NovelToon NovelToon
Misteri Rumah Kosong

Misteri Rumah Kosong

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Rumahhantu / TKP / Hantu
Popularitas:64.4k
Nilai: 5
Nama Author: ERiyy Alma

Misteri Rumah Kosong.

Kisah seorang ibu dan putrinya yang mendapat teror makhluk halus saat pindah ke rumah nenek di desa. Sukma menyadari bahwa teror yang menimpa dia dan sang putri selama ini bukanlah kebetulan semata, ada rahasia besar yang terpendam di baliknya. Rahasia yang berhubungan dengan kejadian di masa lalu. Bagaimana usaha Sukma melindungi putrinya dari makhluk yang menyimpan dendam bertahun-tahun lamanya itu? Simak kisahnya disini.

Kisah ini adalah spin off dari kisah sebelumnya yang berjudul, "Keturunan Terakhir."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ERiyy Alma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MRK 12

Jalanan licin bekas hujan, hawa dingin menyergap tubuh Sukma kala dirinya mulai melangkahkan kaki keluar rumah. Ia menyesal tak memakai jaket, tapi memang niat awal hanya ingin buang hajat, dan siapa sangka justru berakhir di tempat ini. Di bawah pohon nangka ia bersembunyi, melihat dari kejauhan apa yang dilakukan ibu mertuanya di depan rumah kosong. 

“Yang ini bener-bener ibu kan?” gumamnya lirih, Sukma khawatir jika yang berada di depan sana bukan mertuanya, seperti kali terakhir ia mengejar seseorang yang mirip nenek Ratih ke rumah kosong. 

Nenek Ratih meletakkan ember di atas lantai, lantas mengeluarkan sebuah wadah kecil dari saku jaketnya. Memasukkan sesuatu ke dalam wadah dan mulai menyalakan api. Sukma berusaha keras melihat benda apa yang tengah dibakar mertuanya itu. Dan saat asap dari benda itu mulai menyebar di udara barulah Sukma tau bahwa itu adalah kemenyan. 

“Kemenyan? ibu ngapain sih?” ucapnya gusar.

Nenek Ratih duduk bersila di atas lantai, kedua tangannya seperti sedang memohon, wanita itu menarik nafas panjang dan menghembuskannya beberapa kali, seolah berusaha menenangkan diri sendiri. Sukma bisa melihat dengan jelas, tubuh ibu mertuanya itu gemetar ketakutan, tapi ia memaksakan diri.

“Aku datang, dan aku memintamu tak lagi mengganggu putri dan cucuku. Kejadian di masa lalu bukan salah kami, tapi meski begitu aku minta maaf karena terlambat mengetahuinya. Semua sudah berlalu, jadi kumohon tenanglah di sana.” 

Sukma mengernyit heran, ucapan ibu mertuanya ditujukan pada siapa? mendadak ia teringat cerita mbah Sani dan mbah Giyem tadi pagi, kemungkinan ibu mertuanya kini meminta maaf pada Memey, putri pemilik rumah kosong, itulah tebakan Sukma.

Krieeeet…..brak!! 

“Astaga naga…” Sukma reflek menutup mulut, sedikit merunduk sebab khawatir ibu mertuanya menyadari keberadaannya kini. Namun, ternyata nenek Ratih sendiri tengah ketakutan di sana, pasalnya pintu rumah kosong itu tiba-tiba terbuka. Angin kencang berhembus di sekitarnya, menerbangkan debu-debu halus dan dedaunan kering di sekitar, Sukma memeluk erat batang pohong nangka, sambil terus mengawasi keadaan ibu mertuanya.

Di tengah kekacauan ini suara tawa wanita terdengar melengking di udara. Sukma menatap langit, atas pohon, bahkan atas genting rumah kosong. Ia tak melihat apapun di sana, hanya saja suara itu mendayu pilu seperti jarak mereka begitu dekat.

Ibu mertuanya duduk ketakutan di atas tanah, sungguh Sukma tak tega, ingin membantu tapi rasa takut mengalahkan segalanya. Ia hanya mampu bertahan dengan tubuh gemetar, sementara suara burung hantu, cicak, dan katak terus bersahutan.

