Seorang gadis cantik dan baik hati bernama Tasya .
Tasya terlahir dari keluarga kaya.
ayah Tasya bernama Pak Santo merupakan seorang pengusaha terkaya dan terkenal.
ibu Tasya juga seorang designer terkenal.
Tasya memiliki kekasih bernama Rio ,yang juga bekerja sebagai menejer di perusahan ayah nya Tasya .Namun Rio Tidak mengetahui kalau Tasya adalah anak dari pemilik perusaan tempat ia bekerja.
Tasya yang bosan dengan kehidupan nya yang bergelimang harta ingin bekerja ,namun ia lebih memilih bekerja sebagai pelayan di sebuah supermarket ,Tasya tidak ingin jika kekasihnya mengetahui bahwa ia adalah anak dari pemilik perusaan tempat nya bekerja .
keluarga Rio sangat Tidak menyukai Tasya sebab yang mereka ketahui Tasya hanya seorang pelayan di supermarket dan tidak cocok bersanding dengan anaknya yang menejer di sebuah perusahaan yang sangat besar dan terkenal.
hingga suatu hari Rio ingin menikahi Tasya walaupun tanpa restu dari orang tuanya serta persetujuan dari saudaranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idam Kristiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hari gajian
Di rumah Bu Hanin sedang ngomel-ngomel ,bagaimana tidak mengomel kedua anaknya itu Tidak bisa di andalkan sama sekali . Bu Hanin yang merasa kelaparan siang ini harus masak sendiri karena ia benar-benar sudah tidak memiliki uang lagi dan rencana saat Rio pulang nanti ia akan meminta jatah bulanannya karena hari ini adalah tanggal gajian Rio.
"hmmmm punya anak gadis tapi GK berguna giliran minta uang nomor satu jadi pusing kepalaku kalau tiap hari menghadapi masalah seperti ini di tambah lagi Hendra yang tidak mau bekerja dan hanya bergantung pada Rio" omel Bu Hanin saat sedang memasak mie rebus untuk makan siangnya
"Bu udah Maska belum aku udah lapar ni" ucap Hendra yang tiba-tiba datang saat Bu Hanin sedang memasak mie rebus untuknya
" iya Bu sama aku juga laper ,sebentar lagi aku berangkat karena aku ada kelas siang ini " ujar Rena juga yang langsung duduk di depan meja makan menunggu masakan dari Bu Hanin. Sebenarnya siang ini Rena tidak ada kuliah ,namun ia berbohong kepada ibu dan abangnya itu ia ingin bertemu dengan kekasihnya.
" kalau kalian mau makan dan lapar sana masak sendiri,ibu sudah tidak mau melayani kalian ibu capek menghadapi kemalasan kalian berdua . kalian hanya bisa membuat ibu darah tinggi beda dengan Rio yang bisa ngasih ibu uang untuk keperluan ibu" ucap Bu Hanin kepada kedua anaknya sambil membawa semangkok mie yang sudah ia rebus hanya untuk dirinya sendiri
"ibu kok perhitungan banget sih sama anak sendiri main beda-bedain kita lagi sama si Rio itu" ucap Hendra kesal karena akhir-akhir ini selalu di banding - bandingkan dengan Rio
" aku juga udah berusaha buat nyari kerja Bu tapi masih belum ada yang cocok ,ibu harus ngerti itu dong" ucap Hendra lagi kepada Bu Hanin
" ibu ini gimana sih Hanya rebus mie aja pake hitung-hitung segala ,lagian yah Bu aku itu anak kuliah mana mau aku menyentuh dapur itu yang ada nanti aku kotor dan bau masakan Bu ,ibu harus ngerti itu dong" ucap Rena yang makin kurang ajar ke ibunya
Akhir-akhir ini memang mereka bertiga sering adu mulut hanya perkara makan dan memasak.
" kalian ini makin hari makin kurang ajar yah sama ibu, kalian berdua mewarisi sikap bapak kalian masing - masing , kalian hanya bisa menyusahkan hidup ibu saja" ucap Bu Hanin yang kemudian berpikir dengan ucapannya yang ke coblosan.
Rena dan Hendra tidak mengetahui kalau mereka itu beda-beda bapak ,dimana Hendra adalah anak Dari suami pertama Bu Hanin dan Rena adalah anak hasil perselingkuhan Bu Hanin. Bu Hanin maupun pak Baron tidak pernah menceritakan semua itu kepada Hendra ,dan untuk Rena pak Baron tidak tau sama sekali.
