Karena kesalah pahaman Satria harus menikahi cewek yang masih duduk di bangku kuliah bahkan masih satu fakultas dengannya.
Lalu apa yang terjadi pada satria selanjutnya?
wajib baca sampai end !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
"Iya. Eh kebetulan banget ya kita ketemu disini bisa jadi kita berjodoh loh. Hihihi"
Lika terkikik dengan kata-katanya sendiri.
Satria tersenyum miring menggeleng kepala mendengar gombalan Lika.
"Eh kok lo nggak masuk nungguin siapa?"
Lika penasaran berharap nggak lagi nungguin ceweknya.
"Sat, aku sudah selesai"
Eria keluar membawa satu kantong kresek warna putih, menghampiri Satria yang seperti sedang mengobrol dengan cewek.
"Sat, dia siapa?" Eria melirik Lika dari atas sampai bawah.
"Kenalin gue Lika teman satu SMA sama Satria. Nama lo siapa?"
Lika tersenyum manis mengulurkan tangannya.
Eria melirik Satria lalu menjabat tangan Lika. "Aku Eria"
Lika tersenyum hangat.
"Semoga kita bisa berteman baik ya seperti gue dan Satria. Iya kan Sat?" Lika menatap Satria penuh damba.
"Hm"
Lika tersenyum senang lalu melepas tangannya dari Eria begitu juga sebaliknya.
"Udah kan? Pulang yuk ke buru malem" Ajak Satria pada Eria kembali memakai helmnya.
Eria mengangguk dengan senyum tipisnya.
"Lika kita duluan ya"
Eria menatap Lika dengan senyuman sambil membenarkan posisi duduknya diboncengan belakang.
"Hati-hati" Lika tersenyum hangat.
Satria menjalankan motornya dengan pelan berubah cepat sesudah ada dijalan raya.
Lika cemberut menatap punggung Eria yang mulai menjauh. Bahkan kedua tangannya mengepal erat saking nggak sukanya melihat Satria membonceng cewek lain.
Lika menghentakan satu kakinya dengan kesal.
"Gue nggak suka. Gue kesal lihat elo deket sama cowok incaran gue!"
🛐🛐🛐🛐
Diperjalanan Eria dan Satria saling diam mereka berdua tidak terlibat dalam obrolan apa pun mereka berdua tengah sibuk dengan pemikirannya masing-masing.
"Tadi itu siapa?" Tanya Eria.
Saat ini mereka sudah sampai didepan kostnya.
Satria melepas helm menaruhnya diatas tangki motor.
"Temen SMA gue. Dulu kita sering dikasih tugas barengan sama guru"
"Oh. Kalau gitu aku masuk ya kamu hati-hati dijalan"
Satria berdecak.
"Lo nggak minta gue buat masuk dulu gitu?"
"Besok aja. Sekarang aku capek mau istirahat. Lagian ini udah mau gelap nggak baik kalau kamu masuk ke kost cewek"
Satria tersenyum menatap wajah Eria yang sedikit murung.
"Bagus lah kalau lo ngerti. Jadi gue percaya kalau lo bisa jaga diri sampai malam pertama kita"
"Ih apaan sih? Sudah ah aku masuk"
Eria menahan senyum langsung berlari masuk kost, jujur saja dirinya malu karena kata-katanya Satria.
Satria terkekeh geli sangat yakin kalau Eria salah tingkah.
Satria memakai helmnya lalu pergi meninggalkan kost Eria setelah membunyikan klakson.
🛐🛐🛐🛐
Satria sudah sampai dirumah setelah parkir motor digarasi ia langsung menuju kamarnya. Membuka pintu kamar dan melempar tas ke atas kasur. Melepas pakaian dan langsung masuk ke kamar mandi.
Lima belas menit.
Satria keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk yang dililitkan dipinggang.
Satria mengambil pakaian dilemari memilih memakai kaos lengan panjang warna maroon dan juga celana basket warna biru.
Rambutnya sengaja ia sisir hanya dengan ke lima jarinya rambutnya yang acak-acakan justru membuat Satria lebih coll.
"Bang Sat lo udah pulang?!"
Teriak Zo didepan pintu kamar Satria. Zo baru saja pulang dari kegiatan tambahan. Bahkan Zo masih memakai seragam sekolahnya.
Satria membuka pintu.
"Kenapa?"
"Pinjem hape lo dong"
Zo menengadahkan tangan meminta hape milik Satria.
"Hape lo kemana?"
