NovelToon NovelToon
Mantan, Nikah Yuk

Mantan, Nikah Yuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ucy81

Sequel: Presdir Tampan Itu Suamiku

Sebuah kesalahpahaman membuat Deya Kanza, gadis 21 tahun itu memutuskan hubungannya dengan sang kekasih. Namun setelah 4 tahun berlalu Deya dipertemukan kembali dengan sang mantan.

Devan Aksara, pemuda tampan 22 tahun itu menyadari kesalahannya setelah sang kekasih pergi jauh. Namun tiba-tiba kesempatan pun datang, dia bertekad untuk mengejar kembali cintanya Deya.

Apakah cinta mereka akan bersemi kembali atau malah berakhir selamanya? ikutin kisahnya yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ucy81, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lima Tahun Yang Lalu

Deya dan Jordan baru saja melewati pintu lobi perusahaan milik Deya.

"Selamat datang bu Deya", ucap barisan karyawan yang menyambut kedatangan Deya.

"Terimakasih. Tapi aku rasa ini terlalu berlebihan kak", ucap Deya sembari menoleh pada Jordan.

"Jangan menolak niat baik mereka. Lagipula ini pertama kalinya mereka bertemu denganmu. Jadi nggak ada salahnya memberikan penyambutan."

"Baiklah", jawab Deya patuh. Lalu mereka berjalan bersama menuju lift.

Sementara beberapa karyawan yang menyambut Deya, memiliki beragam pandangan tentang Deya.

"Ternyata bos kita sangat cantik", ungkap salah satu karyawan pria.

"Tapi tidak secantik kak Viona", sahut karyawan wanita yang sangat akrab dengan Viona itu.

Viona pun tersenyum bahagia kala sang junior memujinya di depan seluruh karyawan.

"Cih, apa matamu itu rabun? Viona bahkan tidak bisa dibandingkan dengan bu Deya. Kecantikan Viona itu sangat biasa. Dia bahkan jauh di bawah bu Deya!" tukas karyawan wanita yang tidak menyukai Viona tersebut.

Mendengar penuturan rekan kerjanya, hati Viona pun dongkol. "Setidaknya aku jauh lebih cantik darimu!" balas Viona seraya berjalan dengan menubruk bahu rekan kerjanya itu.

"Hei, apa yang kau lakukan?" kesal karyawan wanita itu.

Namun Viona mengabaikannya. Dia terus berjalan menuju pintu lift. Aku dan Deya itu sama-sama cantik. Hanya nasibnya saja yang berbeda. Ucapnya dalam batin.

*-*

Sementara Deya baru saja memasuki ruang kerjanya. Dia duduk di kursi kebesarannya dengan santai.

"Bu Deya, - "

"Stop!" sela Deya dengan cepat. "Jangan panggil aku dengan sebutan bu!"

"Tapi ini - "

"Kak Jo, cukup karyawan biasa yang memanggilku seperti itu!" tegas Deya.

"Oke, kalau itu maunya kamu."

Deya tersenyum mendengar penuturan Jordan. "Oh, iya. Tadi kakak mau ngomong apa?"

"Mengenai kerjasama dengan perusahaan milik keluargamu."

Seketika Deya mendelik mendengar Jordan menyebut perusahaan peninggalan kedua orang tuanya itu.

"Mereka mau bekerja sama dengan kita."

"Ini berita bagus", sahut Deya. Namun ekspresi wajahnya tidak menunjukkan kebahagiaan. Dia seakan memikirkan sesuatu dalam benaknya.

"Apakah kau teringat pada kedua orang tuamu?"

Deya membalas dengan mengangguk pelan. "Aku sangat merindukan mereka. Entah dendam apa yang mereka miliki pada kedua orang tuaku, hingga tega menghilangkan nyawa."

Jordan bersimpati melihat kesedihan Deya. Namun dia seakan kehabisan kata-kata untuk menghibur Deya.

Tok. Tok

"Masuk!" titah Jordan.

