Kejadian malam itu membuatku hampir gila. Dia mengira kalau aku adalah seorang jal*ng. Dia merebut bagian yang paling berharga dalam hidupku. Dan ternyata setelah aku tau siapa pria malam itu, aku tidak bisa berkata-kata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heyydee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Musik DJ terdengar menggebu dengan lampu-lampu warna-warni terpancar. Semua orang tampak menikmati pesta yang di adakan di b4r itu.
Sebelum ikut berpesta, semua pelanggan wajib memakai topeng yang telah di sediakan oleh pihak bar karena malam ini adalah pesta topeng.
"Wah, rame banget ya? Ternyata gini rasanya party di b4r mewah, berkelas banget," ucap Naura senang.
"Ya, malam ini kita puas-puasin buat party karena malam ini malam keberuntungan kita," ucap Aura.
Naura dan Aura ikut berjoget mengikuti alunan DJ yang menggema di dalam ruangan yang sangat mewah dan besar itu.
Naura dan Aura mengambil gelas kecil berisi win3 yang di sediakan oleh para pelayan. Mereka menikmati musik dan juga menikmati minuman ker4s itu.
Saking asiknya mereka minum, Naura mulai merasa pusing dan mu4l. Mungkin karena dia kebanyakan minum. Karena kondisi yang tidak bisa di kendalikannya, Naura pergi meninggalkan Aura. Saat ini dia m4buk berat dan ingin ke kamar mandi untuk memunt4hkan seluruh isi perutnya.
Pandangannya buram dan kepalanya pusing membuatnya terasa seperti melayang-layang di udara. Dia berjalan sempoyongan tanpa tau arah tujuannya.
Tiba-tiba saja ia tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan di depannya.
Bruk~
Naura sedikit terpental saat tidak sengaja menabrak seseorang.
"Maaf! Maaf, saya gak sengaja!" ucapnya dengan pandangan yang tidak jelas.
Naura mencoba menyadarkan dirinya agar tidak terlalu mabuk. Naura mencoba berdiri dengan sisa tenaganya. Ia sesekali jatuh dan mencoba untuk tetap bangkit.
Saat dia berhasil bangkit namun saat selangkah berjalan dirinya tidak bisa menjaga keseimbangan dan akhirnya hampir terjatuh. Tapi untungnya pria bertubvh kekar dan jangkung itu segera menangkapnya.
"Sepertinya kau butuh bantuan?" tanyanya dengan senyuman nak4l.
"Tidak, aku....
Tanpa aba-aba, pria itu langsung mengangkatnya seperti sedang membawa karung di bahu lebarnya.
"Hei...apa yang kau lakukan? Aku jadi mau munt4h," ringiknya namun tak di dengarkan pria itu.
Dia pergi naik lift menuju lantai atas. Setelah lift terbuka, dia membawanya ke sebuah kamar yang pencahayaan sangat minim.
Bruk!
Pria itu melemparkan tubvh mungilnya ke kasur empuk. Naura mulai sedikit sadar dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Pria itu secara tiba-tiba membuk4 kemeja putih miliknya dan menc4mpakkannya ke sembarang arah.
"Apa yang mau dia lakukan?" batinnya merasa heran.
"Jangan-jangan.....
Saat Naura hendak kabur dari kasurnya, pria itu dengan cepat mengunci pergerakannya.
"Ahhh....lepaskan aku!!"
"Cih...kau kira bisa kabur begitu saja, jal4ng?" tanya pria itu dengan suara berat.
"Apa maksudmu? Aku bukan jal4-ng! Kau siapa?" tanyanya panik.
Karena pria itu pakai topeng juga, Naura tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.
"Lepaskan aku, dasar brengs3k!!!" teriaknya.
"Ck....diamlah jika kau tidak ingin aku berlaku kas4r padamu," ancamnya.
Dengan sekali hap, pria itu berhasil masuk dan menguasai bib1r milik Naura. Naura tidak bisa apa-apa dan hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan pria padanya. Dia hanya bisa menangis merasakan sakit dan penyiks4an yang di berikan oleh pria bajing4n itu. Malam yang penuh ga1rah dan kelvh kes4h yang menguras keringat.
Setelah hampir dua jam melakukan hubungan terlar4ng itu, pria itu pun akhirnya mengakhirinya dengan rasa pu4s.
"Terima kasih babe, tubvhmu sangat en4k dan memu4skan," bisiknya dengan nada yang menyeramkan membuat bulu kuduknya merinding.
