Kita dan Rasa
Kisah cinta beda agama antara Wilona si gadis kampung yang sedang merantau di kota dan Raka pria kota yang berasal dari keluarga kaya raya yang tak sengaja dipertemukan.
Raka yang mulai jatuh cinta kepada Wilona memutuskan untuk mendekati Wilona , perjuangan Raka membuat hati Wilona luluh ,merek pun menjalin hubungan bahkan Raka berani mengenalkan Wilona kepada keluarganya.
Walau keluarga Raka menerima Wilona ,namun beberapa waktu kemudian mereka sadar bahwa mereka berbeda keyakinan.
konflik dan drama terjadi diantara kisah cinta mereka belum lagi kehadiran orang ketiga yang mampu mencuri hati keluarga Raka membuat Wilona semakin merasa terpojok.
Wilona yang hampir menyerah dengan cintanya memutuskan untuk berhenti bekerja dan pulang ke kampung halaman ,namun tak di sangka Raka masih berjuang dan menyusulnya.
Apakah cinta mereka akan berakhir bahagia? atau takdir justru memisahkan mereka berdua.?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"dor ! " Jansen menembak Wilona dengan senapan mainan nya ,membuat Wilona berpura - pura tertembak dan mati.
Jansen mengambil senapan yang dipakai Wilona.
"hore ! Kakak kalah lagi ! Aku menang"
Wilona bangun dari kematian nya setelah tuan muda nya mendeklarasikan kemenangan.
"aaaaa aku zombie ! Aku mau makan otak anak kecil " Wilona mengejar Jansen dengan menirukan perilaku Zombie yang ada dalam film.
" Aaaa ! Mama ,ada Zombie ngejar Jansen!" Jansen berlari menuju mama nya yang memang sedari tadi ada di ruang bermain Jansen memperhatikan mereka bermain.
"aaaa ! Akulah Zombie mama !" mama Jansen justru ikut menjadi Zombie , Jansen pun berlari sekuat tenaga nya untuk menghindari kedua Zombie jadi jadian itu.
"nah dapat ! Ayo kita makan anak ini" mama Jansen berhasil menangkap Jansen lalu ia dan Wilona menggelitiki Jansen , suara tawa pun terdengar di ruangan itu, Wilona sangat bersyukur mendapat majikan yang sangat baik dan cocok dengan nya.
Adzan Maghrib sudah berkumandang, Mereka menghentikan aktivitas bermain nya.
"Jansen sama mama yah ,biar kak Wilona salat maghrib dan makan dulu" mama Jansen menghentikan permainan untuk memberikan Wilona waktu beribadah dan makan.
"makasih bu ,dadah Jans " Wilona segera turun ke lantai tiga , setelah salat Maghrib, Wilona menghubungi Raka yang sudah ia rindukan.
Raka mengangkat telepon dari Wilona ,keduanya melepas rindu dengan mengobrol beberapa saat seraya memanfaatkan waktu istirahat Wilona.
Pekerjaan Wilona belum usai ,ia harus naik kembali ke lantai empat untuk menemani Jansen bermain atau belajar hingga Jansen tidur.
Wilona berpamitan kepada Raka setelah perut dan hati nya terisi .
"eh Wil, Jansen udah bobo ,mungkin dia kecapean main ,kamu istirahat aja yah " mama Jansen yang sedang membaca majalan langsung memberitahu Wilona bahwa tugas nya hari ini telah usai.
Wilona cukup beruntung hari ini karena Jansen tidur lebih awal dari biasanya, ia kembali ke kamar nya lalu mulai memilih baju untuk di pakai besok.
Wilona menyetrika lalu menggantung baju untuk besok ,ia sangat semangat untuk berkunjung ke rumah Raka, pasti akan menyenangkan berada seharian di rumah Raka.
Wilona kembali menghubungi Raka ,kali ini melalui pesan , ia sangat merindukan Raka hari ini .
..
"besok pelajaran apa sih?" mama Raka menghampiri Raka dan Wica yang sedang belajar di ruang tamu.
"Bahasa Inggris tante ,besok cuma satu pelajaran jadi bakal cepat pulang juga" ucap Wica yang sibuk menghafal kosa kata dengan kamus Bahasa Inggris nya,sementara Raka sedang asyik dengan ponsel nya.
"besok latihan Dance lagi?" mama Raka bertanya lagi.
"oh besok libur dulu ,katanya ada tamu ,siapa sih tante?" tanya Wica penasaran karena Raka tak mau meberitahunya.
"oh itu besok teman nya Arka mau berkunjung seharian ,jadi Raka juga mau main sama mereka" jawab mama Raka.
