Dikhianati tunangan dan kakak kandung, bagaimana rasanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Hari ini adalah acara resepsi David dan Ayu. Tadinya Hani akan membuat acara di luar, tapi takutnya nanti cuaca tidak mendukung. Akhirnya dia menggunakan Hotel miliknya untuk acara resepsi David dan Ayu. Hani sudah mengajak kedua besan dan Dina ke Hotel. Hani sudah memilih kamar untuk dirinya, dan juga mereka. Hani tinggal menunggu David dan Ayu datang.
Tak lama pun David dan Ayu datang. Mereka langsung diminta untuk menuju ke kamar yang sudah disiapkan oleh Hani. Karena Luna dan rekan sudah datang sedari tadi, Ayu akan langsung dirias oleh mereka.
Menunggu Ayu yang akan di rias, Hani mengajak David untuk keluar sebentar membicarakan suatu hal.
Penata rias duduk di depan meja rias yang dipenuhi dengan berbagai macam peralatan dan kosmetik.
"Hari ini adalah hari spesial mu. Bagaimana perasaanmu?" Tanya Ayun kepada Ayu.
Ayu tersenyum dan langsung ikut duduk di kursi yang sudah disiapkan berhadapan dengan Ayun.
"Aku sangat bersemangat dan sedikit gugup juga. Aku ingin tampil cantik dan sempurna hari ini." Sahut Ayu. Tak ada alasan lain, Ia ingin tampil sempurna dan tak mau membuat suaminya malu.
"Jangan khawatir, Mbak! Saya akan membuatmu tampil cantik dan mempesona. Apa gaya rias yang kamu inginkan hari ini? Natural, glamor, atau classic?"
"Aku ingin tampil natural dan elegan. Aku juga ingin riasan yang tidak terlalu berat tapi tetap membuatku tampil cantik."
"Baik, Mbak! Saya akan membuat riasan natural yang elegan untukmu. Apa warna lipstik yang kamu sukai? Merah, pink, atau netral?"
"Pilihkan saja warna yang sesuai dengan warna kulitku, Mbak."
"Baik, Mbak! Saya akan memilih warna yang sesuai dengan warna kulitmu. Sekarang, mari kita mulai proses riasan! Mbak tidak perlu tegang ya, relax saja. Oke."
Ayu tersenyum mengangguk.
Ayun mulai menggarap Ayu. Dengan keluwesan tangan Ayun, Ia memulai dengan membersihkan wajah Ayu menggunakan pembersih wajah yang lembut. Kemudian, ia mengaplikasikan foundation yang sesuai dengan warna kulit Ayu, membuat wajahnya terlihat lebih halus dan rata. Apalagi dari sananya wajah Ayu sudah halus dan mulus tanpa noda atau bekas jerawat sedikitpun.
Selanjutnya, Ayun menghias mata Ayu dengan eyeshadow yang berwarna lembut dan elegan. Ia juga mengaplikasikan mascara yang membuat bulu mata Ayu terlihat lebih panjang dan tebal.
Ayun kemudian beralih ke bibir Ayu, mengaplikasikan lipstik dengan warna merah muda agar Ayu terlihat feminim dan lembut, sesuai dengan warna gaun Ayu.
Setelah selesai, Ayu mundur selangkah dan memandang Alexia dengan bangga. "Kamu terlihat sangat cantik!" Katanya dengan senyum.
Ayu tersenyum dan memandang dirinya sendiri di cermin, terlihat sangat puas dengan hasil riasannya.
"Tinggal menggarap rambut nih, Mbak."
Ayun mulai menggarap rambut Ayu. Rambutnya yang panjang dan lembut diikat ke atas dengan sanggul sedang dan itu membuat Ayu semakin terlihat feminim dan elegan.
Beberapa menit kemudian, Ayu telah selesai dirias.
"Bagaimana, Mbak? Apa ada yang kurang?"
Ayu menatap lekat dirinya di cermin. "Ah tidak. Ini sempurna. Terima kasih, Mbak Ayun."
"Sama-sama, Mbak." Ayun tersenyum senang karena hasilnya tidak mengecewakan Ayu.
Kini Ayu beralih dengan Luna. Ia akan mengenakan gaun yang sudah dipesan kemarin.
Tak perlu memakan waktu lama, kini Ayu sudah dengan penampilan yang lengkap dan sempurna.
"Wah, kamu terlihat sangat cantik, sayang. Tante yakin, David akan terpesona dengan kecantikanmu ini dan mungkin Ia tak akan rela untuk mengedipkan matanya." Puji Luna. Ia juga senang karena gaun yang dikenakan oleh Ayu terlihat begitu pas dan indah ditubuh Ayu.
