Rini terpaksa harus menikah dengan seorang pria koma demi menyelamatkan anaknya yang di sekap oleh ibu tirinya, namun siapa sangka jika pria tersebut adalah seorang yang dulu menghamilinya. Bagaimana kisah Rini selanjutnya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari ayah Caca
Natasha tampak menunggu kedatangan sahabatnya di ruang kerjanya.
Ia segera bangkit dari duduknya saat melihat Rini membuka pintu ruangannya.
"Pagi Nat," sapa Rini
"Pagi dok,"
Rini segera meletakkan tasnya kemudian segera duduk.
"Ini adalah daftar tamu pria di hari kamu kecelakaan,"
Rini segera membuka map itu dan membaca satu persatu nama yang tertera di sana.
"Dari empat pria ini salah satunya adalah ayah Caca??" ucap Rini
"Yes, dan kamu harus menemui mereka satu persatu untuk mengetahui siapa dari mereka yang tidur denganmu malam itu!" sahut Natasha
Rini kembali membaca biodata satu persatu pria itu dengan seksama.
"Aku harus memulainya dari mana?" tanya Rini dengan wajah gusar
"Mulailah dengan orang yang paling dekat alamatnya,_" jawab Natasha
"Ok,"
Siang itu Rini mendatangi sebuah kantor pengacara. Seorang wanita cantik tampak menyambutnya dengan ramah.
"Ada yang bisa saya bantu Nona?"
"Saya ingin bertemu dengan Tuan Hermes Dominant," jawab Rini
"Apa anda sudah membuat janji?" tanyanya
"Tentu,"
"Kalau boleh tahu siapa nama anda?" tanya wanita itu lagi
"Arini Yusuf," jawab Rini
"Baik, tunggu sebentar Nona,"
Wanita itu kemudian mengangkat gagang telepon dan menghubungi seseorang. Tidak lama ia pun memberitahu Rini untuk menunggu di ruang tunggu. Selama menunggu Rini sengaja mencari tahu informasi tentang Hermes melalui media sosialnya.
Tidak lama seorang wanita memanggilnya dan mengajak Rini menuju ke ruang kerja Hermes.
"Tunggu sebentar Nona, Bapak Hermes akan segera menemui anda," ucapnya
Rini mengangguk, wanita itu tampak memperhatikan foto-foto yang terpajang di dinding dan meja kerja Hermes.
"Jika di lihat dari fotonya dia sama sekali tidak mirip dengan Caca, jadi mungkin bukan dia ayah Caca," ucapnya
Rini segera duduk di sofa saat mendengar suara engsel pintu di tarik.
Seorang pria hitam manis memasuki ruangan. Ia mengulurkan tangannya dan Rini pun menjabat tangannya.
"Sore Nona Arin, ada yang bisa saya bantu?" sapanya begitu ramah
"Aku hanya ingin konsultasi untuk kasus hak asuh anak," jawab Rini
"Baik, silakan anda ceritakan dengan singkat agar saya bisa menganalisa kasus anda," jawab Hermes
Rini pun mulai bercerita panjang lebar, dan Hermes memperhatikannya dengan seksama. Lelaki itu tampak membuat catatan saat mendengar cerita Rini.
"Ok, saya sudah bisa menyimpulkan kasus yang anda hadapi," jawab Hermes
Pria itu kemudian mengambil sebuah formulir dan memberikannya kepada Rini.
"Silakan isi dulu, nanti saya akan beritahu lebih lanjut tentang kasus anda," jawab Hermes
Rini memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya-tanya kepada Hermes tentang kepribadiannya.
Ia pun memulai pertanyaan dari makanan favorit sampai hobby pengacara muda itu.
"Wah ternyata hobby kita sama ya," ucap Rini saat mengetahui hobby pria itu sama dengannya.
"Wow really?" tanya Hermes
"Yes," jawab Rini
"Sejak kapan kamu suka menulis?" tanya Hermes
"Sejak SMA, meskipun aku belum sempat mempublikasikan hasil tulisan saya dalam bentuk buku, tapi kamu bisa membaca buku-buku karyaku di platform novel online," jawab Rini
"Ok nanti aku lihat," jawab Hermes
Pria itu mengambil sebuah buku dan memberikannya kepada Rini.
"Ini adalah salah satu karyaku, meskipun bukan best seller tapi aku lumayan bangga," tandas pria itu
"Yups, terimakasih banyak loh karena sudah mau memberikan bukunya padaku," ucap Rini
"Tentu saja, sepertinya selain kita punya hobby yang sama, aku juga merasa cocok denganmu," jawab Hermes
"Maksudnya??" tanya Rini
"Selain cantik kamu juga enak di ajak ngobrol, i like it,"
"Thanks,"
"Anyway boleh aku minta nomor kamu?" tanya Hermes
"Tentu," Rini segera memberikan nomornya kepada pria itu.