Rasanya Sukma ingin menangis saja, ia bahkan tak sadar celananya kini telah basah. Tubuhnya lemas tak bertenaga, ia berlutut sambil memegang kedua kaki yang tak berhenti bergetar. Sukma sudah tak peduli pada ibu mertuanya, ia sibuk menyelamatkan diri sendiri, berjalan merangkak kembali masuk ke rumah lewat pintu dapur. 

Sungguh tak mudah, jatuh bangun Sukma berlari ke kamar, lantas mengunci pintu kamar dan naik ke atas tilam. Beruntung putrinya sama sekali tak terganggu dengan kehadirannya yang grusa grusu itu, Sukma membungkus tubuh dengan selimut, ia benar-benar tak peduli meskipun dirinya baru saja mengompol. 

***

Keesokan paginya Nadira terus mengomel karena ibunya mengompol, semua orang heran mengetahui fakta itu, bahkan Wijaya tak henti-hentinya menertawakan mbak sepupunya itu. Sukma memilih mengabaikan semua, ia lebih fokus melihat ibu mertuanya yang berubah menjadi lebih pendiam dari hari-hari biasa. 

“Makanya Bu, besok-besok kalau takut ke kamar mandi malam-malam, bangunin Dira,” keluh gadis cantik itu, baru saja dirinya mengangkat kasur bersama Wijaya untuk dijemur di depan rumah.

“Iya iya,” jawab Sukma setengah hati. 

“Bangunin aku juga boleh kok Mbak,” sambung Wijaya. Sukma mengangguk mengerti, lagi-lagi melihat ibu mertuanya yang tengah duduk melamun di ruang tengah. 

“Nenek kenapa ya Pak lek? perasaan dari pagi diem aja, apa mungkin lagi nggak enak badan ya?” Nadira mengikuti arah pandangan ibunya. 

Wijaya hanya diam, ia bukan tak mengetahui keanehan budenya pagi itu. Tapi memang Wijaya sengaja memberikan waktu budenya untuk memutuskan bercerita atau tidak. Sementara itu Sukma seolah mendapatkan kesempatan, ternyata bukan hanya dirinya yang menyadari keanehan sikap nenek Ratih pagi ini. 

“Kita tanya saja yuk,” ajaknya berjalan terlebih dulu masuk ke dalam rumah. “Ibu, ibu kenapa? ada keluhan kah? kok kami lihat dari pagi kayak lesu gitu.” 

Nenek Ratih menatap wajah menantunya dengan senyuman tipis, matanya menyiratkan kesedihan dan kekhawatiran. Sebenarnya Sukma paham ibu mertuanya sedang berusaha menghilangkan segala gangguan yang menimpa menantu dan cucunya, tapi yang Sukma inginkan saat ini adalah kejujuran nenek Ratih, dan bersama-sama menyelesaikan masalah dengan keluarga.

Ibu, bukankah lebih baik kalau kita minta tolong pada kyai Usman saja? daripada ibu berusaha sendiri menggunakan cara seperti tadi malam. Sukma berbicara dalam hati, ia hanya tidak menyangka nenek Ratih yang dikenalnya taat agama bisa menggunakan cara tidak masuk akal seperti tadi malam. 

“Ibu tidak apa-apa, cuma sedikit lelah,” jawabnya, “oh iya Jaya nanti siang antarkan bude ke rumah Mak Tini, bude mau urut aja.” 

“Jam berapa Bude?” tanya Wijaya. 

“Ba’da sholat dhuhur aja kita berangkat,” ucapnya sambil berlalu. Wanita sepuh itu berjalan menuju gudang di depan rumah, ia sudah mengundang beberapa tukang untuk merenov tempat itu menjadi toko kue, dan hari ini adalah hari pertama rencana mereka bekerja. 

Nadira mengikuti neneknya, di depan rumah dua lelaki baru saja tiba. Nenek Ratih meminta Sukma membuatkan kopi untuk bapak tukang bangunan yang siap bekerja, sementara Wijaya membantu membuka gudang untuk mereka. 

