Miko seorang Psikiater menangani seorang pasien wanita dengan gangguan mental depresi. Tetapi dibalik itu ternyata ada seorang Psikopat yang membuatnya menjadi depresi.
Ketika pasien tersebut ternyata bunuh diri, sang Psikopat justru mengejar Miko.
Hari-hari Miko menjadi berubah mencekam, karena ternyata psikopat tersebut menyukainya.
Setelah menghadapi si psikopat ternyata ada sisi lain dari pria ini.
Bagaimana Miko menghadapi hari selanjutnya dengan sang Psikopat?
Yuk simak kisahnya di cerita Othor. Ada beberapa plot twist-nya juga loh..yang bikin penasaran...
Jangan lupa dukungannya ya man teman...
Oiya, di cerita ini ada adegan mengerikan, ****** ****** dan kata2 'agak gimana yah'
Jadi buat dek adek yg rada bocil mending skip dulu yah....maap ya dek...
Mohon bijak dalam membaca...
*Salam hangat dari othor*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
“Apa, kau ingin mengatakan Dexton juga berada di balik semua ini?” Morino seolah belum menerima kenyataan itu.
“Aku belum tahu pasti. Tapi aku pasti akan mengungkap kebenaran itu. Aku akan mengeluarkanmu dari sini, Morino”
“Tapi, bagaimana mungkin dia ikut terlibat. Dia adalah sahabatku, Miko. Aku sudah mengenalnya lama bahkan tahunan”
“Morino, kau sudah tinggal bersama ayahmu beberapa tahun. Tapi apa kau benar-benar mengenalnya? Aku rasa kau belum mengenal sepenuhnya”
“Itu hal yang berbeda, Miko”
“Baiklah, jika kau memang ragu. Aku akan membuktikannya padamu apakah dia terlibat atau tidak dalam masalah ini”
“Jangan Miko! Kau tidak perlu melakukan ini. Pergilah yang jauh! Itu bisa membahayakan dirimu. Aku tidak ingin kau terlibat dalam masalah ini. Aku yang akan mengurusnya. Aku sudah meminta bantuan dari Firma hukum tempatku bekerja. Mereka akan-”
“Morino! Kau tahu? Itu adalah kalimat yang sama yang aku dengar dari Anabella. Dia menyuruhku pergi menjauh darimu. Tapi nyatanya aku tidak bisa pergi darimu, hingga hari ini. Sekarangpun, kau tidak bisa menyuruhku pergi menjauh, karena aku akan menghadapinya. Siapapun yang menjebakmu, aku akan mengungkapnya!”
“Miko! Tolong dengarkan aku! Jika memang pelakunya adalah Osborn dan Dexton, maka kau tidak akan bisa melawannya! Mereka terlalu kuat. Miko! Tolong jangan ikut dalam masalah ini!”
“Maaf, Tuan Morino. Waktu anda sudah habis” Tiba-tiba sipir penjara menghampiri Morino dan menggenggam lengannya untuk berdiri bangkit dari sana dan kembali ke selnya.
“Ya, tunggu sebentar!” wajah Morino mendadak panik.
“Miko! Aku minta padamu! Tolong jauhi masalah ini! MIKO!”
Tapi Miko tersenyum dengan lagi-lagi tetesan air matanya.
“Aku menyayangimu, Morino”
Miko menutup teleponnya.
Dari balik kaca besar, Morino yang sudah berdiri dan di pegang sipir penjaga, terus saja berteriak memanggil Miko dan belum menutup teleponnya.
Tapi Miko sudah berlalu dari sana.
“AKH! SIAL!” pekik Morino.
* * *
Miko terus menelusuri kasus Morino sebelum persidangan perdana Morino dimulai. Ia harus bisa mengumpulkan semua bantahan atas bukti palsu yang dituduhkan pada Morino.
Waktu Miko hanya sekitar sebulan lewat.
Miko terus berfikir kenapa pistol dan pisau lipat Morino bisa berada di rumah Key. Bagaimana seseorang bisa mengambilnya.
Miko menghela nafas panjang. Sepertinya ia memerlukan bantuan seorang yang ahli.
Miko menghubungi nomer telepon kawan lamanya. Suaminya yang seorang Detektif barangkali bisa membantunya.
Di sebuah rumah, di kota tak jauh dari kota Miko. Seorang anak perempuan kecil berumur lima tahun bersembunyi di balik sofa, menatap Miko malu-malu.
Miko beberapa kali menggodanya dan membujuknya agar mendekat. Sebungkus coklat diberikan Miko padanya. Gadis kecil itu mengambilnya dengan malu-malu.
“Silakan diminum. Aku benar-benar tidak menyangka kau sudah menjadi Dokter, Miko”
Wanita berambut ikal, postur tubuhnya lebih pendek dari Miko menyodorkan nampan berisi minuman di meja tamu.
Wanita itu akhirnya duduk di sofa sebelah Miko.
“Jadi, kau ingin meminta tolong dengan suamiku? Dia akan pulang jam lima sore ini. Apa kau bersedia menunggu?” ujar wanita itu.
“Ya, tidak apa, aku akan menunggunya”
Mereka berbincang mengenang masa lalu bersama ketika masa sekolah. Sampai waktu menunjukan pukul lima lewat lima belas.
