Menceritakan seorang pemuda kampung yang bernama Daniel yang pergi ke kota untuk mengejar cita citanya menjadi seorang penyanyi solo di audisi pencari bakat, dan saat dia menemukan tempat tinggal barunya dia memiliki seorang tetangga wanita yang sangat bar bar, dikarenakan ruangan mereka hanya terhalang oleh dinding sangat tipis mereka seakan terganggu oleh kegiatan mereka masing masing, mereka pun mulai menganggu satu sama lain. seiring berjalannya waktu mereka pun mulai akrab dan timbul rasa nyaman di keduanya, walaupun tanpa mengetahui nama dan wajah satu sama lain mereka mencoba untuk menjalani hubungan yang cukup unik diantara mereka berdua, bagaimana ceritanya Yuk coba ikuti semoga Kalian suka ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 berkencan
" lihatlah ini video yang populer sekarang, dia ingin meraih
Ketenaran dan impiannya terlah terwujud tidak akan ada yang bisa melupakan ini" tawa sang Kaka
Sedangkan Amanda sedang melihat video Devon tentang kejadian memalukan di tempat kebugaran itu.
Amanda lalu teringat dengan ucapan Daniel.
" Lihatlah mata yang selicik ular itu, kita harus membuatnya jera" Amanda hanya tersenyum mengingat itu.
Saat malam tiba Daniel pun kembali ker kosannya, Amada yang mendengar pintu kosan Daniel di buka seseorang langsung berlari mendekati dinding itu dengan senang.
" Hey, kau sudah pulang?" Tanya Amanda
" Iya kau baru pulang " jawab Daniel menoleh ke arah dinding
" Itu, kau sudah makan malam?" Tanya Amanda malu malu
" Belum" jawab Daniel tersenyum.
" Ah begitukah, kalo begitu maukah kau minum bersamaku" ajak Amada
" Tentu" jawab Daniel
Amanda hanya tersenyum manis mendengar ucapan Daniel.
Dan setalah itu mereka berdua pun minum bersama dibalik dinding mereka masing masing.
" Kenapa dia tidak keluar dan menikmati hari ini" bingung Daniel
Dan Daniel pun mulai duduk dengan benar sambil menghadap dinding itu, dan sekarang mereka saling berhadapan hanya terhalang oleh tembok tipis itu.
" Katakan!" Ujar Daniel dikarenakan dia tahu pasti ada hal yang ingin dikatakan gadis itu
" Aku ingin bertanya, tentang masalah Devon, kau yang melakukannya ya?" Tanya amanda
Daniel menghela nafas saat mendengar pertanyaan Amada.
" Haaah sebenarnya aku tidak ingin kau mengetahuinya, tetapi bagaimana menurutmu? Apa kau terpukau " Tanya Daniel dengan semangat yang menggebu gebu
Amanda hanya tertawa mendengar ucapan Daniel
" Cara bicaramu seperti anak kecil" tawa amanda
" Anak kecil?, emang berapa usiamu kenapa kau selalu merendahkan aku?" Tanya Daniel kepada Amanda dengan kesal
" Aku?" Tanya Amanda
" Iya " jawab Daniel
" Aku sebaya denganmu" jawab Amanda
" Apa !" Tanya Daniel
" Berapapun usiamu aku juga sama, kau mau merendahkanku?" ujar Amanda
" Tidak, kau terlalu menakutkan untuk direndahkan " jawab Daniel tersenyum
Amanda hanya tersenyum mendengar jawaban Daniel itu, dan malam itu mereka minum cola bersama, dan kini Amanda juga sudah bisa minum cola dikarenakan dia kini sudah baik baik saja akan kondisi tubuhnya.
Saat ini mereka bersender saling membelakangi dinding itu sambil meminum minuman mereka masing masing.
" Begini, kau jarang menerima telepon dan kau jarang keluar juga, bukankah itu terlalu membosankan " ujar Daniel
" Kau membuat hidupku tidak terlalu membosankan " jawab Amanda tersenyum.
" Tentu saja, bahkan aku lebih menyenangkan aslinya " bangga Daniel
Amanda hanya diam sambil tersenyum.
" Apakah seharusnya kita bertemu secara langsung?" Tanya Daniel
" Tidak sekarang, lebih baik kita bertemu saat audisimu selesai, dengan perasaan yang lega" ujar Amanda
" Baiklah, mungkin setelah audisi ini aku sudah jadi super star " jawab Daniel dengan pedenya.
Amanda hanya tertawa mendengar ucapan Daniel yang super pede itu.
" Aku serius, bagaimana jika aku mengabaikanmu setelah aku terkenal " ujar Daniel yang mendengar Amanda tertawa.