"kalau aku?" tanya Wica dengan nada memelas karena besok dirinya pasti akan kesepian di rumah, apalagi pulang sekolah cepat dan tak ada les.
"kamu kesini aja kali kayak biasanya " mama Raka tahu Raka tak akan setuju ,namun ia tak tega dengan Wica, Wica sudah gagal mengejar cinta Raka setidak nya mama Raka ingin Wica menjadi keluarga nya.
"hore ! Makasih tante" Wica memeluk mama Raka ,mama Raka merangkul Wica gemas ,ia sungguh ingin memiliki anak perempuan sejak awal menikah.
"sekalian aja tinggal di rumah gue huu ! Ikut - ikutan aja lu" Raka melempar Wica dengan bantal sofa .
"yak ! Kurang ajar " Wica melempar balik , mereka kini saling lempar bantal .
"jangan berantem ah ! Lanjutkan belajar nya ,kalian tuh udah mau lulus SMA loh !" mama Raka tak tahan untuk tidak mengomel saat melihat Raka dan Wica yang mulai bertingkah dihadapan nya.
"mama , besok bikinin cheesecake yang besar yah ma !" setelah pertengkaran kecil itu ,Raka menghampiri mama nya.
"boleh ,boleh aja , berani bayar berapa?" tanya mama Raka meminta penawaran.
"sejuta pun kakak bayar ma" jawab Raka menantang.
"oh boleh ,pake uang siapa?" tanya mama Raka lagi.
"pake uang dari mama lah hahaha ! " Raka menjawab nya dengan candaan ,kini Raka menjadi pribadi yang ceria dan sering kali bercanda dengan siapapun .
"sejak kapan kamu suka cheesecake?" tanya mama Raka yang sadar bahwa Raka tak terlalu suka dengan keju.
"bukan buat aku ,buat Wilona loh besok dia suka banget sama cheesecake" Ucap Raka yang ternyata ingin Wilona memakan kue keju buatan mama Raka yang terkenal sangat lezat.
"oalah siap laksanakan !" mama Raka menyetujuinya.
"Wica bantu yah tante" Wica menawarkan diri untuk membantu ,walau Wica merasa sedih dan sedikit kesal saat mengetahui bahwa tamu besok adalah Wilona ,namun Wica tetap akan ada di rumah ini membantu mama Raka.
"jangan mau ma ,nanti yang makan keracunan hueek !" Raka menggoda Wica lagi, lalu pertengkaran babak kedua pun berlangsung ,bantal sofa kembali melayang ,mama Raka berteriak dan mengomel untuk menghentikan pertengkaran itu.
..
Hari semakin malam ,hujan pun turun ,Raka pergi ke kamar nya setelah mengobrol dengan Wica dan mama nya namun Raka tertidur di kamar nya dengan posisi pintu kamar yang masih terbuka.
Wica masih menunggu jemputan ditemani oleh mama dan papa Raka di ruang TV ,sementara Arka sudah tertidur.
Wica menonton TV tanpa suara ,pikiran nya melayang jauh memikirkan nasib cinta nya yang bertepuk sebelah tangan karena Raka mencintai orang lain, namun disisi lain Wica senang dengan Raka yang sekarang lebih ramah dan selalu menggodanya ,candaan sering kali Raka lontarkan kepada Wica dan membuat keduanya lebih akrab.
Mama Raka memperhatikan Wica dengan tatapan iba, namun ia tak bisa berbuat apa - apa karena masalah perasaan tak bisa di paksakan ,lagi pula mama Raka senang dengan sikap Raka yang seceria sekarang.
"gak mau nginep aja Wi?" Mama Raka menawarkan Wica untuk menginap.
"enggak tante belum nyiapin buat sekolah besok" jawab Wica yang mulai mengantuk ,namun ia belum bersiap untuk sekolah besok jadi harus tetap pulang.
"padahal disini aja loh jadi anak om sama tante" ujar papa Raka .
"makasih om ,tante ,aku senang kok bisa diterima disini , dirumah suntuk dan sepi rasanya semua orang sibuk kerja ,aku nya di cuekin" jawab Wica.
Kedua orang tua Wica sangat terobsesi dengan uang dan pekerjaan ,mereka selalu menitipkan Wica kepada Asisten Rumah tangga nya ,mereka jarang ada di rumah dan jika di rumah pun mereka akan tetap sibuk bekerja tanpa memperhatikan Wica.
Mereka selalu menuntut Wica untuk menjadi yang terbaik di sekolah agar Wica bisa mendapat pekerjaan yang bagus di masa depan tanpa mereka pikirkan perasaan Wica yang merasa sangat kesepian.