Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sang Tuan
Jantung Sifa rasanya hampir berhenti berdetak, kakinya terasa sedikit goyah dan berusaha dikuatkan saat sosok di depannya kini sudah menunjukkan wajahnya.
"Anda?" Ucap lirih Sifa.
"Hem, kau lagi rupanya"
"Jadi_, anda Tuan Than?"
"Seperti yang kau lihat saat ini, dan waktumu tinggal lima menit lagi" ucap Than yang kini sudah meraih map yang berasal dari Sifa saat di berikan Thomas kemaren.
"Aku sudah membaca ini semua, hebat, kau sangat teliti dan berhati-hati, aku suka kerja kerasmu"
"Terimakasih, jadi_"
"Jadi apa?, tidak ada yang gratis di dunia ini, semua harus ada bayaran nya" ucap Than.
"Saya bersedia mengabdi pada anda Tuan Than, bagaimana?"
"Maksudmu kau bersedia melakukan apapun untukku begitu?"
"Jika anda mengijinkan Tuan" segera Sifa menyahut dengan penuh harapan.
Kembali Than tertawa lirih, lalu melempar Map berisi berkas dari Sifa ke meja, lalu berdiri dan mendekati Sifa hingga berakhir sedikit mundur karena Than terus maju mendominasi.
"Apa kau masih perawan?"
Deg!
Bagai disambar petir, pertanyaan Than benar-benar tak disangka dan menyentil harga dirinya.
"Jaga ucapan anda Tuan Than!"
"Kenapa?, bukankah kau bersedia melakukan apapun untuk ku demi kerjasama ini?"
"Iya, tapi tidak_"
Sret
Sifa semakin terkejut, tangan Than dengan cepat menyambar pinggangnya, Sifa pun meronta.
"Lepaskan Tuan, jangan kurang ajar!" Teriak Sifa dan_
Brug!
Sifa terjengkang jatuh saat tiba-tiba Than melepaskan tangannya, sangat menyakitkan membuat pantat Sifa terasa nyeri.
"Anda keterlaluan!"
"Aku hanya mengikuti permintaan mu, jangan salahkan aku" ucap laki-laki dingin itu.
"Saya menawarkan kerjasama yang profesional, bukan hal aneh-aneh seperti pertanyaan anda tadi" protes Sifa yang bersusah payah bangun dan berdiri kembali.
Than hanya menatap dingin, lalu duduk kembali seolah tak peduli.
"Waktumu habis, pergilah, tidak ada gunanya kau disini, aku tak butuh kerjasama yang kau tawarkan"
"Apa?!, tapi Tuan, aku mohon, hanya anda harapanku membalas perbuatan mereka, saya tidak punya apapun lagi sekarang"
"Percuma, aku tidak butuh kerjasama itu, pergilah atau aku akan memanggil security untuk menyeret mu"
Pupus sudah harapan, Sifa benar-benar tidak tau lagi harus berbuat apa, berbalik dan berjalan lunglai untuk keluar dari sana, langkahnya hampir mencapai pintu.
"Datanglah jika kamu bersedia menyerahkan tubuh dan jiwa mu padaku sebagai bentuk pertukaran kerjasama yang kau inginkan"
Deg
Sifa berhenti, namun tidak membalikkan tubuhnya dan tetap membelakangi.
"Dasar Brengsek!" Ucapnya lirih, lalu melanjutkan langkahnya.
Bahkan Thomas yang berpapasan merasa heran, jangankan menyapa, Sifa tak melihatnya sama sekali, pandangannya lurus tapi kosong, wajahnya penuh rasa kecewa dan luka.
"Ya Tuhan, apa lagi yang terjadi dengan wanita itu" gumam Thomas lalu masuk ke ruangan Than.
"Apa anda sudah siap Tuan Than?" Tanya Thomas.
"Hem, tentu saja Paman" jawab Than dengan wajah dinginnya keluar dari ruangan, diikuti oleh Thomas dan juga anak buahnya yang lain.
Masuk di sebuah liff dan menuju lantai berikutnya, Thomas merapat dan ingin menyampaikan sesuatu.
"Nyonya besar menghubungi saya lagi Tuan, dan memaksa anda menerima perjodohan"
"Ck, katakan aku tidak mau Paman"
"Heh, mana berani, saya masih sayang nyawa ini" jawab Thomas.
"Menyebalkan, kenapa orang tua selalu bingung soal jodoh anaknya, memangnya ada masalah jika aku belum mau menikah?"
"Bagi saya tidak Tuan, tapi bagi keluarga besar_"
"Jangan lanjutkan, bilang saja aku sudah punya calon, jadi jangan mengatur perjodohan lagi"
"Apa?!, benarkah tuan, ya Tuhan, syukurlah" terlihat senyuman sumringah dari Thomas yang terlihat gembira.
