Nathan merasa dirinya tidak normal. Sudah banyak gadis yang dia pacari mulai dari lokal, sampai internasional. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuatnya bergairah. Sampai akhirnya, orang tua Nathan memaksanya menikah dengan wanita pilihan mereka.
Sayangnya, takdir membawa Nathan bertemu dengan Sheren, gadis malang yang dikhianati pacar dan kakak tirinya saat baru kembali dari luar negeri. Akibat jebakan ibu tiri Sheren, membuat pertemuan pertamanya dengan Nathan harus berakhir dengan cinta satu malam.
Akankah Sheren benar-benar menjadi penyembuh untuk kelainan Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HTI | Bab 24
Nathan dan Sheren sama sekali tidak berkomunikasi semenjak terakhir saat Sheren mencoba gaun pengantin. itu semua karena ide dari Nyonya Lita yang mewanti-wanti Sheren untuk tidak menjawab telepon dari Nathan.
Hari pernikahan pun tiba. Sheren memakai gaun pengantin yang sangat cantik dan pas di tubuhnya. Wanita itu sama sekali tidak menyangka bahwa secepat ini dia akan menjadi istri. Apalagi menjadi istri dari atasannya yang ternyata sangat kaya raya.
Dengan langkah anggun, gadis itu digandeng oleh ayahnya, berjalan mendekat menuju tempat pelaminan. Di sana Nathan sudah menunggunya bersama beberapa orang lainnya.
Nathan menelan saliva dengan kasar saat melihat calon istrinya yang terlihat menawan. Sama halnya dengan beberapa tamu yang terkagum-kagum dengan kecantikan Sheren saat ini. Apalagi saat Sheren sudah berada di samping Nathan untuk mengucapkan sumpah pernikahan mereka.
“Kamu sengaja ya menghilang satu hari supaya terlihat semakin cantik?” tanya Nathan dengan berbisik. Dia sebenarnya terpukau dengan penampilan Sheren saat ini, tetapi egonya membuat laki-laki itu mengucapkan pertanyaan yang malah membuat calon istrinya kesal.
“Bapak jangan ngajak ribut ya, ini make-up nya dari pagi buta loh,” balas Sheren sambil berbisik pula.
“Kalian mau nikah apa mau rapat? Kenapa malah bisik-bisik terus?” tanya Tuan Winata sambil melotot pada anak dan calon menantunya itu.
Nathan berdehem, lalu merapikan jas yang dikenakannya. Sementara Sheren memperbaiki gaunnya. Keduanya jadi salah tingkah karena teguran dari Tuan Winata itu.
Setelah semua siap, Nathan dan Sheren pun memulai pernikahan mereka. Sumpah setia mereka ucapkan dalam ikrar pernikahan yang suci. Setelah proses sakral itu, Nathan dan Sheren akhirnya telah resmi menjadi suami istri.
Meski awalnya banyak keluarga Nathan yang heran kenapa Nathan menikah dengan wanita lain dan bukan Selena, tapi kehadiran papa Selena sudah membungkam pikiran buruk mereka.
Tuan Winata memang sengaja mengundang mantan calon besannya itu untuk menepis kabar bahwa Nathan berselingkuh dari Selena. Jika berita tentang perselingkuhan itu dibenarkan, tentunya orang tua Selena tidak akan datang bukan?
Setelah ikrar pernikahan diucapkan, acara dilanjutkan dengan pesta yang cukup meriah. Kali ini hanya dihadiri keluarga, saudara dan beberapa teman dekat saja. Acara resepsi untuk rekan-rekan dan klien akan diadakan malam harinya.
Saat acara dengan keluarga selesai, Nathan dan Sheren masuk ke kamar mereka untuk beristirahat karena nanti malam akan diadakan resepsi lagi.
“Mama bahagia sekali kalian sudah resmi menikah. Nathan ingat ya, sekarang libur dulu, biar Sheren istirahat. Soalnya mama nggak mau kalau lihat muka Sheren nanti kusut. Mama mau pamerkan Sheren sama istrinya temen Papa. Awas loh ya kalau kamu kebablasan!” ancam Nyonya Lita yang mewanti-wanti pengantin baru itu.
“Mama ini aneh sih, Sheren istri aku kok mama yang berkuasa. Udah jangan ribut, kami pengantin baru mau istirahat!” usir Nathan pada ibunya sendiri.
“Dasar anak durhakim! Mentang-mentang sudah menikah!” kata Nyonya Lita sembari membuang muka dengan kesal.
Hingga akhirnya, kini Nathan dan Sheren tinggal berdua saja di kamar mereka. Rasa canggung pun mulai menyelimuti keduanya.
“Saya mau mandi,” kata Nathan yang bingung harus memulai pembicaraan dari mana.
“Jangan bilang Bapak nyuruh saya mandiin ya, mentang-mentang kita sudah menikah,” balas Sheren yang malah mencurigai Nathan yang salah tingkah itu.
Kening Nathan berkerut karena pertanyaan istrinya itu. Dia mengurungkan niat dan malah menggoda Sheren. “Oh iya, bagus juga idemu. Bagaimana kalau kamu menyabuni saya juga?” tanya Nathan sembari memainkan alisnya naik turun.
“Ogah banget, mandi aja sendiri. Memangnya Pak Nathan ini bayi?” balas Sheren dengan bibir yang terangkat sebelah.
“Kamu lupa, saya suami kamu. Saya sudah boleh menikmati makanan bayi itu, berarti sama sama saja, 'kan?” goda Nathan dengan bibir mengerucut dan pandangannya tertuju pada benda kenyal milik sang istri.
Sheren menyadari sesuatu, dia melotot dan menutupi dadanya dengan kedua tangan. Dia berjalan cepat menuju kamar mandi lebih dulu, lalu berkata, “Dasar Pak Nathan meesum!”
***
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋💋