Karina tak pernah menyangka liburan mewahnya di kapal pesiar akan mengubah hidupnya selamanya. Malam yang diawali dengan angin laut yang menenangkan berubah menjadi malam penuh gairah bersama seorang pria misterius bernama Demian.
pertemuan pertemuan tidak sengaja membuatnya semakin tenggelam dalam gelombang gairah yang tidak bisa padam.
Namun, semuanya berubah menjadi rumit ketika pria itu terus mengejarnya padahal pria itu tahu bawa dirinya telah menikah.
Lebih mengejutkan lagi Demian adalah seorang mafia yang berkedok sebagai pengusaha sukses.
Kehidupan Karina semakin jungkir balik saat
Demian terus mengejar Karina, dan pria itu tahu rahasia besar dibalik pernikahan Karina dan Malvin yang selama ini di sembunyikan dari banyak orang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umnai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1
suara dering ponsel membuyarkan konsentrasi Demian saat tengah berkutat dengan setumpuk dokumen, ia lalu meletakan bolpoint yang setia berada dalam jemarinya.
Demian langsung membuka isi pesan yang baru masuk dalam ponselnya, matanya membulat sempurna saat membaca pesan tersebut.
"Naiklah ke atap sekarang juga, aku sudah mempersiapkan helikopter disana, masuk atau dalam hitungan menit gedungmu akan hancur oleh hadiah yang aku beri"
Demian mendengus, ia tahu siapa pelaku yang mengirimkannya pesan, meski begitu ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
"aku perlu bukti"
tak memakan waktu lama, ponselnya kembali berdering menampilkan sebuah foto, dan sebuah alat peledak sudah berada disalah satu ruangan vital perusahaan miliknya.
"Alex sialan.,,." desis Demian dengan geram.
Demian mengumpati pria bernama Alex itu, selain rekan bisnis, Alex adalah sahabatnya dan ia tidak bisa mengabaikan pesan yang di kirim oleh Alex begitu saja. Pria itu sangat nekad, jika di mengatakan akan menghancurkan gedung miliknya, semua itu akan benar benar terjadi.
Tak buang waktu lama Demian segera merapihkan meja kerja yang begitu berantakan, dengan tenang ia keluar ruangan dengan ekspresi datang dan dingin, hatinya mengumpati tindakan sahabatnya itu.
Tiba di atap perusahaannya, ia sudah ada helikopter disana menyambutnya, dua pria berpakaian jas menunduk hormat pada Demian, Demian mendengus akan kemana dirinya di bawa.
"apa yang mereka rencanakan?" tanya Demian.
kedua pria itu menggeleng
"tuan Daniel, tuan Alex, dan Tuan Sean hanya meminta kami untuk menjemput anda, selebihnya kami tidak tahu helli ini akan kemana, mereka akan menunjukan arah saat sudah mengudara " ucap salah seorang pria berjas itu dengan hormat membuat Demian menggeram kesal mendengar jawaban mereka.
"kalian akan habis jika membuatku membuang buang waktu untuk sesuatu yang tidak penting" ucap Demian mengirimkan boice note pada para sahabatnya.
Demian duduk dengan tenang membuka tab miliknya mengecek pekerjaan yang belum selesai, ia menyilangkan kaki agar nyaman, saat helikopter itu terbang mengudara meninggalkan gedung perusahannya yang megah.
cukup lama akhirnya helikopter tersebut mulai menurunkan ketinggian, Demian segera meletakan tab miliknya, kepalanya bergerak melihat ke bawah,.
"kapal pesiar.
Demian kemudia segera turun, saat sudah samapi, tiba disana ia disambut oleh ketiga sahabatnya.
"hai bro wellcome" ucap Alex memeluk Demian, pria itu terlihat santai, meski tadi dirinyalah mengancam Demian.
"lelucon apa ini?" tanya Demian dengan dengusan sebal.
"hari ini hari ulang tahunmu bro, jadi kamii sudah menyiapkan pesta untukmu" ucap Daniel merangkul bahu Demian.
"pesta??, apa kalian sedang bercanda? apa kalian melihatku seperti anak kecil?" tanya Demian dengan wajah penuh kekesalan.
"ayolah bro, jangan sakiti perasaan kami, kami sudah susah payah menyiapkan semua ini untukmu, hitung hitung sebagai hari libur, apa kau tidak bosan setiap hari hanya berpacaran dengan dokumen dokumen yang menumpuk dimeja?" cibir Sean langsung mendapat tatapan tajam Demian.