"Halo spada, Ayu sayang, dimanakah kau berada?" Ucap Desi yang tiba-tiba datang.
"Huss,, aku disini, Des." Ayy melambaikan tangannya.
"O.M.G, putri dari mana ini? Cantik sekali." Ucap Desi.
"Ah bisa aja kamu." Jawab Ayu.
"Hayuk kita selfie dulu." Ajak Desi.
Mereka berdua pun akhirnya selfie.
Mereka berdua bercanda sambil menunggu waktunya nanti keluar. Hani pun datang menghampiri mereka.
"Sayang, kamu sungguh cantik sekali. Luar biasa." Puji Hani.
"Kan, mama juga ikutan yang lainnya, jangan buat Ayu besar kepala dong. Ihh jadi malu kalau begini. Berasa paling cantik nih. hihi." Jawab Ayu sambil bergurau.
"Enggak sayang, beneran. Mama gak bohong. Eh, hai, siapa ini?" Ucap Hani.
"Hallo, tante. Saya Desi, sahabat Ayu. Salam kenal." Jawab Desi mengenalkan diri.
"Salam kenal juga, cantik. Kita bertiga sepertinya cocok. haha." Ucap Hani ikut bergurau.
"Wah, tante asik juga, gak seperti Pak David yang dingin." Ucap Desi.
"Hmm, emang begitu dia itu, tante juga heran deh." Sahut Hani yang sepertinya membenarkan ucapan Desi.
Tiba-tiba David datang.
"Sayang, sudah sel-" David tiba-tiba terdiam melihat penampilan Ayu. Ia terbengong dan terpesona.
"Mas David. Kenapa malah melamun?"
"Maaf, sayang. Aku han-"
"Hanya, hanya apa? Dia itu terpesona denganmu, sayang. Makanya dia begitu. Iya kan, Vid?" Celetuk Hani mengerti apa yang sedang David rasakan.
"Mama bisa saja." David terkekeh sambil mengusap tengkuk lehernya. Ia terlihat salah tingkah. Lalu Ia kembali menatap Ayu.
Sementara Ayu, Hani, dan Desi tersenyum melihat tingkah David.
"Tatap aja terus. Cepat kesini. Kamu harus segara berganti pakaian."
david mau tidak mau menurut.
Luna memberikan pakaian David dan David pun langsung melangkah menuju kamar mandi untuk berganti.
Tak lama kemudian David keluar dengan pakaian yang sudah rapi dan senada dengan Ayu.
Lalu Luna meminta keduanya untuk berpose karena Ia akan mengambil gambar mereka.
Cekrek!
"Kalian berdua sangat sempurna." Puji Luna kala melihat foto yang baru saja Ia ambil.
Setelah itu, David mengajak Ayu dan lainnya untuk segera ke ballroom karena acara akan segera dimulai. Tak lupa Luna dan Desi membantu Ayu agar tidak kesulitan berjalan.
Mereka telah sampai di depan pintu ballroom.
David menggenggam tangan Ayu dengan erat. Ayu menoleh kearah David, mereka berdua saling tatap dan tersenyum.
"Apakah kamu gugup, sayang?"
"Sedikit, Mas." Sahut Ayu dengan tangan yang sudah berkeringat dingin.
David tersenyum maklum. "Ada aku yang selalu berada di sisimu, sayang. Ambillah nafas dalam-dalam dan hembuskan secara perlahan."
Ayu mengangguk dan menurut. Ia nampak sedikit lebih rileks.
"Bagaimana? Mendingan kan? Apakah kamu sudah siap?"
Ayu tersenyum dan merangkul lengan David. "Aku siap, Mas."
David langsung menatap kedua penjaga pintu ballroom yang di angguki oleh mereka. Lalu keduanya pun membuka pintu tersebut dengan lebar.
Terlihat ballroom yang luas dan mewah itu dipenuhi dengan cahaya yang hangat dan lembut. Lampu-lampu kristal yang menggantung dari langit-langit memantulkan cahaya yang berkilauan, membuat ruangan itu terlihat seperti istana yang mewah.
Meja-meja yang disusun rapi dengan kain putih yang elegan dan hiasan bunga yang indah, menambahkan kesan kemewahan dan keanggunan. Musik yang lembut dan romantis mengalun dari pengeras suara, membuat suasana menjadi lebih hangat dan intim.
Tamu-tamu yang hadir terlihat sangat bahagia dan bersemangat, mereka berbincang dan tertawa bersama sambil menikmati hidangan yang lezat. Suasana yang hangat dan menyenangkan itu membuat siapa pun yang hadir merasa seperti bagian dari keluarga yang besar dan bahagia.