NovelToon NovelToon
Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nana_Noona

Kiana hanya mencintai Dio selama sembilan tahun lamanya, sejak ia SMA. Ia bahkan rela menjalani pernikahan dengan cinta sepihak selama tiga tahun. Tetap disisi Dio ketika laki-laki itu selalu berlari kepada Rosa, masa lalunya.

Tapi nyatanya, kisah jatuh bangun mencintai sendirian itu akan menemui lelahnya juga.

Seperti hari itu, ketika Kiana yang sedang hamil muda merasakan morning sickness yang parah, meminta Dio untuk tetap di sisinya. Sayangnya, Dio tetap memprioritaskan Rosa. Sampai akhirnya, ketika laki-laki itu sibuk di apartemen Rosa, Kiana mengalami keguguran.

Bagi Kiana, langit sudah runtuh. Kehilangan bayi yang begitu dicintainya, menjadi satu tanda bahwa Dio tetaplah Dio, laki-laki yang tidak akan pernah dicapainya. Sekuat apapun bertahan. Oleh karena itu, Kiana menyerah dan mereka resmi bercerai.

Tapi itu hanya dua tahun setelah keduanya bercerai, ketika takdir mempertemukan mereka lagi. Dan kata pertama yang Dio ucapkan adalah,

"Kia, ayo kita menikah lagi."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana_Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Acara barbeque berjalan dengan meriah. Beberapa melakukan pertunjukkan bakat di tengah halaman sambil menunggu hidangan matang. Ada yang stand up comedy, dance, sulap, hingga menyanyi. Stevi tidak mungkin absen dari acara nyanyi-menyanyi. Ia bahkan menarik tangan Jehan ke tengah acara untuk turut berjoget lewat lagu dangdutnya.

"Kamu bisa nyanyi?" tanya Dio yang sudah duduk di sisi Kiana. Ia menoleh kearah Kiana dan tersenyum.

"Nggak bisa, suaraku jelek." Kiana masih mencoba bersikap cuek. Ia tidak ingin langsung luluh oleh Dio secepat ini. "Kalau kamu?"

Dio diam sesaat. "Aku pernah belajar gitar sih, tapi nggak mahir juga. Kalau menyanyi ... sedikit?"

Dio tersenyum lagi kearah Kiana.

"Coba?" Kiana menunjuk pada gitar yang ada di Revin, anak ABG yang merupakan relawan Sayap Kasih.

"Sekarang?"

Meski sedikit ragu, Dio akhirnya bangkit. Ia meminta gitar Ravin dan duduk kembali di sisi Kiana. Tepat saat itu, Stevi telah selesai dengan lagu goyang dumangnya hingga atensi tertuju kearah Dio dan Kiana seluruhnya.

"She's my sunshine in the rain. My Tylenol I'm in pain yeah."

"Let me tell you what she means to me."

"Like a tall glass of lemonade. When it's burning hot on summer days."

"She's exactly what I need."

Dio memainkan gitarnya dengan cukup baik. Suaranya yang tidak pernah Kiana kira akan begitu merdu, masuk dan mengetuk perasaannya yang dipenuhi rasa marah. Mencoba melobi siapa tahu berhenti.

Laki-laki itu bahkan tersenyum sambil memandang Kiana saat menyelesaikan bait pertama lagunya. Saat ia menyanyikan bagian Chorus, laki-laki itu bahkan menghadap kearah Kiana sepenuhnya. Memandang dengan cukup lekat dan dalam.

"She's soothing like the ocean rushing on the sand."

"She take care of me baby, she helps me be a better man."

"She's so beautiful, sometimes I stop to close my eyes."

"She's exactly what I need."

Dio tidak menyelesaikan lagunya. Ia menghentikannya saat semua masih terpikat dengan pesona dan suaranya. Beberapa riuh meminta dilanjut, namun laki-laki itu menggeleng malu-malu. Ia bahkan langsung mengembalikan gitar itu pada Ravin dan kembali duduk di samping Kiana.

Dan wanita itu ... sedang menatapnya.

