Jaring Cinta Istri Pengganti

Jalan setapak yang mengarah langsung kejalur sungai terlihat tidak terlalu menakutkan lagi. Kunang-kunang berterbangan memenuhi setiap jalur yang Xiao Xinyi dan suaminya lalui. Gadis itu sesekali melirik kearah pria di sampingnya. Senyuman samar membuat rasa bahagia datang begitu saja. "Apa kamu sudah menemukan tempat yang telah di gunakan untuk menuangkan racun dalam jumlah besar. Dan dapat dengan mudah di akses semua warga kota?"

"Kolam pemandian. Semua orang pertama kali mengalami keanehan setelah berendam di kolam pemandian. Orang-orang yang terlibat di dalam konspirasi ini telah di bawa ke biro pemerintahan kota." Adipati Ling Yun melirik sebentar kearah istrinya. "Setelah Walikota Guang dan semua bawahnya di penggal. Kita bisa kembali ke Ibu Kota."

Xiao Xinyi mengangguk pelan. Sesampainya di pinggiran sungai gadis itu meminta suaminya agar berdiri lebih jauh. Dan menghadap kearah lain memunggungi dirinya. Adipati Ling Yun tentu saja setuju dengan permintaan Istrinya. Dia berdiri tegap menunggu dengan tenang.

Setelah kain di lilitkan ketubuhnya. Xiao Xinyi melepaskan semua pakaiannya. Dia masuk ke dalam air sungai yang memiliki arus tidak terlalu kuat. Gadis itu menenggelamkan sebagian tubuhnya agar area sensitifnya tidak terlihat. Hawa dingin di malam itu terasa sangat kuat. Meskipun begitu Xiao Xinyi tidak bisa mengurungkan niatnya untuk mandi.

Sekitar sepuluh menit gadis itu keluar dari dalam sungai menuju ketepi. Dia sudah tidak kuat dengan suhu dingin air sungai. Perlahan dia mulai membuka bungkusan kain dimana di dalamnya terdapat baju ganti juga kain bersih untuk menyeka air di tubuhnya. Kain yang telah basah di tarik dari tubuhnya setelah kain bersih di lilitkan. Dia merasakan tubuhnya mengigil di saat angin malam menerpa dirinya. Xiao Xinyi segera memakai baju dalamnya dan gaun bagian dalam. Saat dia baru melilitkan ikatan tali, "Aaaa..." Dia berteriak kuat melompat ketakutan.

Adipati Ling Yun membalik tubuhnya bersiap untuk melakukan perlawanan kepada orang yang telah mengintai istrinya saat mandi. Namun siapa sangka Xiao Xinyi justru melompat kearah pelukannya. Gadis itu mengaitkan tangan pada leher juga mengaitkan kakinya pada perut Adipati Ling Yun. "Apa yang kamu lakukan?" Pelukan itu terasa sangat kuat. Tanpa sadar kedua tangannya membuat pertahanan agar tubuh istrinya tidak terjatuh.

"Ular, ada ular melewati kakiku." Xiao Xinyi terus menekan pelukannya.

Nafas berat terasa cukup kuat di saat Adipati Ling Yun sadar jika kedua tangannya telah menyentuh bagian paha terpanjang istrinya. Dia melepaskan kedua tangannya agar tidak bersentuhan langsung dengan kulit halus Xiao Xinyi. "Pakai pakaianmu dengan benar." Dia mencoba melepaskan Xiao Xinyi dari pelukannya. Tapi kekuatan kaki dan tangan gadis itu seperti telah melekat kuat di tubuhnya.

"Jangan lepaskan. Yichen aku takut ular. Bagaimana jika ular itu datang lagi? Waktu kecil aku pernah terperangkap di dalam lubang pemburu. Saat itu ada banyak ular berdatangan dari atas menjatuhkan diri mereka masuk kedalam lubang. Selama dua hari penuh aku tidak berani bergerak sedikit saja. Hingga Ayah kedua menyelamatkanku. Aku mohon jangan memintaku untuk turun," ujar Xiao Xinyi dengan wajah di tenggelam dalam pundak suaminya.

Mendengar itu Adipati Ling Yun menangkap kembali tubuh istrinya agar tidak terjatuh. Dia mengambil dua lapisan gaun lainnya di atas kain yang ada di semak belukar. "Aku tidak akan melepaskannya. Tapi aku juga tidak bisa membawamu dengan pakaian seperti ini." Berjalan kearah pohon tumbang. "Kamu bisa berdiri di atas batang pohon itu. Tidak perlu menginjak tanah. Kamu bisa memegang tubuhku sebagai penopang. Xinyi, aku akan menjagamu. Tidak perlu takut."

