Figo derlangga tidak pernah tertarik dengan wanita manapun, laki laki itu hanya tertarik dengan James, asisten laki laki pribadinya.
Keadaan seketika berubah drastis ketika Figo bertemu dengan maid baru dirumah miliknya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Adeline
02.00
Shearen mengerjap-ngerjapkan matanya, wanita itu menatap sekelilingnya. Pandangan matanya tertuju pada laki-laki yang sibuk berkutik dengan laptopnya.
Shearen menatap lingkungan sekelilingnya. Seingatnya, kemarin ia masih berada di rumah sakit. Kenapa sekarang ia bisa berada di rumah sialan ini?
"Dokter sudah mengizinkanmu untuk pulang." ucap Figo, sebelum shearen bertanya.
"Kenapa bangun? Masih jam 2 malam sekarang. " ucap figo.
"Apa kau lapar atau haus? " tanya Figo. Laki-laki itu mengalihkan pandangannya dari laptop dan fokus menatap Shearen.
"Kau masih bekerja selarut ini?" tanya Shearen.
"Ada John yang meng-handle semuanya, kau tidak perlu memikirkan itu," ucap Figo.
"Aku hanya mengecek dokumen saja tadi."
"Figo, kenapa kau peduli denganku? Bahkan kita tidak memiliki hubungan apa-apa sebelumnya," tanya Shearen sekali lagi.
"Aku juga tidak tahu. Baru kali ini aku peduli dengan perempuan," ucap Figo meledek wanita itu.
"Apa kau memberiku pelet?"
"Figo, aku tidak melakukan hal itu," ucap Shearen kesal.
"Aku hanya bercanda, sayang."
"Apa tidak sebaiknya kau meninggalkan ku dan mencari wanita lain di luar sana?"
"Kau sudah mengatakan hal ini berkali kali tapi aku tidak tertarik sama sekali dengan tawaran tidak jelasmu itu. " ucap Figo.
"Kau bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku. Aku cacat, Figo. Aku tidak bisa jalan, aku tidak akan pernah bisa memberimu anak, aku bukan siapa-siapa, bahkan aku hanya anak seorang pembantu di rumahmu."
"Aku tidak peduli jika kau tidak bisa berjalan, aku tidak peduli jika kau terlahir dari anak seorang pembantu!!"
"Aku tidak akan memperdulikan jika kau tidak bisa memiliki anak," ucap Figo.
"Berhenti membahas hal itu."
-
07.00
Ting tong.
"Biar aku yang membukanya," ucap Figo sembari mengusap rambut wanita itu pelan.
Figo menyibakkan selimut yang menutupi kakinya. Laki-laki itu berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kamarnya lebar-lebar.
Sorot matanya tertuju kepada Adeline yang tengah berdiri di depannya sembari membawakan nampan yang berisikan makanan sekaligus minuman.
"Tuan, aku membawakan makanan untuk Anda." ucap Adeline
"Berikan kepadaku."
Belum sempat Adeline menyerahkan nampan makanan itu, John tiba-tiba datang menghampiri Figo.
"Tuan, bisakah kita bicara sebentar," ucap John sembari menatap Figo sedikit sinis.
Figo menghela napasnya cukup kencang.
"Tuan, biar aku yang memberikan makanan ini kepada Shearen, Tuan bisa pergi dengan John," ucap Adeline.
Tanpa menjawab apa-apa, Figo segera pergi dari kamarnya dan mengikuti John.
Sementara Adeline, wanita itu berjalan masuk ke dalam kamar hendak memberikan sepiring makanan untuk Shearen.
"I-ibu?"
Adeline meraba kaki Shearen, lalu menekan kaki wanita itu cukup kencang.
"Aaaa,"
"Apakah sakit?"
"Aku tahu kau hanya pura-pura, bukan?"
"Kau pura-pura tidak bisa berjalan, agar kau bisa mendapatkan perhatian dari Figo?"
"Seharusnya yang berada di posisimu sekarang adalah anakku, Elena, bukannya kau."
"Aku jadi semakin heran kenapa bisa Tuan Figo tertarik dengan wanita sepertimu."
"Kenapa kau hanya diam saja, apa kau tidak memiliki mulut untuk menjawab setiap pertanyaanku?" Adeline menarik rambut Shearen cukup kencang, membuat wanita itu memekik kesakitan.
"Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Figo."
"Tidak memiliki hubungan apa-apa, tapi sudah tidur satu ranjang, bahkan sudah melakukan hubungan seks. Apakah kau wanita murahan?"
"Kau sama saja seperti wanita murahan di luar sana, bahkan kau lebih murahan daripada wanita yang dijual di klub malam."
"Kau selalu dipakai kan oleh Tuan Figo?"
"Apakah kau juga menarik Tuan Axel dengan cara yang sama, dengan cara memberikan tubuhmu secara gratis juga?"
"Aku benar-benar membencimu. Kalau saja Figo pergi ke kantor hari ini, aku bisa memukulmu habis-habisan," umpatnya.
Cklek.
Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Adeline yang mendengar suara itu pun sontak langsung menenangkan isi hatinya yang sedikit bekecamuk.
"Kenapa masih di sini?" Figo menatap Adeline dengan tatapan sinis.
"Maaf Tuan, aku hanya ingin mengecek kondisi putriku," ucap Adeline.
"Saya akan pergi, permisi," ucapnya lalu segera keluar dari kamar.
Setelah melihat Adeline pergi, Figo mendudukkan badannya di tepian ranjang sembari fokus memainkan handphone-nya. "Apa Adeline melakukan sesuatu?"
"T-tidak, ibu hanya menanyakan keadaanku tadi," jawabnya gugup, membuat Figo sedikit tidak percaya dengan ucapan wanita itu.
Figo mengambil sepiring makanan di samping nakasnya. hendak menyuapkan sendok pertama ke mulut Shearen.
"Kau ingin sembuh kan?" ucap Figo dengan lembut, menatapnya penuh perhatian.
Dengan perlahan, Shearen membuka mulutnya dan menerima suapan dari Figo hingga makanan itu selesai.
Setelah selesai makan, Figo mengeluarkan obat dari tas medis di samping tempat tidur. "Sekarang, minum obat," ucap Figo, sambil menunjukkan pil di tangannya.
Shearen menatap pil itu cemas.
"Langsung minum air." ucap Figo menenangkan.
Figo mendekatkan obat itu ke bibir Shearen. "Minumlah. "
Shearen menghela napas dan akhirnya menelan pil itu, meskipun masih merasa enggan.