Menjadi sasaran cinta seorang gangster?
Gaby harus melewati cobaan yang lebih besar lagi ketika seorang gangster tertarik kepadanya. Namun dibalik ketertarikan Jax, si gangster kejam dan berpengalaman itu ternyata memiliki alasan lain, yaitu menuntaskan pekerjaannya dengan membawa Gaby ke pemimpin mafia bernama Salvatore Conti atas pengkhianatan yang ayah Gaby lakukan.
Jax yang diperintahkan untuk membunuh Gaby dengan diberi hadiah setimpal. Pria itu justru terjebak dalam cintanya sendiri sehingga membuat nya harus lari sejauh mungkin bersama Gaby untuk menghindari kejaran Salvatore dan anak buahnya. Dan melindungi wanita itu dari maut meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TDK — BAB 14
KEBENARAN SOAL VEGAS
Selesai menelepon, Jax mematikan panggilannya, menatap lurus penuh tanda tanya mengenai wanita yang menemuinya saat di bar malam waktu itu. “Hattie! Dia mencurigakan sejak awal.” Gumam Jax hingga akhirnya ia masuk ke dalam mobil dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam dasbor mobil.
Pria itu menoleh ke arah Gaby yang menggeliat dalam tidurnya dengan posisi kepala mengarah ke arahnya.
“Akan aku selesaikan.” Gumam Jax menatap lekat wajah Gaby dengan senyuman tipis yang mengembang.
Beberapa menit Jax masih diam tanpa tertidur. Dia memilih berjaga dan bersandar dengan kedua tangannya menyentuh setir mobil sampai ia menoleh ke arah cafe terbuka yang memperlihatkan sosok pria dengan topi koboi yang baru saja tiba menyapa pria lain di sana.
“¿Cómo estás, Vegas? ¡¡Hay tanta gente dando vueltas!! (Bagaimana kabarmu, Vegas? Banyak sekali yang berkeliaran)!!” ucap seorang pria botak dengan kemeja putih dan jas hitam.
Jax memperhatikannya dari jauh, sangat jauh sehingga dia melihatnya seperti samar-samar. Namun dia yakin akan pria bernama Vegas tadi adalah ayah Gaby.
Jax memutuskan turun dari mobilnya dalam keadaan langit yang masih gelap. Pria itu berjalan menghampiri kedua pria tadi dengan berhati-hati dan berpura-pura membeli sesuatu hingga duduk di salah satu kursi kosong di sana.
“Kau tahu sesuatu tentang putriku? Dia dalam bahaya saat ini. Salvatore mengutus seseorang untuk membunuh putriku, kapan kalian akan menangkap pria itu hah?” tanya Vegas dengan nada panik kepada seorang polisi yang sudah dia bantu selama ini untuk mengungkapkan kejahatan Salvatore walaupun itu berhasil namun kini dia dan putrinya yang bertaruh nyawa.
“Tenang Vegas. Kami masih berusaha, dan selagi kau di sini, maka semuanya akan aman. Dan putrimu— Aku yakin dia akan baik-baik saja.” Jelas pria botak itu dengan entengnya.
Vegas sendiri terlihat menahan rasa kesalnya. Karena alasan bersembunyi dia tidak bisa bertemu dengan Gaby dan menaruhnya ke asrama saat remaja. “Fuck all!” umpat Vegas merasa pusing sendiri.
Sementara pesanan Jax datang namun pria itu masih mendengarkan diam-diam, lalu kembali ke mobilnya dengan membawa secangkir kopi.
Dari kejauhan Jax masih memperhatikan berdebat kecil kedua pria tadi. Saat melihat keduanya mulai pergi, Jax menoleh ke belakang dan memastikan Gaby masih tidur.
Pria itu langsung saja mengikuti Vegas yang berjalan menjauh, meninggalkan Gaby yang masih tidur dan merasa bahwa wanita itu akan aman di sana karena tempat tersebut cukup ramai walaupun sudah malam.
.
.
.
Darr! Suara tembakan langsung membuat Jax berlari menemukan arah kepergian Vegas. Ya! pria itu cukup terkejut melihat Vegas ditembak oleh pria botak tadi yang langsung pergi dengan santainya.
Jax segera berlari ke arahnya dan berlutut di hadapan Vegas terbaring dengan bersimbah darah. “Katakan padaku. Apa kau mengenal Gabriella huh?” tanya Jax dengan panik sendiri. Jika pria itu sampai mati, maka dia harus membunuh Gaby.
Mendengar nama putrinya itu, Vegas menatap pria tersebut dan mencengkram kaos Jax.
“Ja-jauhkan dia dari si-sini. Sa-Salvatore akan membunuhnya de-dengan keji. Dan aku salah karena mempercayai polisi. Se-sebagian dari mereka juga seorang pengkhianat. Hahh— ” Sebisa mungkin Vegas menjelaskan nya.
