Jerat Cinta Mantan Suami

Jam digital yang berada di dinding ruang tengah apartment milik Ishara menunjukkan pukul lima lewat empat puluh enam.

Sedangkan sang pemilik apartment nya saat ini tengah sibuk berkutat di dapur nya.

Menyiapkan sarapan sekaligus bekal yang nantinya akan ia bahwa, memikirkan hari pertama nya pasti akan terasa aneh dengan makan di kantin perusahaan baru nya.

Ditemani irama musik, Ishara bergerak lincah memotong, menggoreng bahkan membalik menu makanan yang ia buat.

“Akhirnya selesai!” Serunya menepuk tangannya senang.

Ketahui lah bahwa memasak adalah salah satu hobi Ishara, sehingga untuk sekedar membuat sarapan atau bekal seperti ini ia sangat antusias.

“Astaga sudah jam enam, aku harus segera mandi”

Setelah memasukkan kotak bekal serta kotak sarapan yang mungkin akan ia makan di jalan, Ishara pun lantas berlalu menuju kamar nya.

Ia akan berangkat lebih awal, mengingat jarak dari apartment nya dan kantor pusat AGI Corporate itu cukup jauh, berbeda dengan White Dross.

**

Menatap wajahnya pada kaca, lalu memakai pelembab bibir hanya untuk sekedar membuat bibir pink nya tidak kering.

Kini Ishara telah siap, keluar dari mobilnya dengan tangan yang menenteng tas kerjanya. Wanita itu berjalan dari parkiran perusahaan menuju lobi.

Tepat pukul enam lima puluh, Ishara menghampiri meja resepsionis yang sudah di isi oleh karyawan nya yang terlihat tengah memoles wajah nya.

“Permisi?”

Salah satu dari resepsionis yang sudah selesai memakai lipstik nya itu langsung berdiri menyambut, namun lain hal nya dengan satu lain nya yang hanya melirik seraya mengukir alisnya.

“Seperti tante-tante” Batin Ishara tersenyum.

“Selamat pagi Nona, ada yang bisa kami bantu?” Tanya ramah resepsionis tersebut.

“Saya Ishara Guestone dari White Dross yang akan melakukan pertukaran, apa Tuan Agaskara Vincente sudah datang?”

“Mohon di tunggu sebentar Nona, saya akan mengkonfirmasi terlebih dahulu”

Ishara mengangguk setuju, wanita itu menunggu seraya menatap sekeliling. Jika di lihat dari luas serta besarnya dan tingginya gedung ini, tentu perusahaan ini lah yang paling tertinggi dan menonjol di negara ini.

Mengingat bahwa AGI Corporate memang perusahaan terbesar kedua di dunia yang memiliki banyak anak perusahaan salah satunya adalah White Dross.

“Nona Ishara?”

Ishara pun kembali menatap resepsionis tersebut.

“Anda di minta untuk langsung menuju ruangan Tuan Vincente, Havy akan memimpin jalan Anda”

Ishara mengangguk mengerti, sedangkan yang akan memimpin jalan nya itu adalah salah satu resepsionis yang baru saja selesai merapihkan riasan nya.

Benar-benar mirip seperti seorang tante girang! Bibir merah merona, pipi seperti baru saja mendapat tamparan serta rambut yang di sanggul begitu tinggi.

“Mari Nona” Ucap resepsionis bernama Havy itu yang tidak terdengar ramah sedikit pun.

Ishara mengangguk dan tersenyum tipis mengikuti langkah wanita di depan nya yang berjalan begitu sombong.

“Ini lift khusus karyawan dan di di sebrang sana lift khusus Tuan Vincente yang tidak boleh di pakai oleh karyawan dalam keadaan apapun” Jelas Havy pada Ishara yang baru saja memasuki lift.

Dimana di sebrang lift itu ada lift lain yang terlihat berbeda dan Ishara mengangguki hal tersebut.

“Ruangan Tuan Vincente ada di lantai paling atas, lantai delapan puluh empat dan lantai delapan puluh lima adalah rooftop perusahaan”

Ishara kembali mengangguk mengerti, untuk hal ini ia sudah mengetahui bahwa bangunan tinggi ini memiliki delapan puluh lima lantai.

Lift terus naik melewati beberapa lantai, dan itu hanya di isi keheningan sebelum akhirnya Havy kembali bersuara.

