"Oke, aku mau menikah dengan Kiara," putus pria.
"Alhamdulilah, aku sangat bahagia Bang mendengar keputusan kamu. Kak Ara pasti sangat bahagia karena bisa menjadi istri Abang," balas gadis itu dengan senyum sumringah, ia bahagia karena Kakak sepupu kesayangannya bisa menikah dengan pria yang dicintainya.
"Tapi aku ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Katakan apa syaratnya Bang, aku bakal ngelakuin apapun agar Abang mau menikah dengan Kak Ara."
"Aku mau kamu jadi istriku, aku mau kamu menjadi istri pertamaku. Kiara tetap akan aku nikahi, tetapi dia akan menjadi istri keduaku." Mendengar ucapan dari pria yang ia panggil Abang barusan, jelas gadis itu kaget sekali. Bagaimana bisa punya ide gila seperti itu.
"Aku mau, Bang," putus gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 6
"Digo, kamu sekarang ada suami dari putri kecil Daddy. Daddy mohon bahagiakan putri Daddy, jika kelak kamu bosan sama putri Daddy. Kembalikan Manda pada Daddy, jangan malah menyakitinya. Karena Daddy tidak akan sanggup melihat putri kesayangan Daddy tersakiti." Rezka mengatakan hal itu dengan mata berkaca-kaca.
"Daddy Rezka tidak perlu khawatir, Digo sangat mencintai Manda putri kesayangan Daddy. Jadi rasanya tidak mungkin bagi Digo untuk menyakitinya, bahkan Digo akan terus membuat Manda bahagia disetiap harinya. Karena kebahagiaan Manda adalah yang utama bagi Digo.
"Daddy percaya sama kamu, Nak."
Para orang tua dipanggil oleh salah satu tamu, akhirnya mereka meninggalkan pasangan pengantin baru itu. Sahabat Digo dan Manda menghampiri pasangan pengantin baru, Digo dan Manda memang mengundang sahabat-sahabat mereka untuk menyaksikan acara pernikahannya. Awalnya baik sahabat Digo dan Manda sangat terkejut, mendengar pernikahan yang sangat dadakkan itu.
Namun, mereka tetap berusaha datang. Untung sewaktu Digo pulang dadakkan ke Indonesia, Darel juga ikut pulang ke Indonesia. Sedangkan Fallah sendiri memang sudah berada di Indonesia sejak lama. Kalau sahabat Manda kan memang ada di Indonesia.
Mereka semua mengucapkan selamat pada pasangan pengantin baru itu, sahabat Manda sangat menyayangkan karena pernikahan dadakkan ini mereka jadi tidak sempat membelikan kado untuk Manda dan Digo sebagai kado pernikahan.
Digo dan Manda juga sudah memberitahukan tentang Digo yang akan menikah dengan Kiara juga, mereka berdua sangat percaya dengan sahabatnya. Tidak menyimpan rahasia apapun, pada sahabatnya begitu pula sebaliknya.
"Kado mah kalau niat ngasih, bisa nyusul kali," canda Digo.
"Iya, Bang tenang. Nanti kita siapin deh kado yang spesial buat kalian berdua, iya kan guys?" Zatta membalas candaan Digo, tetapi Zatta dan sahabat Manda yang lain memang tetap akan menyiapkan kado spesial untuk pasangan pengantin baru itu.
"Nantikan aku sama Mas Digo bakalan akad lagi, resepsi juga. Masih banyak waktu buat kasih kado, tapi bagi kami kehadiran kalian semua itu juga udah menjadi kado yang sangat berharga," kata Manda lembut.
"Ciee manggilnya Mas ya sekarang bukan Abang lagi," ledek Sheira. Diledekkin sahabatnya, membuat pipi Manda merona.
"Mas Digo yang minta, ya aku sebagai istri yang baik ya nurut aja," jawab Manda polos, sontak membuat Digo dan sahabatnya tertawa.
"Emang ya bener, kalau jodoh enggak akan kemana, buktinya sekarang Bang Digo beneran berjodoh sama Manda. Kalian emang serasi banget sih." Mandengar perkataan Zatta semuanya tersenyum.
"Btw masalah kerjaan, abis nikah Manda tetap kerja apa enggak?" tanya Shena penasaran, mendengar pertanyaan Shena. Zatta dan Sheira langsung melolot. Karena bagi mereka, tidak seharusnya mereka bertanya seperti itu pada saat ini. Saat yang sangat tidak tepat.
"Aku kan cuma pengen tau, masa enggak boleh tanya," ujar Shena tanpa rasa bersalah.
"Aku belum tau, belum bicarakan juga sama Mas Digo." Mereka mengangguk paham.
"Owh oke."
