Aku benar benar menjadi gadis gila karena mencintai laki laki sampai termehek mehek meski dia doyan nenteng cewek, dia adalah arnav tetangga sebelah rumahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon s.tari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Kami terdiam beberapa saat.
"Karena kamu diam jadi aku menganggap kamu mau, baiklah sekarang aku pulang dulu ya honey"
Arnav berlalu setelah mencolek hidungku. Aku diam seperti patung teringat lagi ucapannya tadi, apa dia benar benar menembakku atau hanya prank semata. Ah dia pasti hanya bercanda kan bagaimana mungkin dia menembakku sedangkan dia masih pacaran dengan Desy, sungguh aku tidak mau disebut cewek perebut pacar teman sendiri.!.mmmmmmm
Kutarik nafasku pelan untuk menetralkan irama jantungku yang dari tadi sudah maraton.
Pagi hari seperti biasa disekolah tiba tiba Arini dan Vika datang menghampiri ku.
"Hei Li "
"Ehh hai vik"
"Nanti malam keluar sama kita ya" ajak Arini
"Main kemana ?"
"Nongkrong lah kan weekend"
"Liat nanti malam ya "
"Ayolah, malam Minggu masak sih kamu dirumah saja. Kita tidak jauh kok hanya ke jl Sm raja, disana ada kafe baru"
"Naik apa ?"
"Sudah tenang saja, nanti dijemput oke"
Aku hanya mengangguk, berharap kalau kumpul dengan mereka aku bisa lupa sama kampret. Tapi ya mereka kan temanan dengan kampret juga hedehhh.
malam hari seperti janji Vika Aku dijemput, tapi yang buat aku kesal yang jemput malah Arnav biar apa coba ?
"Sudah siap hon ?"
"Kok malah kamu yang jemput sih ?"
"Ya jelas lah masak iya pacarku dijemput orang lain, kan bahaya"
"Pacar..pacar..pacar nanti aku dibuly Desy lagi di sekolah" jawabku sewot sambil masuk mobil.
Di mobil...
"Kenapa sih hon cemberut terus dari tadi ?"
Aku hanya diam tanpa berniat menjawab Arnav hingga kami sampai di kafe tujuan.
Ternyata benar cafe nya sangat indah, asri, sejuk pokonya enak lah buat nongkrong.
"Kok kalian lama ?? Ngapain aja di mobil ??"
Cerotos vika
"Bercocok tanam lah"jawab Arnav sepontan.
"Mulut mas mulut" jawab Arini.
Namun Arnav malah ngakak.
"Jawab dong hon, bilang kalau kamu tadi dandannya lama" kata Arnav memelas tapi kuhiraukan
"Cieeeee yang baru jadian lagi berbunga bunga nih" gurau Arini lagi.
Loh loh.. apa Arnav cerita pada mereka kalau dia nembak aku, kan aku jadi malu diledekin trus. Aku menatap Arnav tajam namun dia malah nyengir kuda dan bodo amat.
"Kenapa sih hon natapnya dalam bangat, jadi makin sayang deh"
Tuhkan dia sendiri jadi ikut ikutan
"G**a" jawabku.
Ternyata geng mereka enak juga, semuanya baik baik mau itu cowok ataupun ceweknya.
Ini gak bisa diteruskan, aku harus minta penjelasan sejelas jelasnya pada Arnav.
"Kapan kapan ke danau Toba yuk" usul Vika
"Ngapain"timpal Yasir.
"Mancing kali yas" jawab Toni
"Mancing anak"timpal Bagas
Jadilah semua pada ngakak setelah mendengar Bagas.
" Ihhh kalian itu ya para cowok kok fikirannya fiktor mulu, sekali kali fikir yang jernih Napa" jawab Vika sewot.
"Woi vik, coba deh kamu fikir disana kan cuacanya dingin masak iya aku harus peluk bagas saat tidur, ogah lah" jawab Edo
"Haissss siapa juga yang sudi kamu peluk" jawab bagas bergidik ngeri.
"Yah kan gak apa kalian saling menghangatkan satu sama lain" timpal Arnav tapi langsung dapat cubitan dariku
"Apa sih hon, kan memang betul tidak salah kan kalau Mereke mau sama mau"
"Iya tapi jangan diperjelas juga dong"
"Iya hon maaf" jawab Arnav mengatupkan kedua tangannya.
