NovelToon NovelToon
Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Moka Tora

Hari pertama di SMA menjadi langkah baru yang penuh semangat bagi Keisha, seorang siswi cerdas dan percaya diri. Dengan mudah ia menarik perhatian teman-teman barunya melalui prestasi akademik yang gemilang. Namun, kejutan terjadi ketika nilai sempurna yang ia raih ternyata juga dimiliki oleh Rama, seorang siswa pendiam yang lebih suka menyendiri di pojok kelas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moka Tora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Retak di balik dingin

Pagi itu, langit cerah menghiasi SMA Pelita Bangsa. Keisha melangkah dengan semangat, seperti biasanya, namun kini pikirannya lebih sibuk dari sebelumnya. Pertemuan singkat dengan Rama di perpustakaan meninggalkan kesan mendalam di hatinya. Meski sulit, ia yakin ada sesuatu yang istimewa di balik dinding dingin yang dibangun Rama.

Saat Keisha masuk ke kelas, ia melihat Rama sudah duduk di tempat biasanya, tenggelam dalam buku catatannya. Keisha tersenyum kecil, lalu duduk di kursinya bersama Rina.

“Kamu nggak capek, Keisha?” bisik Rina tiba-tiba.

“Capek? Maksudnya?” Keisha menoleh, bingung.

“Ngejar perhatian Rama. Aku perhatiin kamu terus berusaha deketin dia. Padahal dia kelihatan jelas nggak mau diganggu.”

Keisha terkekeh kecil. “Aku nggak ngejar perhatiannya, Rin. Aku cuma pengen kenal dia lebih jauh. Menurutku, dia itu... menarik.”

“Menarik?” Rina menaikkan alisnya, jelas tidak percaya. “Dia itu kayak robot, tahu. Nggak ada emosinya.”

“Tapi justru itu yang bikin aku penasaran. Kayaknya dia cuma nggak mau kelihatan rapuh.”

Rina menghela napas, menyerah untuk berdebat. “Terserah kamu deh, Keisha. Tapi jangan sampai kamu kecewa sendiri, ya.”

~

Saat pelajaran Matematika dimulai, Pak Hendri memberikan soal sulit untuk dikerjakan secara individu. Keisha, seperti biasanya, dengan cepat menyelesaikan soalnya. Namun, kali ini, ia sengaja menunggu hingga Rama selesai lebih dulu. Ketika Rama menyerahkan jawabannya ke depan, Keisha segera menyusul.

Ketika mereka berjalan kembali ke bangku masing-masing, Keisha memberanikan diri untuk berbicara. “Rama, aku perhatiin kamu selalu selesai duluan setiap kali ada soal. Kamu pasti sering latihan di rumah, ya?”

Rama menoleh sebentar, wajahnya tetap datar. “Iya.”

“Oh, kalau gitu, kamu pasti punya tips khusus buat belajar.” Keisha mencoba memancing percakapan.

Rama hanya mengangkat bahu. “Nggak ada tips. Aku cuma belajar.”

Keisha hampir menyerah, tapi ia menolak berhenti. “Kalau gitu, lain kali aku boleh belajar bareng kamu?” tanyanya dengan senyum penuh harap.

Rama tidak menjawab. Ia hanya menunduk dan kembali fokus pada buku catatannya.

~

Saat istirahat tiba, Keisha memutuskan untuk mencoba pendekatan lain. Ia tahu Rama sering menghabiskan waktu di taman belakang sekolah, tempat yang relatif sepi dan jauh dari keramaian. Dengan alasan ingin mencari udara segar, Keisha berjalan ke sana dan, seperti dugaannya, menemukan Rama duduk di salah satu bangku, membaca buku.

“Hai, Rama,” sapa Keisha sambil mendekat.

Rama mengangkat pandangannya sekilas sebelum kembali membaca.

“Boleh aku duduk di sini?” tanya Keisha, meski ia sudah duduk tanpa menunggu jawaban.

Rama tidak mengusirnya, yang bagi Keisha sudah cukup menjadi izin. Ia duduk di sana dalam keheningan, sesekali mencuri pandang ke arah Rama.

“Kenapa kamu suka di sini?” tanya Keisha akhirnya, memecah kesunyian.

“Tenang,” jawab Rama singkat.