" maksut ibu apa ngomong begitu ,emang kita anak siapa Bu ?" cecar Hendra ke Bu hanin
" iya Bu berarti selama ini kita bukan anak ibu dan bapak gitu" tambah Rena kepada Bu Tasya
" bukan itu maksud ibu ,kalian itu sangat berbeda dengan Rio kalian keras kepala seperti bapak kalian" jawab Bu Hanin gelagapan takut rahasianya terbongkar dan kedua anaknya akan membencinya
"yaudah sana kalau kalian mau makan masak sendiri ,di kulkas ada tuh telur sama mie instan ibu udah lapar mau makan" lanjut Bu Hanin sambil menikmati mie yang tadi ia rebus
Mau tidak mau Rena dan Hendra berlalu ke dapur untuk merebus mie supaya mereka tidak kelaparan
sore hari pun tiba ,Tasya dan Rio pulang bareng . hari ini Rio langsung pulang ke rumah karena tidak ada kerja lemburan .
saat tiba di rumah Bu Hanin sudah menunggu Rio di ruang keluarga sambil menonton sinetron kesukaanya ,begitu melihat Rio pulang ia langsung berdiri.
"Rio kalian sudah pulang,Hari ini kamu gajian kan ? Mana jatah ibu? ibu Udah lama nggak makan di luar, nggak shoping-shoping ."ucap Bu Hanin saat Rio dan Tasya tiba di ruang tamu
" ya tuhan Bu anak juga baru pulang kerja udah di todong ajah dan minta jatah bulanan, nantilah Bu tunggu kita sampai dulu terus mandi . Ntar juga aku bagi ke ibu jatahnya " ucap Tasya kepada Bu Hanin
" heh perempuan kampung dan miskin aku tidak ngomong sama kamu yah,aku ngomong sama Rio jadi kamu nggak usah menjawab" tegas Bu Hanin ke Tasya
" Tasya benar Bu ,biar kan kita masuk dulu terus bersih-bersih . seharian ini kami bekerja dan tentu badan kami lengket dengan keringat ,nanti lah Tasya akan kasih jatah ke ibu" ucap Rio menegaskan ke ibunya
" maksut kamu apa Rio,jadi yang mengatur segala gaji kamu sekarang perempuan ini? Jangan mau di bodohi sama perempuan miskin ini yah Rio ,ibu tidak mau anak ibu jadi bego gara-gara perempuan miskin ini!" ucap Bu Hanin dengan keras
" apa maksut ibu mengatakan saya perempuan miskin, emangnya kalau suami saya memberikan kepercayaan kepada istrinya untuk memegang gajinya itu salah yah Bu? Tidak sama sekali Bu ,yang salah itu jika gaji suami yang sudah beristri itu di atur oleh ibunya." ucap Tasya yang tidak terima ia di hina seperti itu oleh mertuanya
' gaji mas rio itu Tidak seberapa di banding dengan uang aku ,tapi aku ingin melihat kalian kesusahan . Aku ingin melihatmu menderita seperti dulu kakek dan nenekku menjerit kesakitan saat kecelakaan itu terjadi' batin Tasya yang semakin geram ke mertuanya
" ibu kalau ngomong di jaga dong Bu,ini istri aku Bu jadi ibu tidak berhak menghakimi ataupun mengatai-ngatainya . Semua keuangan Rio serahkan ke Tasya mulai hari ini,jadi ibu ,Rena ,maupun mas Hendra silahkan berurusan dengan Tasya bukan sama aku lagi. Dan aku tegaskan jangan sekali-kali kalian menyakiti istriku !" ucap Rio kepada Bu Hanin
" yaudah sayang kita kekamar mas mau mandi di sini udah gerah panas sekali rasanya " ucap Rio menarik tangan istrinya kemudian mereka ke kamar.
" apa sih yang di berikan gadis kampung itu sama Rio,bagaimana bisa semua kebutuhan ku terpenuhi kalau perempuan itu yang mengatur gaji Rio" ucap Bu Hanin saat Rio dan Tasya sudah pergi dari hadapannya
" Bu kok jatah bulanan belum masuk kerekening ku sih Bu,bukannya hari ini mas Rio gajian yah Bu. biasanya kan mas Rio langsung kirim ke rekening kita masing-masing" ucap Rena yang baru pulang entah dari mana ,ia Tidak sempat melihat perdebatan antara Kaka dan ibunya .
" udahlah Rena jangan buat ibu tambah pusing ,mas mu itu sekarang sudah berubah semua gajinya di atur oleh istrinya . ibu pusing bagaimana kalau sampai Tasya mengurangi jatah bulanan kita" ucap Bu Hanin yang sudah merasakan sakit di kepalanya
" apa Bu! kenapa ibu biarkan mas Rio menyerahkan semua gajinya kepada perempuan miskin itu Bu, bagaimana dengan nasib kita ?" teriak Rena yang kaget dengan jawaban ibunya
" bisa nggak sih jangan teriak- teriak tambah bikin pusing kepala ibu" ucap Bu Hanin yang kesal kepada anak nya itu
" terus kita gimana Bu,bulan ini kan Rena harus bayar tagihan kuliah Bu" ucap Rena yang sudah merasakan ketakutan ,takut tidak di beri jatah sebesar dulu
"nantilah kita tunggu mas mu dan perempuan gila itu selesai bersih-bersih dan turun ke sini ,tadi Tasya bilang nanti dia akan memberikan jatah kita" ujar Bu Hanin pasrah dan menunggu Tasya dan Rio keluar kamar.