"Terimakasih Arin,"
Pria itu kemudian menghubungi Rini, "Itu nomor aku, kamu bisa menghubungi ku jika butuh sesuatu, atau ingin bertanya sesuatu?" imbuhnya
"Ok sepertinya aku sudah selesai dan aku pamit pulang dulu," jawab Rini
"Kenapa buru-buru sekali, padahal aku ingin mengajakmu makan malam,"
"Mungkin lain waktu," jawab Rini
"Ok," jawab Hermes kemudian mengantar Rini sampai ke depan pintu.
Rini memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil rambut pria itu.
"Maaf Tuan Hermes aku melihat sesuatu di rambut mu," ucap Rini
Hermes pun langsung mengusap rambutnya, Rini terus menggelengkan kepalanya saat pria itu menanyakan apa benda di rambutnya sudah menghilang atau belum.
Rini pun kemudian meminta izin untuk mengambil benda itu di rambutnya. Hermes pun mengizinkannya.
Dengan penuh semangat Rini langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil rambut Hermes. Pria itu sampai menjerit kesakitan saat Rini mencabut rambutnya.
"Maaf Tuan, aku tidak sengaja menarik rambut mu," ucap Rini
"It's ok,"
"Ok terimakasih Tuan Hermes, sampai jumpa lagi!" ucap wanita itu kemudian meninggalkannya
Rini segera memasukan rambut Hermes kedalam plastik dan memberikannya kepada Natasha. Ia meminta bantuan sahabatnya itu untuk melakukan tes DNA terhadap putrinya dan Hermes.
Saat perjalanan pulang Rini bertemu dengan Widya. Rupanya wanita itu menyewa seseorang uny mengikutinya.
"Rupanya kamu sedang bergerak cepat untuk mencari siapa ayah kandung putrimu. Ingat Rini kau tidak perlu repot-repot mencari siapa ayah Caca, karena hanya ibu yang tahu siapa ayah kandung putrimu," Tutur Widya
Rini melotot mendengar ucapan sang ibu.
"Jadi selama ini ibu tahu siapa ayah Caca?"
Widya mengangguk membuat Rini semakin geram padanya.
"Kenapa kau tidak memberitahuku siapa ayah Caca!" seru Rini
"Aku akan memberitahunya jika waktunya sudah tiba, jadi sebaiknya berhenti mencari tahu tentang ayah Caca karena semuanya sia-sia saja," jawab Widya
"Kalau kamu benar-benar ingin tahu siapa ayah Caca, maka berikan anak itu padaku. Dan asal kau tahu selama ini ayah Caca lah yang selalu menopang kehidupan ku dan putrimu,"
Kali ini Rini benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata.
Melihat Rini yang seketika memucat Widya pun tertawa penuh kemenangan.
Ia pun meninggalkan Rini yang terlihat kesal bercampur kecewa.
#Kediaman keluarga Wibisono
Sementara Itu Gala sengaja mengajak Caca memasuki kamar sang ayah. Bocah itu meminta untuk tidur bersamanya. Pria itu tak bisa menolak keinginan sang putra.
Gala kemudian menyuruh Caca untuk berbaring di sebelah kiri sang ayah sementara ia berbaring di sebelah kananya. Tak lupa ia juga Carlen untuk membacakan dongeng untuk mereka.
"Ok, papah akan bacakan cerita untuk kalian,"
"Yeay, terimakasih papah, selama ini aku belum pernah melihat ayahku dan aku juga belum pernah dibacakan cerita olehnya. Aku senang sekali, terimakasih papah Carlen sudah mau jadi papah aku," ucap Caca membuat Carlen seketika berkaca-kaca melihat kepolosan wajah Caca membuat pria itu langsung memeluknya.
"Kasian sekali anak papah, maaf ya kalau papah datang terlambat," ucapnya kemudian mengecup keningnya
Sementara itu Rini yang datang untuk membicarakan sesuatu dengan Carlen seketika terkesiap melihat perlakuan Carlen terhadap putrinya.
"Aku juga mau dipeluk!" seru Gala
Carlen pun memeluk keduanya membuat Rini semakin terharu melihat.
"Mama!" seru keduanya saat melihat Rini
"Ya!" jawab Rini gagap
Gala kemudian memintanya untuk tidur bersama mereka.
Rini pun tak bisa menolak. Ia segera berbaring si samping suaminya.
Keduanya terlihat begitu canggung.