Judul: KEBANGKITAN PENDEKAR ABADI
Deskripsi:
Ling Chen, seorang pemuda tangguh yang penuh dengan pengalaman pertempuran, terjebak dalam perjalanan menuju takdir yang lebih besar. Setelah terluka parah oleh makhluk tingkat Emperor Bintang 9 di Hutan Terlarang, ia menemukan dirinya berada di ambang kematian. Namun, sebuah kekuatan misterius, Sistem Dewa Alam, terhubung dengannya, membuka jalan baru yang penuh dengan peluang dan tantangan.
Dengan bimbingan sistem dan hadiah luar biasa yang diterimanya, Ling Chen bertekad untuk menguasai kekuatan baru, memperbaiki kesalahan masa lalunya, dan menaklukkan dunia yang dipenuhi makhluk-makhluk legendaris. Dalam perjalanan ini, ia tidak hanya harus melawan kekuatan besar dari luar, tetapi juga menghadapi ambisi dan kesombongannya sendiri yang perlahan ia ubah menjadi kebijaksanaan.
Akankah Ling Chen berhasil mencapai puncak kekuasaan dan membalas dendam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 UJIAN MASUK SEKTE
Bab 6: Penginapan dan Kejadian Tak Terduga
Ling Chen duduk bersila di kamar penginapan sederhana yang ia sewa, sebuah ruangan kecil dengan dinding kayu dan jendela yang menghadap ke jalan yang sepi. Cahaya remang-remang dari lilin menerangi gulungan teknik tua yang baru saja ia beli dari paviliun. Gulungan itu terlihat usang, dengan tepi yang sobek dan tinta yang memudar, tetapi aura misterius yang mengelilinginya menarik perhatian Ling Chen.
Saat ia membuka gulungan itu dan mulai membacanya, simbol-simbol kuno yang terukir di dalamnya tiba-tiba bersinar terang. Cahaya yang begitu menyilaukan memenuhi ruangan, membuat Ling Chen refleks menutup matanya. Namun, suara mendesing halus yang muncul di sekitarnya membuatnya sadar bahwa ini bukan fenomena biasa.
Ling Chen: (dalam hati) Apa ini? Teknik ini… lebih dari yang aku kira.
Ketika cahayanya mulai mereda, gulungan itu berubah menjadi debu yang berkilauan sebelum terserap ke dalam tubuh Ling Chen. Saat itu, dia merasa kekuatan misterius mengalir ke seluruh tubuhnya, memperkuat energinya.
Ling Chen: (berpikir dalam hati) Jadi, ini adalah teknik jiwa yang terintegrasi langsung ke tubuhku. Aku harus segera mengujinya.
Namun, ia menyadari bahwa tubuhnya masih belum cukup kuat untuk sepenuhnya memanfaatkan teknik tersebut. Maka, ia memutuskan untuk melanjutkan rencananya—memperkuat ketahanan tubuhnya dengan ramuan obat.
Ling Chen mengeluarkan bahan-bahan herbal yang ia beli, mencampurkannya dengan hati-hati sesuai resep yang ia pelajari. Dia menumbuk herbal menjadi bubuk, mencampurnya dengan cairan khusus, dan memanaskannya hingga menghasilkan uap yang harum tetapi menusuk hidung. Setelah dua jam kerja keras, ramuan obat itu selesai.
Ia menuangkan campuran tersebut ke dalam bak kayu yang telah ia isi dengan air hangat. Air itu kini berubah warna menjadi hijau gelap dengan aroma yang tajam. Ling Chen melepaskan jubahnya dan masuk ke dalam bak. Saat tubuhnya terendam, rasa panas menyengat menjalar ke kulitnya, tetapi ia tetap tenang.
Ling Chen: (dalam hati) Rasa sakit ini hanya jalan menuju kekuatan.
Setelah satu jam berendam, ia keluar dari bak dan duduk bersila di atas lantai. Dengan posisi lotus, ia mulai bermeditasi, mengarahkan aliran energi di dalam tubuhnya untuk memaksimalkan efek ramuan obat. Hingga fajar tiba, Ling Chen tetap fokus, memurnikan tubuh dan pikirannya.
Keesokan paginya, Ling Chen berangkat ke aula pendaftaran sekte. Dia masih mengenakan pakaian hitamnya yang sederhana dan topi jerami yang menutupi sebagian besar wajahnya. Meski penampilannya tampak biasa, auranya yang tenang dan misterius membuat beberapa orang meliriknya dengan rasa penasaran.
Aula pendaftaran dipenuhi oleh calon murid dari berbagai latar belakang. Beberapa tampak berasal dari keluarga kaya dengan pakaian mewah, sementara yang lain, seperti Ling Chen, datang dengan penampilan sederhana.
Ling Chen bergabung dalam antrean untuk mendaftarkan dirinya. Di depannya, seorang anak bangsawan dengan pakaian mencolok sedang berbicara dengan suara keras, menarik perhatian semua orang.
