harus banting tulang.
Kriiing
Suara telepon di ponsel Kirana berbunyi. Dia pun mengambil ponselnya dalam tas, nama ayahnya tertera di sana.
"Halo yah, apa kabar?" tanya Kirana basa basi.
"Kamu kapan pulang?"
"Skripsinya belum selesai yah, nanti tunggu sidang sekripsi selesai." jawab Kirana.
"Kok ngga selesai-selesai sih? Ayah mau mengenalkan kamj sama anaknya juragan empang." kata ayah Kirana.
"Ish, buat apa yah?" tanya Kirana.
Dia tahu ayahnya itu mau menjodohkannya dengan anaknya juragan empang di kampungnya. Juragan empang itu punya banyak empang, ada lima belas kalau tidak salah kira. Dan sawahnya juga ada satu hektar.
Juragan empang itu punya anak bernama Doni yang sejak dulu naksir sama Kirana. Tapi Kirana tidak suka dengan Doni yang sedikit manja itu. Mungkin dia anak laki-laki satu-satunya juragan empang jadi di manja oleh kedua orang tuanya.
"Ya buat jodohkan kamu sama anaknya, si Doni. Dia suka kamu dari dulu Kirana." jawab ayahnya.
Kirana berdecak kesal, ayahnya selalu saja mau menjodohkannya sama Doni. Dia tahu ayahnya itu bekerja di sawahnya juragan empang itu, makanya Doni berani meminta Kirana pada ayahnya.
"Kirana ngga suka yah, udah sih ya. Nanti Kiraja juga dapat jodoh sendiri." kata Kirana lagi.
"Pokoknya bulan depan kamu pulang Kirana, kata juragan Samin dia mau datang melamar kamu untuk anaknya Doni. Doni juga kuliah lho, dan bulan depan dia pulang. Makanya bulan depan kamu pulang ya." kata ayahnya Kirana.
"Ya ngga bisa pasti yah, kan skripsi Kirana belum tahu di acc atau ngga bula depan itu." kata Kirana beralasan.
"Ayah ngga ngerti itu krispi -krispi itu apa, yang jelas bulan depan kamu pulang."
"Bukan krispi ayah, tapi Skripsi. Itu tanda kelulusan Kirana kalau skripsinya di acc." kata Kirana meluruskan ucapan ayahnya itu.
"Ayah ngga mudeng, sudah, tidak ada alasan kamu ngga pulang bulan depan. Kalau ngga pulang juga, ayah yang akan jemput kamu pulang."
Kirana diam, dia kesal sekali pada ayahnya itu. Kenapa memaksanya terus sih harus dengan anak juragaj empang itu.
"Kirana?"
"Iya yah."
"Kamu pulangkan bulan depan?"
"Insya Allah yah, Kirana juga kerja di sini. Jadi ngga bisa pulang sembarangan, nanti pekerjaan Kirana bagaimana?"
"Izin dulu sama bos kamu, cuma dua hari aja kamu pulang. Ketemu Doni lalu kalian saling mengenal dan dekat dulu, baru kamu berangkat lagi ke kota. Minta izin sama bosmu mau menikah."
"Ish, ayah masa gitu. Ngga mau udah deh, jangan paksa Kirana nikah sama dala Doni."
"Kalau begitu, jangan lihat jenazah ayah ya kalau ayah meninggal nanti."
"Ayah kenapa bicara begitu?"
"Ya makanya, turuti kata ayah."
"Ck, iya bulan depan Kiraka pulang."
"Nah, gitu dong. Ya sudah, ayah tutup dulu teleponnya. Ayah mau ke sawahnya juragan Samin."
Klik
Sambungan telepon terputus, Kirana menghela nafas panjang. Dia bingung sekaligus kesal sama ayahnya itu.
"Ayah selalu mengancam." gumam Kirana.
Dia masukkan lagi ponselnya ke dalam tasnya. Waktu menunjukkan pukul sembilan tiga puluh. Sebentar lagi Missel keuar dari kelasnya dan pulang.
_
Missel keluar dari kelasnya, temannya bernama Dora yang memang rambutnya seperti Dora, berponi dan juga memakai tas di belakang.
"Missel, aku lihat tadi ada tante-tante keluar dari mobil papi kamu. Itu mami baru kamu ya?" tanya Dora teman Missel.
"Itu tante Kirana, guru aku di rumah." jawab Missel.
"Tante kamu? Bukan mami baru kamu ya?" tanya Dora.
"Sebentar lagi sih jadi mami baru aku." jawab Missel dengan senyumnya.
"Jadi papi kamu sudah mau nikah sama tante kamu itu?"
"Iya, mami baru aku itu tuh yang duduk sendiri di bangku itu." kata Missel menunjuk Kirana yang duduk sendirian.
Dora melihat arah kemana tangan Missel menunjuk.
"Kok biasa aja ya mami baru kamu. Tapi masih muda, kayak tante aku yang masih sekolah." kata Dora.
"Dora, ayo pulang sayang." kata ibunya Dora.
"Ma, Missel punya mami baru." kata Dora pada mamanya.
"Mana?"
"Tuh, Missel lagi hampiri mami barunya." kata Dora menunjuk Missel dan Kirana yang sedang bicara sambil tersenyum.
"Ooh, itu istrinya tuan Bryan? Tapi kok biasa aja ya." kata mamanya Dora.
Dia lalu mengajak Dora anaknya mendekat pada Kirana.
"Selamat siang maminya Missel." sapa mamanya Dora dengan senyum mengembang.
Kirana mengerutkan keningnya, lalu tersenyum kecil. Meski dia merasa aneh dan bingung.
"Selamat siang juga." jawab Kirana.
Missel menggoyangkan tanga Kirana dan menariknya untuk segera pergi.
"Mami barunya Missel, kapan menikah dengan papinya Missel ya? Kok ngga tahu ya?" tanya mamanya Dora.
Kirana semakin bingung dan heran, dia menatap Missel. Mencari tahu apa yang di katakan Missel pada mama temannya itu.
"Yuk pulang tante." bisik Missel pada Kirana.
"Missel bicara apa?" tanya Kirana.
"Oh, kenapa bisik-bisik bicaranya?" tanya mamanya Dora.
"Mau pulang tante, papi Missel ngga bisa jemput." jawab Missel.
Missel memarik tangan Kirana agar segera pergi dari hadapan Dora dan mamanya yang selalu ingin tahu tentang Missel.
"Daah maminya Missel, lain kali kita bisa ngobrol bareng ya." teriak mamanya Dora.
Kirana hanya tersenyum saja, tangannya masih di tarik oleh Missel agar segera pergi dari sana.
"Missel, itu Dora teman kamu?" tanya Kirana.
"Iya, dia nyebelin tante." jawab Missel.
"Terus, kenapa itu mamanya Dora bilang tante ini maminya Missel?"
"Kan biar Missel punya mami tante, Missel juga pengen jalan-jalan sama mami Missel. Tapi mami Missel kan sudah meninggal." jawab Missel dengan wajah sedihnya.
Kirana merasa kasihan dengan Missel, ternyata dia merindukam sosok maminya.
"Ayo tante ajak Missel jalan-jalan ke mall, di sana Missel bisa sepuasnya bermain di area permainan." kata Kirana untuk melupakan kesedihan Missel.
"Benar tante?"
"Iya."
"Asyiik!"
Kirana tersenyum, dia lalu membawa Missel menunggu angkot untuk pergi ke mall yang ada permainan indor di mall itu. Sesekali dia mengajak Missel ke area permainan di sana, mungkin Missel jarang pergi ke permainan dengan papinya.
_
_
_
***************