Suara lembut dari suaminya terdengar sangat menenangkan dirinya. Gadis itu perlahan menginjakkan kakinya pada bagian batang pohon tumbang. Dengan bantuan suaminya dia dapat berdiri tegap tanpa takut terjauh lagi. Kedua tangan kekar yang tengah memegang kuat pinggangnya terasa hangat juga nyaman.

Xiao Xinyi meletakkan dua lapisan gaun dan jubah tebal di pundak suaminya. Tatapan malas terlihat di wajah Adipati Ling Yun. Gadis itu tertawa kecil melihat suaminya cukup menderita karena ulahnya. "Aku hanya meminjam pundakmu sebentar saja. Heheh..."

"Cepatlah."

"Baik." Xiao Xinyi memakai setiap lapisan gaun miliknya.

Adipati Ling Yun justru merasakan hal lain. Dia memalingkan wajahnya dengan sesekali ludah kecut tertelan begitu saja di tenggorokannya.

"Aku sudah selesai." Xiao Xinyi menalikan dua sisi tali di bagian kerah jubah tebal setengah semua lapisan gaun di kenakan.

Adipati Ling Yun menatap wajah istrinya yang terlihat sangat teduh. "Yichen." Suara panggilan itu membuat pria muda itu langsung memalingkan wajahnya. Dia membalikkan tubuhnya agar Xiao Xinyi dapat merengkuh punggungnya. Setelah gadis itu mengaitkan kedua tangannya di lehernya. Adipati Ling Yun berjalan perlahan menyusuri jalur setapak menuju tempat karantina. Senyuman tipis terlintas di wajah tampannya di saat nafas lembut menyentuh telinga.

Xiao Xinyi tidak pernah menyangka jarak pembatas dirinya dan suaminya telah hilang dengan mudah. Gadis itu perlahan menggoyangkan kakinya seperti gadis kecil yang tengah berada dalam gendongan ayahnya. "Yichen."

"Em."

Jari telunjuk Xiao Xinyi menyentuh daun telinga suaminya. "Telingamu memerah juga terasa panas. Apa kamu sakit?"

Kepala Adipati Ling Yun sedikit menyingkir dari jari istrinya. "Tidak."

"Apa kamu yakin? Jika kamu sakit. Lebih baik aku berjalan sendiri." Xiao Xinyi merasa tidak enak.

"Diam. Jangan bergerak. Baru saja ada ular yang lewat di depanku. Apa kamu yakin ingin turun?" Adipati Ling Yun mengatakan dengan sangat santai. Kedua tangannya bahkan mengikat lebih erat kedua kaki Xiao Xinyi. Entah mengapa dia harus mengatakan kebohongan itu. Yang pasti untuk saat ini dia tidak ingin gadis di punggungnya pergi.

"Tidak." Xiao Xinyi mengeratkan pelukannya pada leher suaminya.

Semua prajurit pengawal kekaisaran yang telah melihat kemesraan Adipati Ling Yun dan istrinya langsung menundukkan kepala mereka. Tentu saja nyawa lebih berharga dari pada rasa keingintahuan mereka. Pengawal Guo Dong yang baru saja sampai tersenyum senang melihat tingkah suami istri yang semakin mempererat hubungan mereka.

Adipati Ling Yun masuk kedalam tenda khusus untuk dia dan istrinya. Meraka berdua harus selalu memperlihatkan kepada orang luar jika hubungan mereka baik-baik saja. Sehingga tidak bisa membuat dua kamar berbeda.

"Adipati, Nyonya muda." Dua pelayan pribadi yang masih ada di dalam kamar menata tempat tidur cukup terkejut. Di saat melihat pemandangan yang selalu mereka nantikan. "Kami mohon pamit." Mereka pergi memberikan ruang untuk pasangan suami istri itu.

Xiao Xinyi perlahan di turunkan. Saat dia menatap suaminya jantungnya berdetak lebih kuat dan semakin kuat. Dia tersipu malu setelah mendapatkan perlakuan istimewa dari suaminya.

"Beristirahatlah. Aku masih harus menyelesaikan beberapa hal," Adipati Ling Yun keluar dari ruangan kamar.

Di dalam kamar gadis itu langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Dia menggulingkan tubuhnya beberapa kali saat mengingat kenyamanan yang baru saja ia rasakan.