Hai..
Namaku Ziqiesa. kalian bisa memanggilku dengan sebutan,Zi. Aku seorang gadis cantik yang masih erat kasih sayang dari Ayah dan Ibuku. suatu hari aku tersesat ke dunia yang tidak aku ketahui. dan kasih-sayang itu masih sama adanya, tapi seakan terputus karena jarak kami yang tidak dapat di ketahui.
Aku,ingin mengajak kalian untuk ikut menemani perjalanan ini, sampai kembali pada pangkuan Ayah,dan Ibuku. bagaimana? kalian mau kan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Iblis
Zi, tersenyum manis menatap wajah pria yang tingginya satu meter lebih tinggi daripada Graysen. Melakukan penghormatan terhadap Muchen dengan menyilangkan kakinya dan meletakkan tangan kanannya di depan dada.
"Hormat saya yang mulia Raja. Semoga Anda di berikan kehidupan abadi seratus ribu tahun." Ucapnya lembut dengan sesopan mungkin.
Muchen tidak bereaksi. Dia lebih dari pada terkejut melihat gadis kecil yang hanya setinggi pahanya lebih kurang. "Manusia?" suaranya yang menggelegar membuat ruangan itu berguncang hebat seperti gempa bumi.
Graysen, berlari ke arah Zi. Menariknya agar bersembunyi di belakangnya. "A-Ayah? Tolong dengarkan dulu penjelasanku. Aku, mohon Ayah,jangan lukai,Zi!" Graysen berlutut di hadapan Muchen. Dengan kedua tangannya terangkat di depan kepala,dan wajahnya yang terlihat sangat panik, dan cemas.
Graysen, membuat pelindung transparan. Namun,jika di bandingkan dengan kekuatan Muchen tentu itu bukan apa-apa. Hanya sekali jentikan tangan saja, pelindung transparan itu akan lenyap dan melebur menjadi serpihan cahaya.
Muchen, menghancurkan pelindung transparan milik Graysen. Menarik tubuh Zi dengan kekuatannya dan segera menghilang dari sana. Graysen berlari mengejar sampai di tempat menghilang Ayahnya. Menggapai tubuh Zi,namun hanya udara yang di genggamnya.
"Jusy, sialan!" Graysen, menatap ke arah Jusy dengan amarah yang menggebu-gebu. Dengan penuh kesadaran Graysen mencekik leher Jusy dengan kekuatannya, hingga wajah perempuan kaku itu membiru.
Judy, berlari untuk membantu Jusy,dan menghentikan Graysen agar tidak membunuh adiknya. "Yang mulia pangeran? Hentikan! Anda akan membunuhnya,jika Jusy mati maka aku juga akan mati,dan Anda akan mati sia-sia di tangan Yang mulia Ratu." Bentak Judy menyentak kuat tangan Graysen yang hampir membunuh adiknya.
"Ini, semua karena perempuan sialan itu! Kalau dia tidak ceroboh maka Zi akan aman dan tidak akan bertemu dengan Ayah!" Graysen menjambak rambutnya dengan kasar. Wajahnya merah padam dengan dadanya naik turun karena amarah.
Jusy, terbatuk-batuk sebelum tubuhnya melemah dan hilang dari pandangan. Judy, menyalurkan sedikit kekuatan kepada aliran darah Graysen agar pemuda itu tenang. Urusan Jusy dia akan urus setelah menenangkan Graysen.
Judy, menghilang untuk menyusul adiknya yang butuh penanganan segera. Jika di biarkan saja, Jusy bisa kehilangan nyawanya.
"Ah..! Apa yang harus dilakukan sekarang? Ayah pasti akan menghancurkan Zi,dan mengirim paksa ke dunia manusia. Aku, tidak bisa berdiam diri tanpa berbuat sesuatu." Graysen juga menghilang dari ruangan tersebut. Menyisakan empat orang prajurit yang diam berdiri di setiap sudut ruangan.
•••
Zi, melihat sekitarnya dengan kagum. Menara kastil paling tinggi,dan paling mewah,semua ornamennya ada di sini. Matanya hampir tidak berkedip, tidak berhenti berdecak kagum setiap satu detik sekali.
"Makanlah yang banyak biar tubuhmu kuat." Muchen tidak henti-hentinya menyuruh Zi untuk mencicipi semua buah-buahan dan makanan segar yang tersedia di ruangannya.
Zi, tersadar dari lamunannya. Menatap ke arah Muchen sambil menyengir lebar. "Baik, Yang mulia. Saya sudah kenyang, karena belum lama ini makan di rumah kaca." Ulas Zi agar Muchen tidak kembali menawarkannya makan terus-terusan. Lambung Zi hanya sebesar biji kelor,jika terus di paksa menampung semua makanan yang tersaji di atas meja,akan membuat lambungnya penuh dan melimpah.
"Ya, sudah. Kalau begitu kamu bisa beristirahat di ruangan ini sepuasnya. Kalau mau membaca di pintu bagian Barat ada ruangan khusus untuk membaca buku, disana juga tersedia banyak buku-buku yang mungkin akan sangat berguna untukmu. Sebelah sisi Utara ada pintu untuk bersantai di taman sambil memakan kudapan,dan untuk kamar mandi ada di pintu bagian Timur. Kalau mau tidur kamu bisa masuk ke pintu bagian Selatan. Pergilah kemana saja yang kamu mau,dan jika sudah selesai temui Saya di ruangan sebelah kiri dari Barat,ada pintu rahasia di sana." Muchen berujar panjang,sambil menunjuk dengan jari telunjuk ke arah tiap-tiap pintu yang di utarakannya pada, Zi.
