" Aku bahagia semua berakhir indah dan semua itu bersama mu Naira "
" dan aku juga bahagia kita bisa mencapai mimpi kita kartik "
kisah cinta sejati Naira gaevi Singhania dan Kartikey goenka
keduanya teman masa kecil, orang tua mereka bersahabatan.
mereka terpisah 17 tahun lamanya, akibat dari terusir nya orang tua kartik dari goenka house.
setelah bertemu kembali mereka bertekad menyatukan keluarga goenka yang renggang serta membuat seluruh keluarga bersatu baik goenka maupun singhania hingga terikat kuat menjadi ikatan suci.....
mari ikuti kisah Naira dan Kartik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iswariay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Dikediaman singhania semua orang rumah tampak sibuk Pallavi sejak tadi pagi sibuk dengan urusan per dapuran hingga sore hari,para pelayan pun jadi sasaran empuk untuk membantunya mempersiapkan jamuan terbaik untuk nanti malam.
saking sibuknya bahkan Pallavi tidak tahu anak dan suaminya telah sampai rumah bersamaan.
Naira yang Sampai dirumah terlebih dahulu disusul abhimanyu baru setelahnya Gavindra. mereka bertiga bertemu di basement mobil rumah mereka dan hendak masuk ke dalam
" Tumbenan nih pulang nya urutan begini." sindir Naira kepada Kakak dan juga ayahnya
abhimanyu dan Gavin menengok ke arah Naira bersamaan
" kalo tidak tepat waktu maka singa dirumah ini bakalan ngamuk,dan papa gak mau itu terjadi " ucap Gavin kepada Naira
abhimanyu menengok ke arah Gavin
" heleh alasan aja papa..,bilang aja karena papa takut mama ngambek terus papa disuruh tidur diluar hahahaha." sahut abhimanyu menimpali perkataan Gavin dia tertawa hingga memegang perutnya melihat sang ayah seketika bungkam hanya diam.
Naira juga ikut menertawakan sang ayah.
" ma-mana ada kalian berdua yah dasar anak durhaka sini kalian!!" seru Gavin lalu melangkah menghampiri kedua anaknya
abhimanyu dan Naira yang tau ayahnya akan mengamuk langsung kabur masuk ke dalam rumah sambil menjulurkan lidahnya
Gavin bercak pinggang serta menggelengkan kepalanya pasrah
Abhimanyu dan Naira berlari menuju ke dalam rumah,sesampai di dalam mereka menengok kesana-kemari dengan herannya
Gavin melangkah mengikuti mereka dibelakangnya
"Tumben nih rumah sepi amat,pada kemana? " ujar Naira heran gak biasanya rumah sepi bahkan para pelayan saja sepertinya tidak ada. belum mereka bertiga berfikir Pallavi muncul dari dapur menghampiri ketiganya
" akhirnya kalian pulang, mama dari tadi sibuk banget didapur. Baru aja selesai masak. " ucap Pallavi sembari menegakkan punggung lalu memijat tengkuk nya raut wajahnya terlihat lelah
Gavin langsung menghampiri istrinya
" ayo duduk di sana ma." ucap Gavin membawa Pallavi duduk di sofa ruang tengah atau keluarga dan Pallavi pasrah menuruti perkataan Gavin
abhimanyu dan Naira mengikuti mereka duduk di sofa
" mama kayaknya begitu antusias sekali sampai masak banyak. " ucap Naira
" tentu saja harus nak,mereka sahabat lama kami sudah lama sekali mereka tidak menginjakkan kaki di tanah air jadi mama harus memasak makanan spesial dong. " jawab Pallavi
" Atau ada rahasia yah? yang kita berdua gak tau." ucap abhimanyu memancing kedua orangtuanya untuk jujur
Gavin dan Pallavi saling melirik satu sama lain
" tuh kan pasti ada " abhimanyu kembali memancing
" Naira papa mau ngomong suatu hal yang penting boleh? " ucap Gavin meminta persetujuan Naira
Naira melirik ke arah Kakaknya sedangkan abhimanyu yang tau maksud adiknya menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia meminta Naira untuk mengiyakannya
" boleh pa,memang apa yang mau papa bicarakan? " tanya Naira
Naira ingin mendengar langsung dari orang tuanya hingga dia bisa memutuskan yang terbaik seperti apa nantinya
" sebenarnya kedatangan keluarga goenka selain untuk bersilaturahmi juga mereka ingin menjodohkan anaknya dengan mu nak." ucap Gavin secara berhati-hati
Naira masih diam dengan arah pandangan ke Gavin ayahnya
" jika kamu tidak mau juga gak masalah nak, kami tidak ingin memaksa."sahut Pallavi menjelaskan semuanya dia tidak ingin putrinya kecewa karena orang tuanya menerima perjodohan tanpa sepengetahuan nya
" jujur pa, aku mendengar nama goenka rasanya tidak asing aku merasa dekat dengan mereka apakah di masa lalu kita sedekat itu dengan mereka? " tanya Naira dengan penasaran diotaknya terus berpikir keras
gavindra, Pallavi dan abhimanyu tersadar akan sesuatu, Meraka baru teringat dulu Naira pernah mengalami kecelakaan terserempet motor hingga membuat sebagian ingatannya hilang.
