TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TUJUH BELAS
Snowy memeluk kepala suaminya. Ini hal yang dulu Snowy impikan dari pria itu.
Sambil menggendong Snowy yang reflek memeluk tengkuknya, Mahesa melangkah masuk ke dalam rumah.
Tiba di dalam, Snowy mengernyit, dia sedikit mengedarkan pandangannya, dia kira Mahesa akan ajak dia ke kamar, ternyata tubuhnya dihempas di sofa ruang televisi.
Gadis itu terdiam sejenak untuk menunggu aksi suaminya. Snowy bertepuk tangan dua kali untuk mematikan lampu otomatis.
Namun kemudian Mahesa bertepuk tangan lagi untuk menyalakannya kembali. Mahesa tak ingin keindahan di depannya terhalang oleh gelap.
"Kenapa mau gelap?" Mahesa menatap tajam mata gadisnya. "Kamu mau membayangkan yang tidak ada di sini?" tanyanya.
Snowy tertawa sebentar, bukan untuk mengelak tapi membenarkan tuduhan suaminya. "Ya jelas lah, Snow mau bayangin cowok Snowy!" bohongnya, yang benar Snow malu jika kepolosannya terlihat terang.
"Sayangnya aku lebih suka lampu di ruangan ini menyala." Mahesa menyeringai mengikat dua tangan Snowy.
"Ngapain diikat begini hah?"
Mahesa tersenyum miring, dia ambil sisa minuman Snowy yang masih tergeletak di meja kaca. Menyiram kecil-kecil bagian dada Snowy mirip psikopat gila.
Yang Snowy kejutkan adalah, ketika Mahesa juga menyirami hingga kaki, bahkan hampir sekujur anggota tubuhnya yang putih dipenuhi cairan minuman berwarna merah.
"Kak!"
Snowy hampir saja ingin kabur, jujur gadis yang memiliki banyak kekasih tapi polos itu sangat takut melihat cara Mahesa yang diluar nalarnya berekspektasi.
"Mau ke mana? Aku mengharamkan kamu pergi dari sini!" larang Mahesa mencegahnya.
Snowy menganga lebar, dia semakin merinding, rupanya suaminya bukan penyuka sesama jenis seperti pikirannya. Lihat saja cara Mahesa memperlakukan dirinya.
Ini benar-benar sangat gila. Snowy takut, dia sekarang beralih pikir, suaminya diam-diam makhluk psikopat. "Mmh, Kak, Snow mundur, Snow mau bantu Kak Esa, tapi jangan,"
Snowy menghela napas sambil terperangah, dia tak bisa menyerah. Tapi, hal ini juga sangat amat seram bagi seorang Snowy.
Dia kira suaminya cupu untuk masalah ini, tapi si cupu yang dulu dinobatkan suci, sudah layak disebut suhu.
Sumpah demi ramuan Mommy Nabila, Mahesa benar-benar tak mau menyudahi perang lenguh ini.
"Your sweat!" Mahesa berbisik berat di telinga Snowy, dan jujur saja Snowy cukup tersentuh.
Dari perkataannya, Mahesa seolah sedang mengagumi setiap tetesan keringat yang keluar dari tubuhnya. Entah ini benar atau hanya ucapan ngawur saat dalam kondisi yang sudah akan mencapai puncak.
Yang pasti, Snowy sempat terdiam untuk menyelami makna ucapan pria itu. Apa lagi bila mengingat bagaimana cara Mahesa mengutarakannya.
"Makasih..."
Snowy mengucapkan terima kasih untuk tindakan terakhir Mahesa. Yang memang tak berencana membuat dirinya hamil.
Hal yang sebenarnya Snowy sayangkan karena itu berarti Mahesa tak mau memiliki anak bersamanya.
...🏔️🏔️🏔️🏔️...
Mahesa memeras waslap putih, kemudian menempelkan benda basah dengan suhu hangat itu ke dahi istrinya.
Semalam dia ajak mantan gadis orisinil itu bermain kuda sampai pagi, lalu siang begini Snowy demam. "Mau ke dokter?" tawarnya.
"Nggak usah." Snow mengangkat kompres di keningnya lalu meletakkannya di atas pangkuan suaminya. "Snow nggak sakit!"
"Badan kamu panas," sela Mahesa.
"Iya panas, tapi Ini gara-gara kamu!" Snowy duduk untuk menatap tajam wajah tampan tidak berdosa suaminya.
"Besok kasih ramuan lagi ya, biar kamu demam lagi," sindir Mahesa.
Semua kegiatan semalam takkan pernah terjadi jika Snowy tak pernah bermain-main dengan ramuan herbal.