“Tuan Vincente tidak suka dengan karyawan yang genit dan sangat membenci karyawan yang bertingkah di depan nya”

Ishara menghela sepelan mungkin kemudian berdehem pelan. “Baik mengerti”

Havy terlihat menatap penampilan Ishara lewat dinding lift yang seperti kaca itu, kemudian bibirnya terlihat berdecih sinis. Dan hal itu pun tak lepas dari tatapan Ishara.

“Ada yang salah Nona Havy?” Tanya Ishara yang kali ini tidak terdengar nada ramah nya.

Yang tanya hanya menggeleng samar hingga membuat Ishara bersedekap dada.

“Tidak sopan” Batin Ishara.

Sampai akhirnya pintu lift terbuka dimana berhenti tepat di lantai delapan puluh empat.

Ishara terus berjalan mengikuti Havy hingga sampai lah di depan pintu bertuliskan ‘CEO Room - Agaskara Vincente ’

Tokk.. Tokk..

Havy mengetuk pintu sebanyak dua kali sebelum akhirnya terdengar suara perintah dari dalam sana yang membuat Ishara menggenggam erat tas kerja nya yang berisi laptop dan beberapa data diri yang ia siapkan.

“Masuk!”

“Ingat perkataan ku sebelumnya” Ucap memperingati Havy sebelum akhirnya membuka pintu besar itu.

Mata Ishara langsung menangkap sosok pria yang tengah membaca berkas dengan kacamata baca yang bertengger di hidung mancung nya.

Jantungnya kembali berdebar cepat, tidak ada di dalam pikiran ataupun perkiraan nya akan kembali bertemu dengan mantan suami nya yang kini akan menjadi atasan nya!.

“Selamat pagi Tuan Vincente”

Perhatian Ishara langsung buyar, matanya langsung mendelik kecil menatap wanita di depan nya yang baru saja menyapa mantan-- atasan nya.

“Suara yang menjijikan” Batin Ishara. “Dia bilang tadi? Astaga lucu sekali wanita ini”

“Saya datang untuk mengantarkan Nona Ishara seperti yang Tuan perintah kan”

Mendengar suara yang membuat telinga nya menolak untuk mendengar, membuat Ishara kembali mengalihkan tatapan nya dan duar!.

Di tempatnya ternyata Agaskara telah menatap dirinya, dengan tatapan tajam yang langsung membuat Ishara langsung membungkuk sopan.

“Selamat pagi Tuan Vincente” Sapa hormat Ishara.

“Keluar lah” Suara bariton tegas itu memerintahkan wanita di depan Ishara untuk keluar.

Walaupun begitu Havy terlihat tidak memudarkan senyum nya dan membungkuk dengan sopan.

“Saya permisi, Tuan”

Havy mundur dua langkah sebelum berbalik dan matanya sempat melirik sekilas Ishara dengan tatapan sinis nya.

Klek

Pintu pun kembali tertutup rapat, menyisakan sepasang manusia yang pernah menjadi satu itu.

“Saya Ishara Guestone, Direktur Executive White Dross yang di perintahkan untuk melakukan dengan Tuan Dimitris” Ishara menatap tanpa ragu wajah tidak berekspresi di depan nya.

Seperti selayaknya Direktur Executive, Ishara tidak terlihat gugup sedikit pun dalam mengucapkan kata-kata nya walaupun saat ini jantungnya berdebar begitu cepat melihat tatapan netra biru laut itu yang mengunci tatapan nya.

Agaskara berdiri dari kursi kebesaran nya dan berjalan menghampiri Ishara.

Tepat di depan wanita itu, Agaskara menjulurkan tangan nya.“Senang bertemu dengan mu, Mrs.Vincente. Ah, maksud saya Nona Guestone”

Ishara tersenyum ramah, kemudian membalas jabatan tangan dingin Agaskara tanpa terlihat gugup sedikit pun.

“Saya pun senang bertemu dengan anda, Tuan Vincente”

Ishara langsung melepaskan jabatan tangan tersebut begitu melihat senyum miring dari Agaskara.

Namun belum sempat menjauhkan tangan nya, tiba-tiba pria itu menarik nya hingga tubuh Ishara tersentak ke depan.

“Akhirnya kita bertemu, Ara..” Bisik Agaskara.

...****************...