Seorang wanita cantik muncul dari balik pintu. "Permisi pak. Utusan dari group Thompson sudah datang", ucap Viona dengan lembut.

'Baik, saya akan segera ke sana", sahut Jordan.

Sepeninggal Viona, Deya gegas bangkit berdiri dan menatap Jordan dengan tersenyum penuh arti. "Dia sekretaris kakak?" tanyanya.

"Em, apa ada masalah?"

"Nggak... Sungguh nggak ada masalah", jawab Deya dengan menggelengkan kepala. "Aku sangat senang, mungkin tak lama lagi aku akan memiliki kakak ipar", lanjutnya.

Seketika raut wajah Jordan berubah. Dia tidak senang mendengar ucapan Deya. "Jangan pikirkan itu! Aku sama sekali tidak menyukainya!"

"Em, kalau begitu katakan tipe wanita seperti apa yang kakak sukai. Mungkin aku bisa membantumu", ucap Deya seraya berjalan mendekati Jordan.

Sontak Jordan menyentil kening Deya. "Sudah aku katakan, jangan pikirkan itu! Sekarang kita fokus pada perusahaan keluargamu."

"Iya, aku tahu. Tapi kak Jo juga perlu memikirkan masa depan kakak."

"Aku tahu apa yang kulakukan. Sekarang kita pergi menemui utusan group Thompson dulu."

"Iya, iya bawel."

Deya dan Jordan berjalan menuju pintu keluar. Lalu mereka bertemu dengan dua orang pria, utusan dari group Thompson.

"I- ini bu Freya", ucap salah satu utusan dengan gagap.

"Saya Deya", balas Deya dengan menahan gejolak emosinya. Rasa dendam dan kemarahan yang besar bercampur dalam pikirannya kala mendengar nama sang ibu di sebut.

"Oh, maaf. Tapi saya melihat anda terlalu mirip dengan bu Freya."

Jordan berdehem untuk mengalihkan perhatian. "Em, Bagaimana kalau kita membahas kerjasama saja", sela Jordan.

"Oh, iya maaf. Silakan pak Jordan baca kontraknya dulu", kata salah satu utusan.

Jordan menjulurkan tangannya, dan meraih dokumen kontrak tersebut. Lalu dia membacanya dalam waktu singkat. "Oke, saya sepakat dengan isi kontraknya", katanya sembari membubuhkan tanda tangan.

Kedua utusan group Thompson itu tersenyum. "Baik, selamat bekerjasama", katanya dengan menjulurkan tangan. Lalu mereka saling bersalaman.

*-*

Sementara di tempat berbeda, Devan baru saja menyelesaikan rapat mingguan di kantor miliknya.

"Pak Devan, saya membawa bekal lebih. Saya harap bapak suka", ucap sang sekretaris demgan lembut.

"Citra! Apa perusahaan memberikanmu jobdesk tambahan?"

Sontak Citra mendelik kala sang atasan menanyakan hal seperti itu padanya.

"Mba Citra, bagaimana pun pak Devan itu bos kita. Jangan berpikiran aneh deh!" ucap salah satu peserta rapat yang belum keluar dari ruangan tersebut.

"Maaf, maaf pak Devan. Saya hanya kuatir melihat pak Devan kerja terus sampai melupakan makan siang."

"Kenali batasanmu!" tegas Devan yang membuat Citra beringsut mundur.

"Baik pak", jawab Citra dengan gugup.

Devan gegas mengayunkan langkah panjangnya, meninggalkan Citra yang masih berdiri dengan kaki gemetar.

Aku tidak boleh terburu-buru, kalau tidak aku akan kehilangan pekerjaanku. Ucap Citra dalam batin.

*-*

Sore harinya, Deya tengah mengendarai mobil sport miliknya menuju rumah kediaman Agni. Mobil yang dikendarai Deya tersebut menepi di depan gerbang rumah Agni. Netranya menatap nanar rumah besar yang pernah dia tinggali 12 tahun yang lalu.

"Rumah ini tidak banyak berubah", gumamnya lirih. Lalu dia gegas menghubungi Agni.