Hari sudah malam, semua tamu sejak tadi pada pulang. Sahabat Manda dan Digo juga baru berpamitan pulang, kini Manda dan keluarganya pulang dari restoran hendak ke hotel. Setelah akad nikah di masjid, Rakha sengaja memindahkan acaranya ke restoran. Mengajak para tamu akan-makan sebagai syukuran, sampai Rakha meminta restorannya tidak di buka untuk umum. Kebetulan memang itu restoran milik Trissya, jadi mereka bebas melakukannya.
Manda, Digo dan keluarganya tidak langsung pulang, mereka memilih untuk menginap di hotel yang ada di Bandung. Kebetulan hotelnya milik Rakha, keluarga Revano memang sangat kaya. Bukan hanya anak-anak mereka, menantu dan cucu keluarga Revano juga tidak perlu diragukan lagi kekayaannya.
Mobil pengantin yang diisi pasangan pengantin baru, sudah sampai di hotel. Manda hendak keluar dari mobil, tetapi Digo malah mencegahnya. "Tunggu dulu."
Manda menurut, Digo turun duluan. Digo bukan hanya membukakan pintu untuk Manda. Namun, Digo juga menggendong Manda ala bridestyle. Hingga Manda memekik kaget.
"Apaan sih Mas, kok tiba-tiba gendong Manda sih, Manda tuh berat harusnya gak usah di gendong." Sepanjang jalan, Manda terus mengomel. Digo hanya diam, mendengarkan omelan sang istri.
Digo gemas, ingin buru-buru membawa istrinya ke dalam kamar.
"Emang enggak boleh ya, kalau suami gendong istrinya sendiri?" tanya Digo menggoda.
"Boleh sih, cuma jangan tiba-tiba. Bilang dulu kek."
"Kalau bilang kayak kamu ngizinin aja, paling bilang alesannya malulah, apalah. Udah, sekarang nurut aja Mas gendong." Mereka mau ke hotel, tidak di sangka saat hendak masuk dikalungi bunga. Bahkan jalanannya ada karpet merah, bukan hanya itu para petugas hotel pun melempari pasangan pengantin itu bunga.
Salah satu petugas hotel bertugas mengantarkan pasangan pengantin baru itu ke kamar hotel yang sudah dipersiapkan khusus untui mereka, kamar yang VVIP sangat megah baru saja selesai di renovasi. Manda dan Digo lah yang pertama menempati kamar itu setelah di renovasi.
Sampai di kamar, Digo menurunkan Manda di atas kasur. Mereka berdua kaget, ternyata kasur yang mereka akan tempati banyak bunga, sebelahnya banyak lilin yang sangat wangi.
"Ini semua Mas yang buat?" tanya Manda setelah duduk diatas kasur, di samping suaminya.
Digo menggeleng, mana sempat ia memikirkan membuat semua ini. Karena semua super dadakkan. "Kayaknya ini semua ulah Daddy Rakha deh."
"Mungkin, kan memang ini hotel milik Daddy Rakha. Besok kita harus berterima kasih sama Daddy Rakha." Digo mengangguk setuju, Digo mendekat ke arah istrinya. Jujur Manda sangat deg-degkan.
"Mas bahagia bisa menjadi suamimu sayang, cantiknya Mas, Bidadarinya." Manda pasrah dengan apa yang akan Digo lakukan padanya, toh mereka sudah halal di hadapan Allah. Digo membantu Manda melepaskan hijabnya, saat hijab Manda sudah lepas telihat rambut Manda yang sangatlah indah.
Digo membelai rambut Manda. "Kamu memang cantik sekali sayang, cantik paras dan hatimu. Mas sangat mencintaimu."
"Manda juga sangat mencintai Mas Digo, akhirnya sekarang kita sudah halal Mas. Manda bahagia bisa menjadi istri Mas," kata Manda lembut. Digo tersenyum, mendengarkan kata-kata Manda
"Mas lebih bahagia sayang, karena menikah dengan cantiknya Mas adalah impian Mas sejak dulu. Apa kamu sudah siap sayang?" Manda mengangguk sebagai jawaban. Digo dan Manda menghabiskan malam dengan bahagia.
***
Sore hari Manda dan Digo baru ke rumah sakit, untuk menjenguk Kiara. Mereka memang baru bisa keluar hotel, karena Digo tidak melepaskan Manda begitu saja.
"Sore Uncle, Aunty Kei. Maaf kita baru bisa datang," ujar Manda tidak enak.
"Enggak papa, kami ngerti kok," jawab Aldo. Manda dan Digo masuk ke ruang rawat Kiara bersama orang tua Kiara. Kiara langsung tersenyum melihat kedatangan Digo, Manda sendiri langsung memeluk sepupu kesayangannya.