Wang Tianhao: "Kau tahu siapa aku? Aku putra tertua Keluarga Wang! Aku sudah mempelajari tiga teknik tingkat menengah! Kau tidak akan pernah bisa menandingi ku!"
Ucapan itu ditujukan kepada seorang pemuda berpakaian sederhana yang tampak tidak terpengaruh. Pemuda itu hanya diam, tidak memperhatikan Wang Tianhao, membuatnya semakin kesal.
Wang Tianhao: "Hah, kau diam? Apa kau takut? Dasar pengecut!"
Ling Chen yang berdiri tidak jauh hanya melirik mereka sekilas, menunjukkan ekspresi dingin dan malas. Namun, tatapan sekilas itu disalahartikan oleh Wang Tianhao.
Wang Tianhao: (marah) "Hei, kau! Apa kau mengejekku?!"
Ling Chen tidak menanggapi dan hanya diam, tetap menjaga sikap tenangnya. Namun, Wang Tianhao, bersama dua teman gengnya, mendekat dengan ekspresi marah.
Wang Tianhao: "Beraninya kau memandangku seperti itu! Apa kau tidak tahu siapa aku?"
Ling Chen masih tidak berkata apa-apa, hanya memandang mereka dengan dingin. Hal ini membuat Wang Tianhao semakin kehilangan kendali.
Wang Tianhao: "Dasar sombong! Kalau begitu, aku akan memberimu pelajaran!"
Ia mengangkat tangannya, mencoba menampar kepala Ling Chen dengan gerakan cepat. Namun, sebelum tangannya mendekat, Ling Chen bergerak. Dalam sekejap, tangan Wang Tianhao terhenti di udara, dicekal oleh Ling Chen.
Sorot mata Ling Chen berubah, dari tenang menjadi tajam seperti pedang yang mencabut dari sarungnya. Suasana sekitar mereka tiba-tiba menjadi dingin, membuat orang-orang di aula menghentikan aktivitas mereka.
Ling Chen: (dengan suara rendah dan dingin) "Kalau kau tidak ingin mati, jangan cari masalah denganku."
Wang Tianhao merasakan tekanan mengerikan dari genggaman Ling Chen. Wajahnya memucat, dan ia tidak bisa berkata apa-apa. Gengnya pun mundur beberapa langkah, ketakutan. Ling Chen melepaskan tangannya dan kembali mengabaikan mereka, melanjutkan antreannya seperti tidak ada yang terjadi.
Kerumunan yang menyaksikan kejadian itu mulai berbisik.
Orang di Kerumunan: "Siapa dia? Dia hanya bergerak sekali, dan si Wang langsung ketakutan."
Orang Lain: "Orang seperti itu... tidak bisa dianggap remeh."
Namun, Ling Chen tidak peduli dengan pembicaraan orang-orang. Ia hanya fokus pada tujuannya: masuk ke dalam sekte dan melanjutkan jalannya menuju kekuatan yang tak tertandingi.
Wang Tianhao berdiri terpaku di tempatnya, wajahnya memerah antara malu dan marah. Perasaan dihina di depan umum oleh seseorang yang tampak biasa saja seperti Ling Chen benar-benar membuat darahnya mendidih. Tatapan mengejek dari beberapa orang di sekitar hanya memperburuk suasana hati Wang Tianhao.
Wang Tianhao: (berbisik penuh kemarahan) Beraninya dia mempermalukanku seperti ini? Aku akan memastikan dia membayar untuk ini.
Gengnya mencoba menenangkannya, tetapi Wang Tianhao mengibaskan tangan mereka. Ia berbalik dengan wajah dingin.
Wang Tianhao: "Kita lihat saja nanti. Aku akan mengajarinya bahwa menantangku adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya."
Setelah proses pendaftaran selesai, Ling Chen menuju ke asrama sementara yang disediakan untuk peserta seleksi sekte. Malam itu, suasana tenang dan sepi, tetapi Ling Chen tetap waspada. Ia tahu betul bahwa seseorang seperti Wang Tianhao tidak akan diam begitu saja setelah dipermalukan.
Seperti yang sudah ia duga, tepat tengah malam, suara langkah-langkah berat terdengar dari luar kamarnya. Pintu didorong terbuka dengan kasar, dan Wang Tianhao muncul bersama tiga orang gengnya.
Wang Tianhao: "Ling Chen, keluar kau! Jangan pikir kau bisa tidur nyenyak setelah menghina aku!"
Ling Chen, yang sedang duduk bersila di atas kasur kayu, membuka matanya perlahan. Ia tidak menunjukkan reaksi berlebihan, hanya menatap Wang Tianhao dengan ekspresi dingin seperti biasa.
Ling Chen: "Apa yang kau mau?"
Wang Tianhao: (tersenyum sinis) "Aku mau kau berlutut dan meminta maaf. Kalau tidak, aku akan memastikan kau tidak bisa mengikuti ujian masuk sekte besok."
Gengnya tertawa mendukung ucapan Wang Tianhao, tetapi Ling Chen tetap diam. Ia berdiri perlahan, menghadap Wang Tianhao dengan tenang.