Zi, mengangguk dalam. "Baik yang mulia, terimakasih atas kepercayaan Anda terhadap saya,yang mulia." Zi, menjeda ucapannya sebentar sambil mengambil napas panjang karena jujur saja dirinya merasa gugup saat berhadapan dengan,Muchen. "Saya akan menyusul yang mulia jika sudah selesai." Ulas Zi setelah beberapa saat terdiam dan mengumpulkan banyak oksigen di paru-parunya.
Munchen tersenyum tipis, mengangguk singkat, kemudian menghilang dari pandangan,Zi. Lantas saja Zi mengurut dadanya dengan lembut. "Akhirnya,aku bisa bernapas dengan lega. Paru-paruku, jantungku? Kembali bekerja dengan baik!" Lirih Zi menghembuskan napas panjang.
Zi, beranjak dari duduknya. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang di berikan oleh Muchen padanya. "Ini, sebuah kesempatan emas yang harus di manfaatkan dengan sepenuhnya. Tidak boleh ada yang terlewat satupun dari semua pintu yang tadi di sebutkan oleh, yang mulia Raja." Gumamnya Zi tertawa kecil.
Zi, berhenti di tengah-tengah ruangan. Mengamati setiap sudut ruangan dengan penuh keraguan,"pintu yang mana dulu, ya? Semuanya terlihat sangat menggiurkan. Tapi.. perutku terasa sakit,itu artinya aku harus masuk ke pintu bagian Timur terlebih dahulu!" Zi, segera melangkah ringan menuju bagian Timur, tanpa mendorong terlebih dahulu, pintu kamar mandi itu secara otomatis terbuka lebar dengan sendirinya. Zi,masuk ke dalam,dan pintu itu juga secara otomatis tertutup sendiri.
"Wah,ini lebih canggih dari pada pintu kamar mandi di rumah kaca milik, Graysen. Sangat jauh berbeda!" Puji Zi dengan perasaan yang amat terasa sangat senang.
Berbeda dengan,Zi. Pemuda balok kering itu kini tengah uring-uringan karena di tinggal pergi oleh Zi yang entah kemana. Biasanya orang yang tengah uring-uringan akan berada di atas tempat tidurnya,tapi jauh sekali perbedaannya dengan Graysen. Pemuda itu uring-uringan di depan gerbang istana kerajaan Aestherlyn.
Graysen, tengah membantai tiga iblis yang masuk ke dalam wilayah istana kerajaan Aestherlyn. Dari mana iblis itu bisa masuk Graysen belum mengetahuinya karena sudah hampir satu jam lamanya Dia berusaha untuk menghabisi nyawa iblis yang kuat itu.
"Judy? Apakah Jusy masih lama sadarnya?" Di sela-sela pertarungan yang sengit itu Graysen bertanya kepada Judy, tentang pelayannya yang kemarin itu di cekik, bahkan Graysen hampir saja membunuhnya.
"Ya. Yang mulia pangeran." Jawab Judy dengan suara datar, mereka sama-sama berada di titik merah, iblis yang berhasil masuk ke dalam wilayah istana kerajaan Aestherlyn saat ini bukan jenis iblis biasa,ini jauh lebih kuat dan bertenaga dari yang sebelum-sebelumnya.
Graysen, mengumpati dirinya sendiri yang telah ceroboh. Jika seperti ini keadaannya mereka bisa kalah melawan dua iblis yang masih tersisa. Semua prajurit elite dan prajurit biasa sudah kalah, mereka bahkan tidak mampu untuk sekedar bergerak untuk bangkit,duduk. Kecuali kedua iblis yang menyerang mereka mati,maka secara otomatis prajurit-prajurit itu akan kembali kuat seperti sedia kala.
"Yang mulia pangeran!!" Judy,menahan serangan lawannya dengan pedang emas putih miliknya,sambil meneriakkan Graysen yang kini jatuh ke tanah dengan luka sayatan di mana-mana.
"Ah.. Andaikan Jusy tidak koma, pasti akan sangat mudah untuk memukul mundur dua iblis itu." Erang Graysen yang kini terduduk sambil memegangi dadanya yang terasa berdenyut sakit.
Judy dan Jusy adalah kembar identik, secara otomatis jika salah satu dari keduanya tidak sadarkan diri,atau mati. Maka kekuatan salah satu dari mereka akan melemah, seperti saat ini. Mereka di datangi tamu berbahaya, namun Jusy yang koma tidak bisa membantu membangkitkan kekuatan Judy untuk bisa mengalahkan iblis itu dengan mudah.
Tapi sejauh ini Judy masih bisa bertahan dengan baik. mengalahkan satu iblis yang lebih kuat dari dua lainnya dengan cukup gesit. Namun sekarang dia juga sudah mulai melemah,tubuhnya yang terus-menerus di terjang kekuatan gelap secara perlahan akan mengeras dan tidak berfungsi dengan baik.
Sedangkan Graysen, kembali bangkit untuk melakukan perlawanan."Aku tidak boleh menyerah!" Mengeluarkan tenaga terdalamnya untuk membuat perlindungan anti panas dari dua iblis tersebut.
"Ak.."
"Yang mulia pangeran?"
Graysen dan Judy terkena serangan hingga keduanya terhempas ke tanah!