Naidim, Widy dan Grady adalah teman dekat sejak berada di bangku SMP dan SMA. Mereka memiliki banyak kesamaan dan selalu ada satu sama lain. Namun, saat memilih jurusan kuliah, mereka mengambil jalan yang berbeda. Widy memilih jurusan teknik, sedangkan Naidim lebih tertarik pada bidang pendidikan keolahragaan. Perbedaan minat dan lingkungan membuat hubungan mereka renggang. Widy yang selama ini diam-diam menyukai Naidim merasa sangat kehilangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widyel Edles, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seputar Perpisahan
Setelah acara perpisahan selesai, semua kelas dikumpulkan untuk sesi foto-foto. Gelak tawa riang memenuhi lapangan sekolah. Kamera berkedip-kedip menangkap momen berharga ini, merekam wajah-wajah bahagia yang dipenuhi nostalgia. Mereka bernostalgia tentang masa-masa sekolah, berbagi cerita lucu, dan saling berpelukan erat. Lapangan sekolah seakan menjadi mesin waktu yang membawa mereka kembali ke masa muda. Ada yang berpose dengan gaya paling kocak, ada pula yang memilih pose serius dengan latar belakang gedung sekolah.
"Ayo, kelas 9B kumpul di sini!" seru ketua kelas, semangat. Mereka berbaris rapi, senyum merekah di wajah masing-masing.
"Satu, dua, tiga... keju!" jepretan kamera mengabadikan momen kebersamaan mereka.
Setelah pose 'keju' yang formal, Rian tiba-tiba berteriak, "Ayo kita bergaya ala superhero!" Dalam sekejap, teman-temannya ikut bersemangat. Dika berpose seperti Superman, sementara Rani bergaya seperti Wonder Woman. Bahkan, Reno yang biasanya pendiam, ikut-ikutan berpose seperti Batman dengan serius.
Selesai dengan pose superhero, mereka beralih ke pose yang lebih santai. "Gimana kalau kita pura-pura lagi liburan?"usul Widy. Seketika, teman-temannya langsung mengambil kacamata hitam dan topi pantai yang mereka bawa dari tas. Mereka berpose seolah-olah sedang menikmati liburan di pantai.
Setelah puas berpose, mereka pun memutuskan untuk mengakhiri sesi foto. Dengan tawa lepas, mereka mengumpulkan hasil jepretan mereka.
"Pasti seru kalau foto-foto ini kita jadikan kenangan kelas," ujar Widy.
"Setuju banget!" sahut teman-temannya.
Mereka pun berjanji untuk mencetak foto-foto tersebut dan memajangnya di masing sekolah. Dengan begitu, setiap kali melihat foto-foto itu, mereka akan selalu teringat akan momen kebersamaan yang tak terlupakan.
Tak hanya foto kelas, ada juga sesi foto bersama guru-guru kesayangan. Pelukan hangat dan ucapan terima kasih terucap dari hati yang paling dalam. Ada guru yang menyeka air mata haru melihat murid-muridnya tumbuh dewasa.
"Foto bareng OSIS dong!" ajak salah seorang siswa. Semua anggota OSIS pun berkumpul, membentuk formasi yang unik. Foto ini akan menjadi kenangan manis tentang masa-masa perjuangan mereka selama menjabat.
Dalam sesi foto setiap kelas membawa properti unik yang melambangkan kelasnya masing - masing.
9A, yang dikenal dengan semangat juang yang tinggi, membawa bendera kelas yang sudah lusuh karena sering dibawa ke berbagai acara. Mereka juga membawa topi wisuda mini yang mereka buat sendiri dari kertas berwarna-warni. Saat berfoto, mereka mengangkat bendera kelas tinggi-tinggi sambil tersenyum lebar, seolah-olah sedang merayakan kemenangan besar.
Kelas 9B, yang terkenal dengan kreativitasnya, membawa berbagai macam properti unik. Ada yang membawa gitar mainan, ada yang membawa buku tebal bertuliskan "Buku Rahasia Kelas 9B", dan ada pula yang membawa topeng-topeng lucu dengan wajah guru-guru kesayangan mereka. Saat berfoto, mereka berpose dengan gaya yang seadanya, namun hasilnya sangat kocak dan mengundang tawa.