"Lain kali kita akan bermain lagi dengan lebih menyenangkan," dia menyeringaikan senyuman nak4lnya.
Pria itu kembali memakai pakaian yang ia camp4kkan, ia melemparkan uang yang sangat banyak ke arah Naura yang terkap4r lemas dengan berurai air mata. kemudian pria itu pergi begitu saja.
Flashback off~
"Gue gak akan pernah maafin cowok bajing4n itu. Gue bakal bikin pelajaran sama tuh cowok! Awas aja ya looo!!" geramnya dengan penuh amarah.
Keesokan harinya, Naura kembali ke kampusnya. Dia duduk di kursi dekat tangga sambil merenung sendirian.
"Loh, itu kan Naura?" ucap Aura yang baru datang dan melihat Naura yang tampak masam.
"Woyy!!" panggilnya mengagetkan Naura.
"Apaan sih lo? Ngagetin gue aja!!" geramnya.
"Lagian lo ngapain bengong sendirian di sini? Gak takut kesambet lo?" tanyanya heran.
Naura membuang nafas kesalnya.
"Kenapa sih? Ada masalah ya?" tanyanya penasaran.
"Gak tau ah! Kalau di pikirin lagi bikin gue naik dar4h," jawab Naura.
"Kok gitu sih?"
"Udah ah, masuk yuk!" ajaknya.
Naura berjalan duluan menuju kelas mereka sedangkan Aura belakangan.
"Kenapa sih sama tuh anak? Baru masuk udah manyun gitu?" Aura pun berjalan menyusul Naura yang sudah berjalan setengah jalan.
"Naura tungguin gue dong!!" teriaknya dengan suara cempreng.
***
Saat Aura sedang ke kamar mandi, Nina mendatangiku.
"Kita mau buat kejutan untuk Aura! Lo mau ikut gak nanti malam?" tanya Nina.
"Kejutan? Malam ini?"
"Iya,"
"Kejutan apa?" tanya Naura.
Nina membisikkan sesuatu ke telinga Naura.
"Hah... serius kalian mau bikin itu?" Naura tampak excited.
"Iya,"
"Okelah, gass!! Pasti bakal seru nih," ucap Naura dengan senyuman manisnya.
Selesai dari kamar mandi, saat masuk Aura di buat heran dengan mereka. Mereka berkumpul dan tertawa sambil berbincang-bincang santai.
"Woah...tumben nih pada kumpul? Ada apaan nih?" tanya Aura heran.
"Gak ada sih! Lagian kan udah lama kita gak ngoceh bareng," ucap Nina.
"Iya, apalagi lo kan sebentar lagi mau nikah,"
"Gimana, lo udah siap belum buat berumah tangga?" tanya Naura.
"Ya harus siap dong," jawabnya.
"Hmm.... kira-kira kado yang cocok buat lo apa ya?" tanya Nina.
"Boleh request gak nih?" tanya Aura.
"Emang lo mau apa?" tanya Naura.
"Serius nih?"
"Iya, sebutin aja!"
"Hmm, gue mau berlian," ucapnya bercanda.
"Hah, gil4 kali ngasih berlian? Lo kira kita sultan? Gak ada duit kalau kadonya berlian," jawab Karina.
"Iya ih, yang benar aja dong!"
"Hahaha....gak, gak. Gue cuma bercanda kok! Kalian mau ngasih apapun pasti gue terima kok," ucapnya dengan senang hati.
"Woahhh, kalau gitu gue kasih sem-p4k ber-t4li aja yah," ucap Naura.
"Ya udah gak papa, lumayan buat mal4m pert4ma sama suami, oh iya sekalian ku-t4ng yang cuma nutupin anunya aja ya," jawab Aura dengan candaan.
"Tenang, nanti gue beliin yang sepasang, biar h0tt," ucap Naura dengan candaan.
"Anj1rr, udah sampai situ aja pembahasannya! Otak ku yang polos ini kan jadi ternodai," ucap Nina.
"Polos?" Mereka malah tertawa mendengar perkataannya.
"Yakin polos? Bukannya lo udah pro ya soal begituan?" tanya Karina.
"Ssttt, diam. Jangan bongkar aib," ucap Nina dengan nada canda.
"Heh, jangan keras-keras ngomongnya! Nanti kedengaran tetangga sebelah," ucap Karina.
"Oh iya, baju kita kapan nih di kasih?" tanya Karina.
"Sabar dong! Kalau udah dekat hari H baru gue kasih," ucap Aura.