Pallavi berdiri lalu melangkah menuju sofa yang Naira duduki dia merengkuh Naira
" kita dulu sangat dekat dengan mereka,kamu dulu pernah mengalami kecelakaan hingga ingatanmu hilang sebagian " Pallavi menjelaskan semuanya lalu melanjutkan perkataanya
" apakah kamu sama sekali tidak mengingat apapun sebelum umur 7 tahun? " tanya Pallavi
Naira hanya diam namun di otaknya tiba-tiba muncul bayangan seperti kaset berputar,
bayangan dua anak kecil sepasang
" aku berjanji naira suatu saat jika aku kembali kamu akan jadi milikku." ujar anak kecil laki-laki
" aku menunggu kakak " jawab anak perempuan
Naira merasa tidak asing dengan kata itu hingga ingatan itu terus berputar di otaknya dia merasa kepalanya sangat sakit
" awhh kepalaku " Naira memegang kepalanya dia merasa kepalanya seperti tertusuk puluhan paku,
Pallavi yang berada didekat Naira langsung memegangi bahu Naira
" Naira kamu gapapa nak?? " tanya Pallavi begitu khawatir
Naira hanya menjerit kesakitan setelahnya tubuh nya merasa lemas,Naira pingsan Pallavi, gavindra,dan abhimanyu sangat shock mereka berusaha membangunkan naira
"Naira bangun nak,jangan buat mama cemas" ucap Pallavi menangisi putrinya menepuk pipi Naira
abhimanyu menelpon dokter pribadi keluarga mereka untuk segera datang sedangkan Gavin menggendong Naira dibawa ke kamar.
setelah 20 menit datang lalu memeriksa kondisi Naira.
" bagaimana Van keadaan Naira? " tanya Gavin
dia begitu cemas melihat Naira pingsan
" jangan memaksa Naira mengingat sesuatu yang memang dia tidak mengingatnya gav, apalagi dia mengalami hilang ingatan sebagai itu akan membuat Naira tersiksa." jelas Ervan Dengan tegasnya
" aku pikir dengan menanyakannya dia akan mengingat kembali,ini sudah terjadi 16 tahun yang lalu tapi mengapa tidak juga sembuh van? " tanya Pallavi dengan menitikan air matanya lalu mengelus kepala Naira
" Aku mengerti perasaan mu avi, namun biarlah takdir yang berbicara jika memang dia tidak akan mengingat nya jangan kalian paksa. jika dia bertanya tentang masa kecil nya cukup kalian jelaskan tidak perlu meminta naira untuk mengingatnya " jelas Ervan
Pallavi merasa bersalah tentang hal itu, gavin dan abhimanyu yang menyimak penjelasan Ervan mengangguk kepalanya tanda setuju
" Aku dimana? " tanya Naira yang tersadar dari pingsannya
mereka semua langsung menghampiri Naira melihat keadaannya.....
Bersambung
sumpah makin kece nih ceritanya /Heart//Heart//Heart//Heart/