Kelas 9C, yang dikenal dengan kecintaannya pada olahraga, membawa bola basket, bola voli, dan raket badminton. Mereka berpose seolah-olah sedang bertanding, dengan ekspresi wajah yang serius. Ada juga beberapa siswa yang membawa medali yang mereka dapatkan dari berbagai kompetisi olahraga.
Kelas 9D, yang terkenal dengan sifatnya yang kalem, membawa bunga-bunga yang mereka petik dari taman sekolah. Mereka berpose dengan lembut, sambil memegang bunga di depan wajah. Ada juga yang membawa buku bacaan favorit mereka, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa mereka akan tetap rajin membaca meskipun sudah lulus.
Setelah sesi foto yang menyenangkan, Nadim, Widy, dan Grady memutuskan untuk saling bertukar kado. Mereka sudah menyiapkan hadiah kecil sebagai kenang-kenangan selama bersekolah di SMP.
Nadim memberikan Widy sebuah buku diary dengan sampul berwarna biru dihiasi bunga tulip kecil. "Aku tahu kamu suka menulis, jadi aku harap buku ini bisa menemanimu menuliskan semua pengalaman menarikmu ke depannya," ucap Nadim sambil tersenyum. Widy sangat senang dan langsung memeluk Nadim erat-erat.
Sementara itu, Grady memberikan Naidim sebuah gantungan kunci berbentuk gitar mini. "Ini buat kamu, Dim." kata Grady. Naidim mengangguk semangat dan langsung memasangkan gantungan kunci itu ke tasnya.
Terakhir, Widy memberikan Grady sebuah topi baseball bertulisan kecil dari singkatan nama mereka NWG. "Makasih, Wid. Topi ini pasti akan selalu aku pakai," ujar Grady sambil memeluk Widy.
Mereka bertiga duduk di bawah pohon rindang sambil bercerita tentang masa-masa indah yang telah mereka lewati bersama. Mereka tertawa mengingat tingkah konyol mereka saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, dan juga terharu saat mengingat momen-momen haru ketika mereka saling membantu.
Setelah bertukar kado dan saling bercerita, Nadim, Widy, dan Grady memutuskan untuk membuat sesuatu yang lebih istimewa. Mereka sepakat untuk membuat video kenangan bersama dan menulis surat perpisahan.
Untuk membuat video, mereka mengumpulkan semua foto dan video keseruan mereka selama di SMP. Mereka mengedit video tersebut dengan penuh semangat, menambahkan musik kesukaan mereka, dan menuliskan kata-kata manis sebagai caption. Video ini menjadi gambaran yang sempurna tentang perjalanan mereka selama tiga tahun bersama.
Setelah selesai membuat video, mereka mulai menulis surat perpisahan. Dengan tinta warna-warni, mereka menuangkan semua perasaan dan harapan mereka di atas kertas. Mereka menulis tentang kenangan indah yang tidak akan pernah mereka lupakan, tentang pelajaran berharga yang telah mereka dapatkan, dan tentang harapan mereka untuk masa depan teman-temannya.
Saat memberikan surat kepada teman-temannya, mereka merasa sangat haru. Mereka saling memeluk erat-erat dan mengucapkan terima kasih atas persahabatan yang telah mereka jalin.Setelah saling memeluk erat dan meneteskan air mata haru, suasana menjadi lebih tenang. Mereka duduk bersama di bawah pohon rindang di halaman sekolah, masih dengan surat-surat itu digenggam erat di tangan. Satu per satu, mereka mulai membaca isi surat dari teman-temannya.
"Aku tidak akan pernah melupakan kalian," ucap Nadim sambil menyeka air matanya.
"Aku juga," sahut Widy dan Grady serempak.
"Sampai jumpa di masa depan!" kata Grady dengan penuh semangat.
"Aku nggak nyangka waktu berlalu secepat ini," ucap Widy sambil menghela nafas.
"Iya, rasanya baru kemarin kita masuk SMP," sahut Naidim.
"Tapi kita kan akan tetap terhubung, kan?" tanya Grady.
"Tentu saja!" jawab Nadim dan Widy serempak.
Setelah saling berjanji untuk tetap terhubung, mereka bertiga berfoto bersama di bawah pohon besar di halaman sekolah. Foto itu akan menjadi kenangan manis yang akan selalu mereka ingat. Saat bel tanda pulang berbunyi, mereka masih enggan berpisah. Akhirnya, dengan berat hati, mereka pun berpisah, masing-masing membawa secuil kenangan indah dari masa-masa SMP.
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