Ling Chen: "Kau datang hanya untuk mengatakan itu?"
Wang Tianhao: "Kau pikir aku bercanda? Aku tidak akan membiarkanmu meremehkanku lagi!"
Wang Tianhao mengayunkan tinjunya dengan cepat, menggunakan salah satu teknik keluarga Wang yang terkenal. Namun, seperti sebelumnya, Ling Chen bergerak dengan kecepatan yang bahkan mata biasa sulit mengikuti. Dalam sekejap, tinju Wang Tianhao dihentikan di udara, dipegang erat oleh tangan Ling Chen.
Ling Chen: (suara dingin) "Kau sudah membuat kesalahan dengan datang ke sini."
Dengan satu gerakan, Ling Chen memutar tangan Wang Tianhao dan membuatnya jatuh berlutut, meringis kesakitan. Gengnya yang mencoba membantu justru mundur beberapa langkah dengan ketakutan.
Ling Chen: "Jika kau tidak mau mati, pergilah sekarang juga."
Ling Chen melepaskan genggaman tangannya dan membiarkan Wang Tianhao jatuh ke lantai. Namun, meskipun ia kesakitan, wajah Wang Tianhao memancarkan kebencian yang mendalam.
Wang Tianhao: (dalam hati) Aku tidak akan membiarkan ini berakhir di sini. Aku akan membalasmu, Ling Chen.
Setelah kejadian itu, Wang Tianhao merasa terhina dan memutuskan untuk tidak membiarkan Ling Chen lolos begitu saja. Ia merencanakan balas dendam yang akan menghancurkan reputasi Ling Chen. Di pagi hari, sebelum ujian seleksi dimulai, Wang Tianhao menemui beberapa senior sekte yang terkenal dengan pengaruh besar mereka, berharap mereka bisa membantunya.
Wang Tianhao: "Kalian dengar tentang Ling Chen? Dia telah mempermalukanku di depan umum. Jika kalian menghancurkannya selama ujian, aku akan memberikan hadiah besar."
Salah satu senior, seorang pemuda besar bernama Hu Lang, tersenyum licik.
Hu Lang: "Ling Chen, ya? Serahkan padaku. Aku akan pastikan dia tidak bisa ikut ujian dan tersingkir begitu saja."
Wang Tianhao tersenyum puas, merasa bahwa balas dendamnya hampir tercapai.
Wang Tianhao: "Bagus. Aku akan menantikan kejatuhannya."
Di sisi lain, Ling Chen tidak tahu tentang rencana jahat Wang Tianhao dan sekutunya. Ia hanya fokus pada persiapan ujian. Setelah malam yang penuh dengan latihan dan meditasi, ia siap menghadapi tantangan apa pun yang datang di hadapannya.
Namun, di aula ujian pagi itu, Hu Lang dan beberapa senior sekte sudah bersiap untuk mengincar Ling Chen. Mereka mempersiapkan jebakan, berencana mengalahkan Ling Chen saat ujian berlangsung.
Hu Lang: (berbicara kepada teman-temannya) "Dia mungkin bisa melawan Wang Tianhao, tetapi melawan kita? Dia tidak punya harapan."
Namun, apa yang mereka tidak sadari adalah bahwa Ling Chen bukanlah orang yang mudah dijatuhkan. Ia sudah terbiasa menghadapi bahaya dan siap untuk segala kemungkinan. Sebagai seseorang yang tahu bagaimana mengendalikan kekuatan dalam dirinya, ia siap menghadapi jebakan mereka dengan ketenangan yang mengerikan.
Ujian seleksi dimulai dengan ramai. Sementara para peserta bersiap, Wang Tianhao dan sekutunya mengintai kesempatan untuk menyerang. Ling Chen tetap melangkah maju, tak tergoyahkan oleh ancaman yang mengintainya. Apakah ia akan berhasil melewati cobaan ini, atau malah menghancurkan rencana jahat Wang Tianhao dengan cara yang tak terduga?
Berikut adalah ranah singkat dari Fana hingga Abadi:
Kondensasi Energi - Awal membangun fondasi energi.
Pembentukan Inti - Membentuk sumber kekuatan inti.
Pencerahan Jiwa - Mengasah kemampuan jiwa dan teknik.
Penguasaan Elemen - Mengendalikan elemen alam.
Transformasi Alam - Menyatukan energi tubuh dengan lingkungan.
Ranah Emperor - Mendominasi energi dalam skala besar.
Ascension Void - Memasuki dimensi energi murni.
Dominasi Ether - Menguasai esensi energi sepenuhnya.
Immortal Zenith - Eksistensi jiwa abadi.
Celestial Lord - Mengendalikan hukum alam.
Eternal Origin - Menjadi bagian dari energi primordial.
Void Eternal - Melampaui realitas, eksistensi tak terbatas.
____________________________________________
JIKA ADA MASUKAN BISA TULIS DIKOLOM KOMENTAR YAA
Terimakasih. See youuu :)