Sedangkan Than hanya menatapnya sebentar, lalu menghela nafas, dia hanya beralasan saja pada Thomas biar kabarnya tersampaikan dan sang nyonya besar tidak selalu mengenalkannya pada wanita-wanita aneh yang membuatnya bosan.
*
*
Sementara itu Sifa melajukan mobilnya lirih, terus berjalan tanpa tujuan, saat ini hanya ingin pergi kemanapun bersama mobilnya meninggalkan semua kepenatan.
Hingga tiba di suatu tempat, Sifa melihat air laut yang bergelombang tenang, tidak terlalu menggelegar dan sangat menyenangkan.
"Disini sangat nyaman, ombak yang bersahabat" gumamnya lirih lalu duduk di tepian pantai.
Sebagain orang yang mulai berjalan pulang merasa heran, pasalnya hari sudah mulai gelap, dan ada wanita yang justru baru datang dan duduk sendirian.
Teringat akan sesuatu, dibukanya ponsel dan ada satu notif di email-nya, di buka perlahan dan ada seseorang mengirim sesuatu.
Dibacanya perlahan.
"Apa ini?!" Sifa langsung berdiri saking kagetnya.
Surat tagihan dari wedding organizer, tagihan ganti rugi sebanyak 65 juta, tentu saja itu sangat mengejutkan, pernikahannya memang di batalkan, tapi bagaimana mungkin biaya ganti rugi juga di bebankan padanya.
"Hans Brengsek!" Teriaknya seketika menggema.
Di saat yang sama, telpon berdering berkali-kali, setelah selesai berteriak, Sifa segera mengangkatnya.
"Iya Bu, ada apa?"
"Ayahmu Sayang, sekarang di rumah sakit"
"Apa,?!"
"Penyakit Jantungnya kambuh"
"Ya Tuhan, baik Bu, aku pulang"
Sifa benar-benar tak bisa berpikir lagi, segera berlari sekuat tenaga menuju mobilnya, walaupun pasir di pantai itu sangat berat menahan langkah kakinya.
Mobil meluncur dengan cepat, hanya Ayah dan ibunya yang ada dalam pikirannya, tak peduli Sifa harus menempuh jarak hampir tiga jam perjalanan, Jakarta menuju kota Bandung sendirian.
Tiba lebih cepat dari perkiraan, rasanya tubuh Sifa tak ingin beristirahat, langsung memasuki Rumah Sakit tempat ayahnya di rawat, bagaimana penampilannya saat ini sudah tak di pedulikan lagi.
"Ibu, dimana Ayah?"
Sang ibu langsung memeluk Sifa, dan mengantar Sifa ke Ruang ICU, disanalah kini sang ayah berbaring dan belum sadarkan diri.
"Ayah" lirih sekali Sifa menghampiri setelah mendapat ijin.
Lalu memegang tangan sang Ayah dan dengan lembut membelainya, waktu yang terbatas membuat Sifa terpaksa harus keluar dan meninggalkan Ayahnya, lalu kini berjalan mendekati sang ibu yang terlihat begitu lelah.
"Istirahat lah ibu, biar aku yang menjaga ayah" ucap Sifa.
Malika hanya tersenyum mendengar perkataan anaknya. "Bukan ibu yang harus istirahat, tapi kamu sayang, lihat dirimu kacau sekali, pulang dan mandilah"
Sekali lagi, Sifa memeluk ibunya, rasanya sudah tidak bisa lagi menangis, terlalu lelah dan kering air matanya, lalu Sifa pun akhirnya mau pulang untuk membersihkan diri setelah dipaksa oleh sang ibu.
Saat melewati ruang administrasi, Sifa berhenti, teringat akan kemampuan finansial nya yang kini terbatas, lalu bertanya soal estimasi biaya rumah sakit sang ayah.
"Kurang lebih 100 juta Nona, di kamar VIP"
"Seratus juta?"
"Iya benar, itu hanya perkiraan sementara yang bisa kita hitung saat ini, bisa lebih atau pun kurang, atau mungkin ingin berpindah di kelas yang lebih rendah?"
"Oh tidak, jangan, tempatkan ayah saya di VIP dan pelayanan terbaik"
"Baiklah Nona"
"Terimakasih " ucap Sifa dan kemudian segera berjalan keluar dan menuju rumahnya.
Tepatnya jam 3 malam, Sifa terbangun lalu mengambil air wudhu, membentangkan sajadahnya untuk menunaikan sholat malam, berlanjut melantunkan ayat Alquran hingga membuat hatinya tenang, kemudian di tutup dengan Doa yang begitu khusuk, menyerahkan semua bebannya pada sang Maha Pencipta.
jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.
kyknya hrs memunculkan pesaing biar mereka sadar akan perasaannya..