Dalam dunia sepak bola yang penuh persaingan, cinta tak terduga mekar. Caka Alvias, bintang tim Warriors FC yang tampan dan populer terjebak dalam perasaan terlarang untuk Bulan Nameera, asisten pelatih nya, yang terkenal tegas dan tangguh. Namun, konflik masa lalu dan juga tekanan karir mengancam untuk menghancurkan cinta mereka. Apakah cinta mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjelyy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asisten pelatih
Bulan berjalan lalu berdiri di samping Andi, kemudian dia tersenyum.
"Gila mimpi apa aku semalam, istriku kembali lagi di olahraga ini, walau jadi asisten pelatih." Raffi kembali bicara asal
Semuanya pada menunjukkan ekspresi sama berbeda dengan Caka yang terus menatap Bulan dengan seribu pertanyaan.
Karna awalnya Caka beranggapan Bulan hanya bekerja di toko kue, namun mengapa kini tiba-tiba menjadi asisten pelatih? Apa karna Andi adalah abangnya?
Caka menyenggol Riko tanpa melepas pandangannya ke Bulan.
"Jelasin, Ko!"pinta Caka
Riko merubah posisi dan kini mereka berhadapan dengan pandangan mata yang bertemu.
Riko menarik nafas dalam-dalam, "Jadi, Bulan dulunya mantan anggota timnas sepakbola putri. Tapi sebelum ke timnas dia salah satu anggota tim putri di sini sebelum tim putri di bubarkan." Caka melongo tidak percaya
Riko melirik Bulan sebentar,"Dia pensiun lebih awal karna mengalami cidera di pergelangan kaki."
"Kok aku gak tau ya kalau Bulan atlet timnas,"
Riko melipat kedua tangannya"Hm..gak lama sih cuma sekitar setengah tahunan gitu la lebih kurang, sampai di suatu hari dia cidera tapi kurang tau penyebabnya apa. Bulan juga gak buka suara soal penyebab nya."
Caka mengangguk melihat Bulan yang sedang mengobrol bersama yang lain.
***
Kamar Coach Andi kini menjadi milik Bulan di asrama. Sedangkan Andi harus mengungsi ke kamar yang lain.
Bulan meregangkan tubuhnya di atas kasur sambil melihat langit-langit kamar barunya.
Handphone nya berdering, Bulan meraihnya kemudian mengangkat panggilan, "Ada apa cak."
"Lapangan, sekarang." Caka memutuskan panggilan
Bulan tidak ambil pusing, dia bangun, mengikat rambutnya dan berjalan keluar.
Bulan melihat Caka sedang duduk sendirian di tepi lapangan. Lelaki itu mengenakan hoodie hitam dan celana pendek.
"Ada apa?"Bulan duduk di sampingnya
Caka menoleh melihat Bulan sekilas, "Gak ada, aku bosan di kamar."
Bulan hanya berdengus.
"Debi gimana kabarnya?" tanya Bulan
"Udah lumayan kata ayah."
Caka menunduk memperhatikan kaki Bulan yang terus terayun. "Eh Lisa apa kabar?" tanya Bulan lagi memecahkan keheningan
Caka menoleh, mereka saling bertatapan, Caka tersenyum kemudian menjawab, "Dia sudah punya pacar baru. Kelihatan bahagia juga, jadi ya sudah, gak ada yang bisa di harapkan lagi kan?"
"Iya, tapi kamu gak papa."tanya Bulan hati-hati
Caka kembali tersenyum, "Aman Lan."
Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya mengguyur Caka dan Bulan hingga basah kuyup.
Keduanya berlari cepat menuju asrama. Sampai di depan pintu Caka sadar kaos putih milik Bulan tembus pandang. Dia mengalihkan pandangannya, namun Bulan belum sadar hal itu.
"Ayo masuk Cak, nunggu apa?" Bulan menarik tangan Caka, dia sedikit heran mengapa Caka enggan melihatnya.
Caka melepaskan tangannya, "Sebentar." Caka langsung membuka hoodie nya di depan Bulan, sialnya dia juga tidak memakai dalaman. Alhasil kini Caka bertelanjang dada.
Bulan kaget refleks menutupi wajahnya,"Kamu gila ya,Cak!" bentak Bulan.
Caka tidak menjawab, kemudian memberikan hoodie nya pada Bulan."Pakai!"
Bulan keheranan, "Buat apa? Kan basah?"
Caka masih enggan melihat Bulan, meskipun berbicara pandangannya tertuju ke berbagai arah.
"Baju kamu tembus pandang, Lan.Kamu mau yang lain lihat?" Bulan baru tersadar dia melihat bajunya kemudian dengan cepat menarik hoodie itu.
***
"Dapet popcorn dari mana kamu?" tanya Aldi pada Raffi.
"Dari istri tercinta." ucapnya dengan lagak
Nino mengambil bantal sofa kemudian melemparkannya, "Dih amit-amit saudaraan sama kamu." ucap Nino di sambut tawa ringan dari yang lain.
Mereka semua kini sedang melihat siaran ulang pertandingan mereka di semifinal kemarin.
"Caka mana?" tanya Fahri pada Riko
Riko mengangkat pundaknya, "Gak tau di kamar juga gak ada. Ikut coach mungkin."
"Ikut ngapel maksud kamu? Jadi nyamuk dong." balas Raffi di sambut gelak tawa oleh mereka semua.
Tawa yang keras mendadak berhenti saat semuanya spontan melihat ke satu arah.