Seorang pria datang dan sampai di bibir pintu setelah sebelumnya turun dari mobilnya.
“Ayah!” teriak bocah kecil berambut kuning menyambut ayahnya pulang.
Sang ayah langsung memeluk dan menggendong gadis kecil yang mendadak menjadi periang itu.
Wanita kawan Miko memperkenalkan Miko pada suaminya. Dan ia menjelaskan maksud kedatangan Miko.
Ternyata pengalaman pria ini menjadi Detektif ini sudah hampir dua puluh tahun. Karena banyaknya kasus yang sudah ia tangani, ia sangat mengenal siapa Osborn.
Wajahnya langsung berubah ketika Miko memberitahu semua hal tentang mereka.
“Jadi suamimu di jebak oleh Osborn?” tanya sang Detektif.
“Ya. Apa, anda bisa membantu?” tanya Miko penuh harap.
Tapi dari dengusan nafas panjang sang Detektif dan wajahnya yang sedikit tegang, sepertinya dia memiliki kabar buruk.
“Um, begini Nyonya Miko. Maaf, tapi sepertinya aku belum bisa membantumu jika yang akan kita hadapi adalah, Osborn. Mereka adalah mafia kelas kakap, licin dan kebal hukum”
“Apa mereka sangat berpengaruh dan menakutkan, bahkan untuk Detektif sekalipun?” tukas Miko.
Detektif itu kemudian memijit keningnya.
“Maaf, tapi aku sedikit memiliki trauma dengan rekan-rekan kerjaku yang tewas mengenaskan di tangan mereka. Kami pernah menyelidiki sebuah kasus pembunuhan Bos kartel. Lawan Bos tersebut adalah Osborn. Kami mengungkap kasus pembunuhan tersebut, tapi belum sampai persidangan, rekanku tewas mengenaskan. Dan Osborn memberi pesan agar kasus ini tidak diteruskan. Jika kami tetap meneruskan penyidikan, maka akan ada korban berikutnya. Kami tidak takut gertakannya. Kami melanjutkan kasus tersebut. Dan berikutnya, rekanku, teman baikku, dia menghilang sampai sekarang. Aku mendapat peringatan terakhir dari Osborn untuk menghentikan kasusnya, akhirnya aku menyerah”
“Anda menyerah?” Alis Miko menyempit.
“Mereka memiliki pengaruh yang kuat. Sekutunya juga mafia yang ditakuti. Kami tidak bisa banyak berbuat apa-apa”
“Siapa sekutu Osborn?” selidik Miko.
“Aku juga belum tahu pasti. Yang jelas mereka juga sangat berpengaruh”
Miko mendengus pasrah. Mau bagaimana lagi. Satu-satunya yang diharapkan bisa membantunya justru takut dengan kekuatan Osborn.
“Baiklah. Tapi apa boleh aku meminta data tentang Osborn? Apapun informasi tentang mereka” pinta Miko.
“Apa kau berencana menyelidikinya sendiri, Nyonya?”
“Mungkin. Aku akan berusaha sekuat yang ku mampu”
Pria itu menuju ke dalam ruang kerjanya.
“Miko, aku sarankan lebih baik kau mundur. Kau ini Dokter, bukan Detektif. Suamiku yang sudah berpengalaman tidak mampu melawan kekuatannya”
“Ya, akan kupertimbangkan”
Suami kawan Miko kembali dengan membawa beberapa lembar kertas di dalam map.
“Ini yang aku simpan disini. Sisanya ada di kantor Polisi. Tapi aku rasa ini sudah cukup untuk memberitahu pada pengadilan betapa mereka mengerikan. Semua data rekanku yang tewas dan hilang ada didalam sini. Berikut tanggal dan foto di tempat kejadian perkara”
“Terimkasih banyak. Aku harap ini cukup membantu”
“Ohya, Tuan. Apa kau mengenal seorang bernama Dexton?” tanya Miko lagi.
“Um, sepertinya aku belum pernah mendengarnya”
* * *
Keesokan paginya, Miko memasuki sebuah gedung mewah di tengah kota. Ia mengunjungi kantor firma Hukum tempat Morino bekerja. Ia akan meminta bantuan pada senior lawyer lainnya rekan-rekan Morino, dan juga pemilik firma hukum disana.
Miko memasuki loby. Lantainya yang terbuat dari marmer paling mahal memberi kesan mewah. Sebagian dindingnya di buat dari pualam. Miko menjelaskan tujuan kedatangannya pada seorang staf disana. Ia ingin menemui para senior lawyer.
Belum lagi Miko diarahkan untuk menunggu, seorang wanita sekitar umur empat puluhan, dengan penampilan elegan melangkah mendekati Miko.
Wanita itu memandang kearah Miko, kemudian tersenyum kecil, lalu pandangannya mengarah ke staf tadi.
“Kumpulkan senior lawyer, aku akan mengadakan meeting” perintah wanita itu pada wanita staf disana.
“Baik, Miss”
Wanita itu menoleh lagi kearah Miko. “Nyonya, apa kita pernah bertemu? Seertinya aku pernah melihatmu, tapi dimana ya?” tukas wanita itu.
Miko juga sedikit berfikir sesaat -ya- aku juga sepertinya pernah melihatnya.
“Ah, ya! Apa anda Nyonya Cylia?”