Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berdua
hari ini adalah hari Minggu tepatnya sudah dua minggu Ayana tinggal di rumah itu, dia pun sudah akrab dengan semua penghuni rumah bahkan dengan Ilham sekalian.
Pagi-pagi sekali di dalam kamar Marta sudah merapikan beberapa bajunya dan juga peralatan pemotretan ke dalam kopernya.
Hari ini Marta akan berangkat ke Bali untuk beberapa hari, karna ada jadwal pemotretan, ya, itu adalah pekerjaannya sebagai fotografer.
"Mas, hari ini aku mau ke Bali ya, ada jadwal pemotretan dan hari Rabu aku pulang." ucap Marta sambil memeluk suaminya.
"ini kan akhir pekan, kenapa kamu harus kerja?, tadinya aku mau ajak kamu keluar hari ini, dan kenapa kamu lama sekali di Balinya.?
"Sorry sayang, klien ku mendadak kasih kabar, pemotretannya 3 acara sore ini acara preweddingnya, besok acara siraman dan lusa acara akan dan resepsinya."
"pasti kamu cape ya, kenapa kamu ga berhenti aja sih dari pekerjaanmu, apa uang yang aku berikan kurang buat kamu." menatap Marta kesal.
"sayang ini bukan soal uang, uang dari kamu sudah lebih dari cukup bahkan kamu memenuhi semua gayaku, kamu selalu kasih aku barang-barang branded."
"lantas apa?"
"ini hobiku sayang, lagi pula aku mencari kesibukan agar tidak selalu memikirkan tentang bayi."
"Oke oke, aku faham, kalau ini membuatmu bahagia aku akan mendukungmu." kecupan mesra di bibir Marta.
"Makasih baby"
bagi Marta menggunakan kata bayi adalah senjata terampuh untuk meluluhkan hati Ilham, dia pasti akan selalu mengizinkan Marta apapun itu.
"Oh ya kamu berangkat sama siapa aja" tanya Ilham.
"Aku berangkat dengan Febrian dan Lusi dan juga Anton."
Febrian adalah pemilik perusahaan tempat Marta bekerja, sedangkan Anton adalah sekertarisnya, Lusi juga bekerja di perusahaan Febrian di bagian makeover. Dan Marta di bagian fotografer.
"Ya sudah, kamu hati-hati ya di sana jaga diri baik-baik." lagi-lagi mencium kening Marta.
"Mas, hari ini kamu ajak Ayana keluar aja, kasihan udah dua Minggu di sini, belum pernah keluar rumah atau jalan-jalan."
"ga deh, udah ga usah nanti aja kamu yang ajak selepas pulang dari Bali."
"Gapapa mas, supaya Ayana ga terlalu canggung sama kamu dan yang paling penting keberhasilan hamil itu ada pada ibu yang bahagia."
"itu pun kalau dia mau ya?".
"Iya mas"
Selepas itu mereka bertiga sarapan bersama, dan Marta pun sudah bicara kepada Ayana perihal dia akan pergi ke Bali untuk beberapa hari.
Selesai makan Ayana dan Ilham mengantar Marta ke depan rumah sampai mobil Marta pun tidak terlihat dari pandangan mereka.
"emmmm mas aku ke kamar dulu ya? Mau kerjain tugas sekolah." Ayana menunjuk kearah dalam sambil melangkah kan kakinya cepat seraya permisi.
" eh eh Ayana, tunggu," Ilham menarik tangan Ayana, "bukankah hari ini hari libur, tadi Marta bilang saya harus ajak kamu keluar hari ini"
"Tapi......?" Ayana takut kalau harus jalan berdua dengan pria yg sudah beristri.
"gapapa ini Marta yang suruh ko, kamu siap-siap ya saya tunggu dibawah."
"Oke mas"
Lima belas menit kemudian Ayana pun pergi dengan Ilham, tidak seperti biasanya Ayana tidak menggunakan rok mininya, tapi dia memakai celana jeans dan kaos putih lengan pendek dengan tas selempang kecil.
"Mas hari ini kita mau kemana" tanya Ayana dengan rasa bingung, "aku takut, kan mas Ilham seorang CEO ternama, nanti kalau ada yang mengenali gimana"
"ga akan,"ucapnya
Apasiii ni orang jawabnya singkat banget gimana aku mau nyaman jalan,,, eeeeehh kenapa kamu berfikiran seperti ini Ayana, bagus donk kalau dia begini jadi kamu aman.
"Kita makan aja mau?." tanya Ilham kebetulan hari menunjukan jam makan siang karna dari tadi tidak ada arah tujuan.
"Boleh,"
"Mau makan dimana?, hari ini bebas kamu yang pilih tempatnya."
"Beneran mas?," tanya Ayana antusias. "aku mau makan di restoran tepi danau itu."
Ilham pun mengiyakan keinginan Ayana, entah apa yang pria itu rasakan dia sangat senang jalan bersama Ayana namun perasaan itu tidak iya tunjukan karna dia tau posisi dia sekarang.
Sesampainya di danau Ayana berlari kecil segera memilih tempat duduk dengan sangat cepat, pria yang mengikutinya itu hanya tertawa melihat tingkah Ayana seperti anak SD yang berebut kursi sekolah.
Dia memilih tempat lesehan dibawah pohon besar di sampingnya langsung pemandangan danau yang indah, seorang pelayan resto membawa buku menu daftar makanan.
"Kamu mau makan apa? Hari ini kamu bebas pilih menu makanan." tanya Ilham dengan raut wajah senang melihat Ayana yang duduk tepat di hadapannya.
"Serius mas," tak kalah dengan Ilham Ayana pun terlihat senang " Aku mau makan seafood tumpah bumbu saus Padang, dan es jeruk perasnya 2" Sambil menunjuk menu Ter spesial di restoran ini.
"Makanan apa itu seafood tumpah apa" Ilham terheran dengan nama makanan yang baru iya dengar namanya.
Ayana cekikikan dengan tingkah Ilham.
"hey, kenapa kamu tertawa" Ilham terheran melihat gadis di hadapannya tapi dia juga bahagia melihat Ayana tertawa selama ini dia belum pernah melihat Ayana tertawa bahagia.
Ilham masih terheran dengan Ayana dan menu makanan aneh itu, tiba dia lagi-lagi dibuat terheran-heran oleh dua pelayan restoran.
Dua pelayan itu membawa satu gulungan plastik besar yang masih tersegel dan juga membawa ember sejenis alumunium berisikan penuh oleh seafood.
Salah satu pelayan menggelarkan selembaran plastik panjang di meja mereka berdua, dan yang satunya lagi hendak akan menuangkan embernya.
"Heeyy stop, apa-apaan ini kenapa kalian bawa benda seperti ini kesini" matanya terbelalak melihat dua pelayan itu. Kenapa kalian menggunakan plastik dan ember untuk memeras susu sapi." raut wajahnya seperti sedang marah.