Dio tahu, usahanya berhasil.

Kiana berhenti marah.

"Kamu pandai menyanyi ternyata."

Kiana mengalihkan pandangannya pada keriuhan yang dibuat di tengah-tengah halaman. Beberapa bernyanyi dan lainnya berjoget. Perempuan itu memeluk lengannya sendiri, merutuki kesalahannya yang tak membawa jaket tebal. Cardigan itu tidak mampu menghalau dinginnya puncak ternyata.

Tiba-tiba, Dio merangkul bahu Kiana dengan tangan kanannya. Ia ternyata menyampirkan jaket miliknya ke bahu Kiana sambil mendekap. Membuat wanita itu menoleh namun Dio tetap melihat ke depan.

"Puncak memang dingin, jangan sampai sakit."

Kiana tidak membantah. Ia membiarkan tubuh keduanya saling mendekat, mencoba menyingkirkan rasa dingin yang menerpa.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata yang sejak tadi terus menatap dari sisi yang jauh. Arshaan dan perasaannya yang kesal.

Tak berselang lama, daging-daging yang mereka panggang akhirnya matang. Semua sibuk makan termasuk Kiana dan Dio. Laki-laki itu sudah membawakan Kiana daging barbeque untuk mereka berdua. Sesekali, Dio bahkan menyuapi Kiana.

Dalam hatinya yang mudah terombang-ambing, Kiana tahu bahwa ia telah meleleh. Rasa marahnya sirna hanya karena sebuah perlakuan manis yang Dio berikan. Tidak berbekas, dendam juga sirna.

Ia menikmati setiap detiknya dengan perasaan yang bermekaran. Ia ingin senyum yang lebar rasanya bila saja Kiana tidak malu dengan lirikan jahil teman-temannya.

Bahkan setelah semua acaranya selesai dan mereka kembali ke kamar masing-masing, Dionata cool Dierja itu, menggandeng tangan Kiana menuju kamar mereka. Mengabaikan godaan dari rekan-rekan Kiana.

Kiana memilih westael sebagai tempat pertama yang ditujunya. Ia sibuk membersihkan make up dan bersiap dengan rangkaian skincare sebelum tidurnya. Ia tidak ingin seperti malam kemarin yang tertidur dengan make up dan absen ritual perawatan kulitnya.

Saat Kiana kembali ke tempat tidur, Dio sudah berganti pakaian. Ia sudah bersandar di kepala ranjang dengan ponsel di tangan. Saat Kiana masuk, ia segera mematikan ponselnya dan memilih meletakkannya di nakas.

"Langsung istirahat, jangan kumpul sama Jehan dulu."

Kiana hanya menggumamkan 'oke' sebelum akhirnya sibuk di depan cermin. Merasa diperhatikan, Kiana menoleh ke belakang.

Benar saja, Dio sedang menatapnya.

"Kenapa?" tanya Kiana.

"Nggak apa-apa."

Kiana kembali sibuk dengan dirinya di depan cermin. Mengabaikan Dio yang masih terus menatapnya.

Setelah semuanya selesai, Kiana berdiri mematung. Di depannya, hanya ada satu tempat tidur. Sedangkan mereka berdua tentu saja sudah terbiasa tidur dengan ranjang yang berbeda. Mereka suami isteri namun agak lain.

"Sini." Dio menepuk pelan tempat di sebelahnya. "Aku nggak bisa tidur di sofa lagi malam ini, dingin."

Kiana terkejut, semalam Dio tidur di sofa?

Kiana akhirnya menurut, memilih beranjak ke atas tempat tidur di mana Dio berada dan terus memperhatikannya. Ia sudah berbaring dan menatap langit-langit kamar ketika tangan Dio mengusap puncak kepala Kiana.

"Kamu pasti nggak menyangka bahwa menikah denganku bisa semelelahkan ini, 'kan?"

Kiana tak langsung menjawab. Ia nampak berpikir sesaat untuk kemudian mengangguk. "Sejujurnya iya. Saat kamu memakaikan sepatu tanpa hak di resepsi kita karena kakiku terluka, aku pikir ... aku akan sangat bahagia."