" Apa?" Tanya Amanda
" Baiklah aku akan bermurah hati , kau mungkin merasa gugup sekarang, aku mengerti, dan kau adalah pecarku sekarang" ujar Danie memutuskan dan diapun langsung meminum kembali air colanya.
Amanda yang mendengar ucapan Daniel seketika menoleh dan dia langsung menutup mulutnya sambil tersenyum tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Daniel itu.
" Kau akan menjadi pacarku kan?" Tanya Daniel yang tidak mendengar apapun dari amanda
" Kau pacarku sekarang!" Apa apaan itu tawa amanda malu.
Dan mereka pun tertawa bersama malam itu.
" Ah ah ah sedikit lagi" ringis Amanda
" Apakah disini" ujar Daniel yang mengerahkan semua tenaganya.
" Sedikit lagi" pekik Amanda.
Dan mereka pun berhasil menempelkan ranjang mereka di antara dinding tipis itu.
Paginya mereka bangun bersama, mereka tidur di samping dan hanya terpisah oleh dinding tipis itu
" Apakah tidurmu nyenyak?" Tanya Daniel sembari mengetuk dinding itu.
" Ya" jawab Amanda tersenyum.
" Apakah hari ini ada yang perlu kamu lakukan?" Tanya Daniel
" Itu, sepertinya tidak" jawab Amanda
" Kalo begitu, ayo berkencan?" Ujar Daniel
" Apa?" Tanya Amanda bingung
" Kencan" ujar Daniel mengulang ucapannya sambil mengetuk dinding itu.
" Bagaimana caranya?" Tanya amanda
Daniel hanya tersenyum mendengar ucapan Amanda.
Kini mereka sedang sibuk dengan laptopnya masing masing.
" Kau lihat tempat di sebelah kanan kan? Tempat itu sangat populer saat ini" Tanya Daniel.
" Baiklah ayo kita kesana " jawab amanda tersenyum.
Dan kini mereka duduk berhadapan di dinding itu dengan makanan tersedia di depan mereka masing masing.
" Anggap saja kita berada di cafe " ujar Daniel mengetuk dinding.
" Baiklah " jawab Amanda.
Dan mereka hari itu berkencan melalui online, mereka menjelajahi tempat-tempat yang indah saat berkencan, mereka menikmati kencan berdua walopun dengan secara online.
Dan menonton film secara online, mereka seperti sedang menonton bioskop bareng berdua.
Dan malam itu mereka tidur dengan senyum terpampang di wajah mereka masing-masing.
Paginya Daniel pun mencoba mengajari amanda memasak.
" Selanjutnya iris bawang putih nya" ujar Daniel
" Bagaimana cara mengirisnya?" Tanya Amanda dikarenakan dia sama sekali tidak pernah masak dikarenakan dia bisa langsung beli online ataupun Sang Kaka yang membawa makanannya.
" Iris perlahan-lahan" jawab Daniel
" Oh begitu baiklah" jawab amanda dan dia pun mulai memotong bawang putih itu dan hasilnya bawang itu selalu meloncat dari tangannya, Amada langsung menoleh ke arah dinding diapun langsung mengetuk ngetuk talenan itu seperti sedang memotong bawang dikarenakan dia tidak ingin Daniel mengetahuinya kalo dia tidak bisa memotong bawang.
" Apakah dagingnya sudah di balur dengan minyak goreng agar tidak lengket?" Tanya Daniel
Sedangkan Amanda hanya melihat dagingnya yang hitam yang menempel di penggorengan.
" Setelah dagingnya matang, masukkan sayurannya dan tumis" ujar Daniel
" Sayurannya " gumam Amanda dan dia pun mulai memotong sayurannya dengan asal.
Disaat Amanda kembali mengoreng daging yang sudah di olesi minyak goreng, saat ia memasukkan daging itunke penggorengan yang panas seketika minyaknya langsung menciprat kemana mana yang membuat Amanda seketika menjerit kaget.
" Ada apa? Kau terluka?" Tanya Daniel saat mendengar teriakkan Amanda.
" Tidak, ini ternyata sangat panas" jawab Amanda yang melihat daging itu di dalam penggorengan.
" Iya kita memang harus memasak daging dengan api besar, supaya daging lebih beraroma " ujar Daniel
Dan setelah berpaa lama mereka masak akhirnya mereka menyelesaikan masakannya.
Kini masakan mereka sangat mirip tetapi perbedaan adalah masakan Daniel sangat enak, sedangkan masakan Amanda tidak layak konsumsi karena hitam gosong.
Amanda yang memandang masakannya yang tidak layak konsumsi itu seketika langsung melihat jam di dindingnya, dia memilih memesan makanan dengan cara diam diam tanpa sepengetahuan Daniel.
" Kelihatan sangat enak" jawab Amanda saat menata beberapa makanan yang ia pesan kedalam piring yang ia siapkan.