“Aku diperintahkan oleh Salvatore untuk membunuh putrimu, dan kini aku sudah bersamanya.”Ucap Jax to the poin.
Vegas terkejut dan menggeleng. “Jangan membunuhnya, dia tidak bersalah. Dia tidak bersala— ” Vegas langsung meninggal dalam sekejap sehingga Jax tak mendapat informasi lainnya lagi.
Namun pria itu merogoh keseluruhan saku yang ada pada pakaian Vegas hingga menemukan sebuah identitas asli dari Vegas sendiri yang merupakan seorang detektif.
“Sial!” umpat kesal Jax saat baru menyadari bahwa Vegas yang merupakan seorang detektif telah dikhianati oleh polisi botak tadi yang bekerjasama dengan Salvatore.
Dengan bergegas, Jax pergi meninggalkannya dan kembali ke mobilnya. Namun betapa terkejutnya ia saat tidak
melihat keberadaan Gaby di sana.
Dengan amarah meluap Jax segera menghampiri satu orang di sana dan mencengkram kuat kemejanya. “Di mana wanita yang ada di dalam sana huh?” tanya Jax menatap tajam.
“Ak-aku tidak tahu.” Jawab pria itu dengan wajah bingung dan takut.
“Jax!” panggil Gaby menatap tajam ke arah pria itu yang hampir saja melukai seseorang tanpa alasan.
Mendengar suara Gaby, Jax menoleh dan melihat keberadaan wanita itu yang berdiri dengan kerutan alis. Tentu saja Jax melepas cengkraman tersebut, dan berjalan ke arah Gaby sembari menarik lengannya dan membawanya ke dekat mobil.
“Ada apa denganmu? Aku hanya keluar untuk buang air kecil di toilet umum. Kau hampir saja memukulinya.” Ucap Gaby tak habis pikir.
Jax menatapnya tajam penuh kekhwatiran yang meluapkan emosi tersendiri.
“Aku sudah menemukan ayahmu. Seseorang membunuhnya malam ini.”
“Membunuh— di-di mana dia? Di mana ayahku?” tanya Gaby dengan panik.
Jax membawanya ke tempat keberadaan Vegas. Namun sesampainya di sana, dia terkejut saat tidak menemukan jasad pria itu melainkan hanya noda darah saja di sana.
Gaby yang melihat noda darah tersebut, dia mulai menangis menutup mulutnya dan mendekatinya sembari menggeleng. “Ba-bagaimana dia bisa meninggal? Jax! Di mana ayahku, dia pasti terluka.” Uajar Gaby yang masih menangis.
Pria itu sendiri juga tidak tahu kalau polisi botak tadi menyuruh seseorang mengambil jasad Vegas untuk dibuang dan dihilangkan jejaknya.
“Apa yang terjadi? Kenapa seseorang membunuhnya dan siapa mereka?” kesal Gaby tak ada hentinya hingga dia berdiri dan menatap ke arah Jax.
“Kau tidak tahu bahwa ayahmu seorang detektif?” tanya Jax.
Gaby tertunduk. “I know!” jawabnya membuat Jax mengernyitkan keningnya.
Seketika pria itu mencengkram kedua lengannya. “Kau tahu ayahmu detektif tapi kau tidak mengatakannya kepadaku??” kesal Jax.
“BAGAIMANA AKU MENGATAKANNYA, KAU INGIN MEMBUNUHKU DAN AKU TAKUT!!” sentak Gaby yang kembali menangisi kematian ayahnya.
“Aku takut!” lirihnya hingga pria itu meredamkan emosinya dan memeluknya.
“Dia memang seorang detektif, tapi ayahku tidak pernah mengatakan bahwa dia akan terkena masalah besar seperti ini, ataupun menjadi pengkhianat.” Jelas Gaby yang masih berada di pelukan Jax.
Pria itu menyentuh kepalanya dan mendekapnya dengan satu tangan saja.
selisih 4 menit hehehehe
ayooo jax gunakan insting mu utk menemukan gaby 🥰😘🫢🤭
mau gak? 😀😁🤣😂😍😍🫢🤭
gaby di sandera salvatore 🤭🫢
ayooo author ksh tahu jax...
dimn gaby berada 😍😂🫢🫢
jax taukah kamu bahwa gaby ada di tempat salvatore...
bukan pergi ke asia 🤭🤭
gaby pergi sendiri ke asia..
atau akan ttp bersama si jax..
krn gaby adh mengakui perasa,an nya pd jax...
hehehehehe smkin seru & terkuak keluarga mereka 😀😁🤣🫢🤭
atau mlh akan membawa gaby kmnpun jax pergi..
krn mereka sama2 sdh saling tertarik & jatuh hati 🥰😘😍🫢😐
ternyata salvatore musuh bebuyutan martinez..
jd intinya gang mafia nightmgres tlah menghancurkan gang mafia Bloodydevil pny ayah jax..
bgtukah author 🙂😁🫢🤭