"Aku sudah di bawah", ucap Deya melalui sambungan telepon.

Tidak lama setelah Deya menutup sambungan telepon, gerbang rumah itu pun terbuka lebar. Deya mengendarai mobilnya masuk melalui gerbang.

"Terimakasih pak", ucap Deya pada penjaga gerbang.

"Iya, sama-sama non", balas sang penjaga gerbang dengan ramah. Dia menatap mobil yang dikendarai Deya dengan mengernyitkan kening. "Tumben non Agni punya teman yang ramah dan sopan", ucapnya.

Sementara mobil yang dikendarai Deya telah berhenti tepat di depan teras rumah.

Agni bergegas masuk ke dalam mobil Deya. "Apa kau kesulitan menemukan alamat rumahku?" tanya Agni kala bokongnya berhasil menempel di bangku penumpang.

"Tidak begitu sulit. Tapi ngomong-ngomong rumahmu besar juga ya. Siapa saja yang tinggal di rumah besarmu itu?" sahut Deya seraya melajukan kendaraannya.

"Tidak banyak. Hanya aku dengan beberapa orang pembantu."

"Orang tuamu di mana?"

Agni membisu beberapa saat. Netranya menatap nanar ke jalanan yang mulai padat kendaraan Kemudan dia menghela nafas berat. "Lima tahun yang lalu, kedua orang tuaku, paman beserta bibiku mengalami kecelakaan mobil, dan mereka meninggal di tempat", ucapnya lirih.

"Maaf, sudah membuatmu mengingatnya kembali", balas Deya dengan buru-buru mengusap air matanya. Dia tidak ingin Agni melihatnya menangis.

Mereka itu orang tuaku. Bagaimana mereka jadi orang tuanya Agni? Apa sebenarnya yang terjadi? Apa jangan-jangan kematian kedua orang tuaku ada hubungannya dengan Agni? Tanya Deya dalam batin, namun netranya tetap fokus menatap jalanan.

1
Heillarack
👍👍
ManiakNovel
selalu suka karya akak ucy
Tara
kayaknya Devan perlu diberi pelajaran bahwa mantan itu tempatnya di tong sampah😡😤🤭😱🤔
Rita Riau
si Deya katanya pinter dan genius,, tapi kenapa aq merasa Deya itu oon,, udah tau si Agni licik kenapa ga ikuti aja tiap gerakan nya,,
Ucy (ig. ucynovel): Terimakaaih kak sdh baca karyaku.

Di sini Deya hrs berpura2 spy Agni gk curiga. Tujuannya spy Deya bs nyelidiki kasus meninggalnya kedua org tuanya.
total 1 replies
Rita Riau
semoga Deya mampu membongkar kebusukan keluarga si Agni 🤔
Rita Riau
belum pernah ya Agni,,,🤔😒🤭 HM berarti pesona mu berkurang,,😬
Elisabeth Ratna Susanti
top makotop part ini 👍
Elisabeth Ratna Susanti
iklan dan like 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
F.T Zira
gak bisa maraton yaa..😖😖.. lagi sambil revisi karya😩..☕️ dulu buat ka author
F.T Zira
bisa aja ngelesnya/Facepalm/
F.T Zira
jantungmu aman gak 😏
Elisabeth Ratna Susanti
Nama tokohnya bagus, Arano
Kang cilok: Mampir yuk kak ke KAU DAN AKU, BERSAMA 😄
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
saya mampir 🥰 daratkan like dan subscribe
Kang cilok: Mampir yuk kak ke Kau Dan Aku, Bersama 😄
total 1 replies
F.T Zira
3☕️ untuk karya baru
F.T Zira
lhaa... mimpi/Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
mampir di karya baru...
maaf baru sempat mampir.. lagi sibuk revisi soalnya
Selingkuhan Jungkok
semangat kak,, ayo lanjutt
Sundari
mane nih lanjutannya thor
ManiakNovel
Yeay, akhirnya ada yg baru. semangat terus ya akak
Ucy (ig. ucynovel): terimakasih 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!