****
Karina menatap pantulan dirinya di cermin, memperhatikan apakan ia pantas mengenakan gaun yang saat ini ia kenakan, sebuah gaun warna maroon yang sangat kontras dengan warna kulitnya dan juga gaun tersebut terdapat belahan paha yang tinggi, dan memperlihatkan punggung nya dengan sangat terbuka.
"you look's seksi babe!!" Seluru Siera nampak sangat puas melihat penampilan sahabatnya.
Karina mendengus kesal, Sore tadi Siera mengajaknya untuk datang kesebuah pesta di kapal pesiar ini, dan dirinya tidak memiliki persiapan apapun, dengan bangganya Siera memberikannya sebuah gaun yang baginya sangat terbuka itu.
"Siera apa ini tidak terlalu terbuka untukku?" tanya Karina memastikan
"tidak sweetie, kau terlihat cantik, dan seksi, jangan tutupi ubuh indahmu itu" jawab Siera dengan tawa kecilnya semakin membuat karina kesal.
"sebenarnya kau mau membaaaku kemana?, tanya Karian mengoleskan lipstik merah pada bibirnya membuatnya terlihat semakin seksi.
"sahabat Alex ulang tahun" jawab Siera.
"aku akan kembali kekamarku jika pesta itu sangat membosankan, sejujurnya aku enggan saat kau mengajakku pergi" ucap Karina membuat Siera panik.
"karina jangan begitu, hanya kau yang aku kenal disini" ucap Sieta memohon.
"lagipula tempatnya tidak terlalu jauh dari kamarmu" lanjutnya dengan wajah memelas.
Karina mendengus "baiklah, tapi jangan memaksaku untuk tinggal disana sampai pesta selesai" ucap Karina membuat Siera tersenyum.
"tentu, ayo kita pergi" ajak Siera dengan penuh semangat.
"sekali kali cuci mata disana pasti akan ada banyak pria tampan" lanjutnya seketika mendapat tabokan tangan Karina pada lengannya membuat dirinya meringis sakit.
Tiba di lantai 3, Siera membwa Karina menuju sebuah ruangan, disana Siera menunjukan undangan esklusif pada para petugas yang berdiri di depan pintu, penjaga tersebut benar benar memastikan keaslian undangan tersebut membuat Karina dan Siera menyerjit heran.
"anda boleh masuk, namun maaf nona demi kenyamanan para tamu, dimohon agar ponsel kalian, dititipkan pada kami, karna pesta ini sangat privat" ucap salah satu dari mereka dengan nada sopan dan tegas.
"tenang saja ponsel kalian akan aman, dan tidak ada hal yang patut dicurigai, semua ini murni untuk kenyamanan bersama, karna para tamu yang datang bukanlah orang sembarangan" ucapnya lagi saat melihat wajah Karina yang enggan dengan peraturan pesta tersebut.
"aku tidak bisa hidup tanpa ponselku" ucap Karina menyenggol lengan Siera, ia merasa keberatan dengan permintaan tersebut.
"kami mengerti" jawab Siera dengan senyum manisnya memberikan ponsel pada petugas terdebut, tak lupa ia merebut ponsel Karina dan menyerahkannya juga. membuat Karina mendengus kesal.
"Siera.,. " ucap Karina keberatan.
"hanya sebentar, dan pesta ini sepertinya bukan pesta biasa, ayolah,.,." ucap Siera memeluk lengan Karina untuk masuk.
"ingat berlian.,." bisik Siera dengan menyerigai.
karina menghela nafas, sebelum masuk mengikuti langkah Siera.
Langkah mereka terhenti saat pintu terbuka, melihat suasana pesta yang benar benar membuat mereka terdiam.
"wow.,. Fuck.,." gunam mereka secara bersamaan.
Ruangan pesta itu terlihat mewah, dengan dekorasi dan lampu tamaran yang membuat suasana menjadi intim, para tamu undangan terlihat bukan orang sembarangan, baik pria dan wanita rata rata memakai warna hitam menunjukan sebuah dominasi kuat.
"siera, mengapa aku merasa takut, kau yakin ini tempatnya" bisik Karina meremas tangan Siera.
"tentu saja, aku yakin Alex tidak salah memberi undangan" jawab Siera mencoba untuk tenang meski dirinya juga merasa tegang.
Karina dan Siera menatap sekeliling, beberapa orang terlihat memegang gelas berisi minuman, ada yang berdansa namun gerakan mereka terlihat sangat intim untuk bisa di katakan dansa. Beberapa orang terlihat menghisap sebuah bubuk.
"aku tahu mengapa kita tidak diperbolehkan membawa ponsel masuk kedalam" bisik Siera.
Karina mengangguk, " ini bukan pesta biasa" ucapnya meremas tangan Siera