Keisha mengangguk, lalu memandang sekeliling taman yang dipenuhi pepohonan rindang. “Aku setuju. Di sini memang enak. Kayaknya aku bakal sering ke sini juga.”

Rama tetap diam, tapi kali ini tidak terlihat terganggu oleh kehadiran Keisha. Keisha merasa bahwa meskipun kecil, ada kemajuan dalam usahanya mendekati Rama.

~

Hari itu, setelah sekolah usai, Keisha kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk. Ia mulai menyadari bahwa mendekati Rama bukanlah tugas yang mudah. Namun, di balik sikap dinginnya, ia merasa Rama sebenarnya menyembunyikan sesuatu.

Ketika ia sedang membaca buku di kamarnya, ponselnya berbunyi. Pesan dari Rina masuk di grup kelas mereka.

“Eh, ada yang tahu soal rumor tentang Rama?”

Keisha langsung membalas. “Rumor apa?”

Rina menjawab cepat. “Katanya, waktu SMP, Rama pernah dihianati sama sahabatnya sendiri. Gara-gara itu, dia jadi pendiam banget.”

Keisha membaca pesan itu dengan alis berkerut. Ia tidak suka mendengar gosip, tapi ini menjelaskan banyak hal tentang sikap Rama. Ia memutuskan untuk mencari tahu lebih jauh, tapi dengan cara yang baik.

~

Keesokan harinya, Keisha memanfaatkan waktu luang untuk mengobrol dengan salah satu guru, Bu Santi, yang terlihat cukup mengenal Rama.

“Bu Santi, boleh saya tanya sesuatu?” Keisha memulai dengan hati-hati.

“Tentu saja, Keisha. Ada apa?”

“Soal Rama, Bu. Kenapa dia selalu terlihat menyendiri?”

Bu Santi terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil. “Rama anak yang pintar, tapi dia punya masa lalu yang cukup berat. Saya tidak bisa cerita detailnya, tapi mungkin itu sebabnya dia lebih suka sendiri. Dia hanya butuh waktu untuk mempercayai orang lain.”

Keisha mengangguk, mencoba memahami apa yang dimaksud Bu Santi. Jawaban itu semakin memotivasinya untuk mendekati Rama. Ia tidak ingin memaksa, tapi ia ingin Rama tahu bahwa ada orang yang peduli padanya.

~

Sore itu, Keisha kembali ke taman belakang, berharap bertemu Rama lagi. Dan seperti yang ia duga, Rama ada di sana, duduk di bangku yang sama, memegang buku yang berbeda.

“Hai, Rama,” sapa Keisha dengan suara lembut.

Rama hanya mengangguk, tidak tampak terkejut dengan kehadirannya.

Keisha duduk di sampingnya tanpa meminta izin, lalu membuka buku catatannya. Ia tidak berbicara, membiarkan keheningan mengisi ruang di antara mereka.

Setelah beberapa menit, Rama akhirnya bersuara. “Kenapa kamu selalu ke sini?”

Keisha tersenyum kecil. “Karena aku suka tempat ini. Dan… aku suka ngobrol sama kamu, meskipun kamu jarang jawab.”

Rama menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak. Untuk pertama kalinya, ia tampak sedikit bingung. “Kenapa?” tanyanya singkat.

Keisha menatapnya balik, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Karena aku tahu kamu sebenarnya bukan orang yang dingin. Kamu cuma belum nemuin orang yang tepat buat cerita.”

Rama terdiam, menundukkan kepala. Keheningan itu terasa berat, tapi Keisha tidak menyesal mengatakannya. Ia tahu, butuh waktu untuk membuat Rama benar-benar terbuka.

~

Malam itu, Keisha merasa ada sesuatu yang berubah. Meskipun kecil, ia merasa berhasil membuat Rama mulai mempertimbangkan keberadaannya. Ini adalah awal dari perjalanan panjang, dan Keisha siap menjalani setiap langkahnya.

Ia tersenyum sambil menatap langit-langit kamarnya. “Aku nggak tahu apa yang kamu sembunyikan, Rama, tapi aku janji, aku nggak akan menyerah sampai aku tahu.”

Dan untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa hatinya telah benar-benar terpaut pada pria yang menyimpan dingin di balik sikapnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!