Inilah kali pertama Nadira melihat isi gudang, ternyata ada tangga menuju lantai dua yang terletak diujung ruang. Nadira mengira rumah neneknya hanya satu lantai saja selama ini, ia yang penasaran segera mendekati sang nenek yang tengah menjelaskan apa saja yang perlu dikerjakan tukang bangunan itu. 

“Nek, itu tangga kemana?”

“Oh itu, dulu di atas ada ruang bersantai yang selalu digunakan ayahmu untuk berkumpul dengan teman-temannya, tapi sejak ayahmu berangkat ke pesantren tempat itu ditutup oleh kakekmu, Dira. Oh iya, kamu jangan pergi ke atas karena sudah sangat kotor.” 

Dira mengangguk mengerti, ia memilih membantu ibunya yang datang membawa kopi dan beberapa kudapan untuk bapak tukang bangunan. Mereka mulai bekerja, membersihkan ruang, menambal beberapa sudut ruang yang dindingnya rontok termakan waktu. Dan mengecat ulang warna dinding yang kusam. 

Sukma terlihat begitu bersemangat saat membahas warna cat yang akan digunakan di toko kuenya, sedangkan Nadira hanya menyimak rencana mereka dengan hati bahagia. Berharap ini menjadi awal yang indah untuk keluarganya, Nadira ingin segera kuliah seperti teman-temannya di kota. 

.

Tbc

1
jeanne beltjie
ikut ngos2an bacanya.👍👍
Mamah Enung
kayanya rendra
Kamaluddin
okeh
Mamah Enung
di kota anak kaya ibu di kampung miskin sedih saya giliran bangkrut balik kampung
ERiyy Alma
Terima kasih buat semuanya pembaca setia "Misteri Rumah Kosong". Semoga kebaikan semuanya mendapat balasan yang lebih baik. Amiin. /Smile/
FiaNasa
trimakasih critanya thor udah menghibur hari²kami,,tetep semangat berkarya ya thor💪💪
Amara
Alhamdulillah,...
terimakasih byk thor,sdh menyuguhkan cerita yang bagus.

semoga bisa ketemu di cerita2 yang akan datang .🙏
Amara
Alhamdulillah ,happy end yaa Nadira -Rendra.
senang mendengarnya bu Sukma, pilihan terbaik buat putrimu Nadira
Amara
Alfatihah buat kakek nya kak author
Amara
hahhhh ....ngos2,an baca part ini, jangan2 Meylani merasuki tubuh Dina ...dan membalas dendam ada Sukma...
Amara
. Innalillahi wainna illaihi rojiuun.
Seno cepat pulang ....ibumu dalam bahaya ,antara hidup dan mati
tse
mau tau jodohnya aldi dan aisyah ka...
Amara
Achh .......romansa remaja yang sedang di landa asmara.

opor ayam bagian paha
makannya dengan bubur sagu
dikasih merica menambah rasa
dina kalap di lahap cemburu
Amara
bunga2 kehidupan ada yang semangat mengejar asa
ada yang menyerah karena lelah
ada himpitan pilu
rayuan rindu dan cemburu
hati2 Sukma ....hidupmu diincar Dina
Hidayah Hanan
terima kasih kakak certanya bgus, di tunggu cerita selanjutnya😍😍😍
Heri Wibowo
selalu di tunggu karya selanjutnya kakak.
Amara
waah waahh ada desiran halus yaa Aldi? ...sanggupkah mengisi ruang yang sebenarnya sdh ada yg mengisi itu?? ...Nadira , apakah akan bertahan menunggu Rendra?...
Rasa ...
Amara
siapa tahu siluet perempuan itu ingin menolong atau memperingatkan ada bahaya yg mengancam nyawa Sukma.
Amara
cobaan gak ada hentinya yaa Sukma.
di rumah da kejadian aneh
di pesantren juga begitu ...
semoga semua lekas berlalu dan berakhir dengan baik2 saja
Amara
aduh takut klo itu rendra dan ternyata aisyah dan. rendra saling suka😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!