Zo menggaruk belakang kepalanya tak berani menatap Satria.
"Itu bang hape gue diambil sama Tio"
"Kok bisa?!" Satria terkejut.
"Biasa lah bang. Anak muda main taruhan"
Satria menatap Zo sinis.
"Nggak jago taruhan so' ikut taruhan. Minta aja sama Papa"
"Tapi bang"
Brakkk
Zo terlonjak kaget karena Satria menutup pintu dengan kencang.
"Duuuhhh. Elo sih main iya in aja permintaan Tio jadi bingung sendiri kan lo!" Omel Zo pada diri sendiri.
Zo masuk kekamarnya sendiri dengan pikiran yang kacau.
Didalam kamar Satria memilih membuka laptopnya dan mengerjakan tugas kuliah. Satria tidak ingin menghiraukan permintaan Zo.
Dengan serius Satria menyelesaikan tugasnya satu persatu. Hingga satu jam kemudian tugas kuliah miliknya sudah selesai.
Satria menutup laptopnya lalu beranjak dari duduk sambil merentangkan kedua tangannya kesamping.
"Akhirnya tugas gue kelar juga"
Satria mendekati ranjang dan menjatuhkan bobot diatas kasur. Memejamkan mata berniat ingin tidur.
Tik tok tik tok
Hape milik Satria berbunyi membuat mata yang baru saja memejam reflek terbuka lagi.
"Hallo" Satria menempelkan hapenya dikuping.
"Malam kita ke club yuk!" Ajak Vega.
"Gue capek banget gue nggak ikutan" Jawab Satria.
Vega berdecak. "Kita ngumpul semua tauk. Dah lah lo ikutan aja gue tunggu nih dirumah Vario"
Tut
Panggilan dimatikan Vega.
Satria membuang nafas jengah. Teman-temannya memang pandai membujuk dirinya yang tidak pingin pergi kemana-mana.
"Nggak bisa lihat orang nyantai dikit apa? Dasar temen nggak berperasaan"
Satria ngedumel sambil bangkit dari tidurannya. Membuka lemari dan mengambil celana jeans panjang kesukaannya.
Satria memakai celana itu memakai sarung tangan dan langsung keluar kamar menuju motornya tidak lupa kunci motornya ia bawa. Sampainya digarasi Satria memakai helmnya.
Brummm brummm
Satria telah menunggangi motornya ia melajukannya ke pintu gerbang membuka gemboknya.
Stelah gembok itu terbuka Satria memutar gasnya dengan kencang, membuat suara motornya meraung keras meninggalkan area rumah.
Beberapa menit.
Brummm brummm
Satria memberhentikan motor didepan rumah Vario di antara motor para teman-temannya.
Setelah melepas helm dan sarung tangannya Satria masuk ke dalam rumah Vario dengan santai.
Kenapa seperti itu?
Ya. Karena Vario tinggal sendirian di rumah besarnya. Kedua orang tuanya berada di luar negeri sedang menjalankan bisnis sudah selama dua tahun ini.
"Satria beneran nggak datang Ve?" Tanya Vario.
Supra, Suzu, Wasa, Vega dan Vario tengah duduk di atas karpet kamar Vario.
"Gue datang"
Sahut Satria yang baru saja masuk kamar Vario.
"Ce ilah lemes banget lo. Ada apa?"
Tanya Vega saat Satria menjatuhkan bobot diatas kasur milik Vario.
"Capek banget gue. Kayanya gue bakalan demam deh" Jawab Satria tak jelas.
"Ck nggak asik lo" Kesal Suzu.
"Yok cabut. Gue udah nggak tahan dirumah terus"
Ucap Vario beranjak dari duduknya dan mengambil kunci motornya diatas nakas.
Semua temannya pun ikut beranjak kecuali Satria.
"Sat"
"Iya. Gue ikut"
Sahut Satria, dengan lemasnya ia merangkul bahu Vega yang keluar belakangan.
🛐🛐🛐🛐
Satria dan teman-temannya sampai di club malam. Mereka bersamaan masuk kedalam.
Seketika musik yang begitu memekakan telinga membuat Satria yang sejak tadi lemas kembali bertenaga.
"Eh itu Lika bukan sih?"
Suzu menunjuk seseorang di antara kerumunan orang-orang berjoget.
"Lika di sini?" Tanya Satria keheranan.
semangat.
semangat selalu
dan
10 iklan untuk authornya./Smirk/
semangat othor...
1 vote juga.