Kiana menoleh pada Dio. "Ternyata aku harus mengalami semuanya lebih dulu. Aku nggak tahu di ujung sana –suatu saat nanti, apakah akan bahagia seperti yang aku pikirkan saat itu atau tidak. Sejauh ini ... masih okay, aku masih bisa."

Dio membetulkan posisinya menjadi sejajar dengan Kiana. Dengan tangan kanannya, Dio menopang kepalanya, menghadap tepat di depan wajah Kiana. Matanya yang bulat terus bergerak-gerak memperhatikan setiap inch wajah istrinya itu.

"I think, I know why he likes you."

"Who?"

"Arshaan."

"Why?"

"Because your eyes are pretty."

"I know," kekeh Kiana.

"That smile too."

"Pretty?"

"Heem."

Kiana tersenyum lagi.

"Apa kamu masih belum bosan menunggu?"

"Seperti yang aku bilang tadi, so far it's still okay."

"So ... you're not mad anymore?"

"Kayaknya nggak."

"Can I hug you?"

Kiana mengangguk. memberikan izin pada Dionata untuk mendekat dan memeluk tubuhnya. Membiarkan kepala Kiana menjadikan lengannya sebagai bantal. Kiana bahkan bisa mencium aroma parfum Dio dari tubuhnya yang rapat dengan dirinya.

"Aku berharap bisa memperlakukanmu jauh lebih baik lagi ke depannya, Kia."

Ia mencium puncak kepala Kiana. Membuat perasaan Kiana membuncah. Ia bahkan menyembunyikan wajahnya di dada Dio. Tidak sanggup untuk melihat mata laki-laki itu.

"Let us sleep like this, your hair smells nice."

Kiana dan Dio menghabiskan malam terakhir mereka di puncak dengan tidur saling berpelukan. Sebuah hal yang belum pernah terjadi sebab mereka biasanya menghabiskan waktu mereka di kamar masing-masing.

Malam yang terasa menenangkan itu diam-diam menerbitkan senyum Dio. Senyum yang terus bertahan hingga akhirnya terlelap.

^^^

KLIK LIKENYA DONGGGGG

SIAPA YANG SENYAM-SENYUM TAPI PENGEN NONJOK DIOOO CUNG TANGANNYAAAAA

1
Neneng
thor tlong Kiana jgn sm dio dong.. gedeg aku bacanya
Nana_Noona: Hujat Dio kak hujaaaaatttt
total 1 replies
Rully Kristiana
bagus
Rully Kristiana
Biasa
Rully Kristiana
anjriitt udh pernah baca di tik tok tapi masih nyesekk aja /Sob/
Nana_Noona: Sedih banget kaaaaannn
total 1 replies
anak orang
jahat
Maizaton Othman
,tatabahasa tersusun serta alur cerita yg bagus menjadikan karya ini sebuah naskhah yg menarik,tidak sabar menunggu update setiap episod nya.
Maizaton Othman
kia..jgn mudah luluh..please,
Maizaton Othman
please Kia,belajarlah dari pengalaman masa lalu..jgn jatuh dilubang yg sama 2x,jgn mudah terpedaya dgn sesiapa pun yg ingin mengambil kesempatan diatas " rasa" cintamu yg masih "ada",benteng lah hati mu seteguhnya.
Maizaton Othman
oke
anak orang
lagiiiiiii
Maizaton Othman
good decision,mama,jgn sesekali izinkan..hargai Kia,kasihan dia...
Sunria Riayah
aku menungguuuuuuu
anak orang
gara gara eyang ganggu,aku kasih bintang 5 🤣
anak orang
eyang ganggu lhoooo🤣
Nana_Noona
Nanti malam kita up lagi ya kakkkk
Rita Ningsih
mana lanjutan nya dong
Neneng
kiana plin plan
Sunria Riayah
aaaa gasabar mereka rujuk
Wafiqasra
fakboy wkwkwkkw
KingSafir
kaya juga suka gratis kianaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!