"Anjjrrrrr kami yang terzolimi tapi minta maaf nya sama Lia, gawat gawat" kata Edo
"Namanya juga kesayanganku, makanya cari kesayanganmu biar gak cemburu sama kami iya kan hon" ucap Arnav mengelus kepala ku.
Sebenarnya ini yang Kusuka dari arnav, aku selalu merasa sangat disayangi kalau bersamanya.
"Oh iya teringatnya do kamu lagi PDKT sama Novi ya ?" Ucapan Arini membuat kami semua fokus pada Edo.
"Novi siapa sih ?" Tanyaku kepo
"Ituloh Li, anak SMA sebelah, rumahnya di depan gang setia Budi"
"Kok kamu kenal Rin ?"tanya Edo
"Cuma tau orangnya saja sih, belum pernah kenalan secara resmi. Kemarin kamu ngantar dia pulang kan. Aku lihat kok"
"Awalnya niat dekat sih tapi sepertinya tidak jadi, karna dia selalu membanggakan orang tuanya jadi malas aku kenal sama orang yang seperti itu"
"Memangnya orang tuanya kerja apa ??"tanyaku
" Anggota dewan sih katanya"
"Masak sihh anak anggota dewan jelek begitu" jawab Arini.
"Mulut woi mulut" jawab cowok cowoknya kompak bangat.
"Lah kan memang iya, biasanya anak anggota dewan itu mulus, glowing, langsing, bahenol, lah ini tidak. Muka pas Pasan begitu kok anak anggota dewan" jawab Arini lagi
"Astaga Rin Rin..mulutmu memang jago ya" timpal Dion ngakak
"Sejago dia di ranjang" jawab Edo membuat kami makin ngakak
"Enak aja, mulutmu do minta disumpel" jawab Arini ngambek
"Lah memang salahku di mana coba, kamu kan tidurnya jago sampe jatuh dari tempat tidur, kamu saja yang fikirannya fiktor mulu" jawab Edo lagi sembari memukul kepala Arini pelan membuat kami makin ngakak.
"Jadi gimana ini ke danau Toba ya ?" Tanya Vika kembali
"Kita ke paropo saja, katanya disana enak camping, sewa tenda juga gak mahal" usul Arini
"Kayaknya lebih enak ke Silalahi lah" usul Yasir
"Pernah kesana sir ?" Tanya Arnav
"Pernah dulu sama orang tua"
"Tapi kurang enak kalau tidak bawa pacar" ujar Edo lagi.
"Ya Tuhan do serius Napa sih, dari tadi asik pacar pacar terus kamu bahas" jawab Vika
"Mana ada aku bahas pacar, baru ini ya"
"Jangan risau do kan ada Vika yang nganggur" sloro Arnav.
"Haisss amit amit yah"
"Menurutmu kemana hon ?" Tanya Arnav padaku.
"Aku sih terserah ya, tapi sepertinya di togaraja pun enak"
"Oh iya aku lupa, ke sana saja men. Di sana mantap bangat deh pokoknya"jawab Arnav semangat
"Memang kalian pernah ke sana ?"tanya Vika
"Pernah dong"
"Is is is dicurigai ini kalian" goda Vika lagi
"Apasih sih Vika jangan fiktor lah, cuman kalau kesana sedikit takut" kata Arnav
"Takut apa ?"
"Takut hilaf, aku takut nanti Liana hamidun" jawabnya ngakak. Dan pasti langsung mendapat cubitan dariku.
"Bagaimana kalau kita berangkatnya di tanggal 6, itukan tanggal merah tu, nah tgl 7 nya kan masih cuti bersama jadi kita bisa puas main mainnya."usul Arini
"Hari apa itu ?" Tanya Arnav
"Tgl 6 hari Jumat. Jadi kita berangkatnya hari Jumat sore trus pulangnya saptu sore kan masih bisa tuh istirahat hari Minggu"
"Ok udah fiks yaa kita ke togaraja jangan ada yang ingkar, dan ya boleh ya bawa pacar masing masing" kata Arnav.
"Ok ok" semua mengangguk
Setelah selesai tak terasa ternyata sudah jam 10 malam juga, Arnav mengantarku pulang sementara yang lain tidak tau pulangnya naik apa dan dengan siapa.