Entah mengapa Alisa merasa marah. Tiap kali melihat abangnya berdua bersama Mia. Yang tidak lain teman Amar kuliah. Membuat Alisa merasa aneh dengan perasaanya sendiri. Hingga membuat Alisa selalu gusar tiap kali Amar dekat dengan Mia. Yang sering ikut mengerjakan tugas dirumah. Dan Amar juga sering mengantar nya pulang. Amar juga seperti memberi perhatian lebih pada Mia membuat Alisa cemburu.
" Kenapa sih bang Amar pake mengantar kak Mia. Lagian dia sudah punya sopir yang selalu menjemputnya pulang kan!!" kata Alisa
" Ada apa dengan mu de, abang hanya berbuat baik pada orang lain. Kasihan Mia kalo pulang sendiri malam malam" jawab Amar
" Lalu jika Lisa pulang malam, apa abang akan perduli?" tanya Lisa.Membuat Amar menoleh dan menatap lekat mata gadis cantik di depannya itu. Seakan Amar merasa ada belati yang menusuk dadanya.
" Kau.....!!" kata Amar kaget.
Penasaran baca ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Sedangkan disisi lain, Amar mengantar Lisa dan teman temannya pulang. Setelah mengantar Zain lebih dulu kekantor. Agar Zain bisa kembali bekerja. Dan Amar lebih dulu mengantar Sani dan Kia. Baru terakhir Amar mengantar Lisa pulang kerumah.
" De...de Lisa mau kuliah di mana
Sudah menentukan tempat dan jurusannya belum?" Amar menoleh pada Lisa
Lisa hanya mengidik kan bahunya. " Lisa bingung bang, ngak tahu, mau ambil jurusan apa? Maunya sih Akuntan bisnis, Administrasi bisnis atau sekertaris," kata Lisa
" Kenapa bingung, bukannya tempo hari ade bilang, mau ambil akuntasi saja. Tapi Adminitrasi juga boleh. Kan ade bisa bantu abang kerja dikantor," kata Amar.
" Ya maunya sih gitu bang, tapi lihat nanti deh Duluan mana yang di terima. Karna Lisa juga nyoba yang di luar negri bang," Lisa menoleh pada Amar yang fokus menatap jalan
" Bagus, itu juga bisa buat pengalaman ade," kata Amar.
" Maksud abang?" Lisa menatap Amar.
" Kalo ade ambil kuliah di luar negri, ade harus punya skill dan sanggup hidup mandiri. Karena disana kita ngak punya keluarga. Ade harus berani hidup mandiri," kata Amar.
" Ya bang, Lisa tahu kok" jawab Lisa.
" Ya semoga saja ade dapat kampus negri yang bagus dan yang terbaik," kata Amar
" Aamiin," sahut Lisa tersenyum. Membuat Amar menoleh dan menggenggam tangan Lisa erat.
Deg...
Lisa terkejut, namun ia juga senang.Karna Amar tidak berubah padanya. Tetap sayang padanya seperti dulu. Hanya saja Amar semakin jarang bertemu dengannya akhir akhir ini. Karna Amar sangat sibuk bekerja. Sedangkan Lisa dalam masa liburan saat ini Yang baru selesai ujian sekolah.
" Bang, Lisa ingin jalan jalan minggu ini. Apa abang punya waktu?" tanya Lisa.
" Insyaallah, kalo ada jadwal kosong. Abang akan menemani ade, tapi jika tidak, ajak bang Zain aja ya" kata Amar
" Ya bang " Lisa mengangguk ,sembari menatap jalan yang sudah dekat ke arah jalan rumah Lisa.
" Apa abang langsung kembali ke kantor?" tanya Lisa. Berharap Amar mampir kerumah.
" Ya , salam buat bunda dan ayah ya. Jika Abang tidak sibuk. Abang akan mampir" kata Amar. Tak lama Amar pun memberhentikan mobil di depan pagar rumah.
" Ya bang " Lisa pun membuka pintu mobil.
" De...tunggu ," kata Amar meraih dompetnya di saku celana. Dan memberikan beberapa lembar uang pada Lisa. " Ini buat jajan ade, boleh traktir teman teman." kata Amar
" Hehehe....terimakasih bang, semoga bang banyak rezekinya," kata Lisa tidak menolak pemberian Amar. " Dah hati hati ya bang" kata Lisa melambaikan tangannya.
" Ya " kata Amar tersenyum. Lalu Lisa menutup pintu mobil dan melangkah masuk ke halaman rumah. Amar pun lalu kembali mengendarai mobilnya. Meninggalkan rumah lamanya.Sembari melihat Lisa dari kaca spion
" Ya Allah, jaga Lisa untukku," Amar membatin, sembari menyetir mobilnya menuju kantor.
************
Hari berlalu dengan cepat. Lisa berharap ia bisa masuk perguruan tinggi favoritnya. Karna Lisa ingin sukses seperti kedua abangnya. Yang bisa masuk dan bekerja di perusahaan besar.
Siang ini Lisa asyik bertelepon ria dengan Sani. Karna sudah 3 hari mereka tidak bertemu.
" Lis sudah ada kabar belum, gue lolos di Bandung dan jakarta. Bingung nih milihnya,. Tapi gue pilih yang di sini saja," kata Sani saat keduanya bicara. Mode VC sembari berbaring di tempat tidur
" Ngak tahu San, aku juga masih bingung. Aku belum lihat hasilnya," jawab Lisa yang belum melihat hasil pengumumannya.
" Astaga, kenapa harus bingung sih. Ngak dapat negri, di swasta juga ngak masalah. Orang tuamu keduanya bekerja Lis. Di tambah bang Zain dan bang Amar. Santai beb," kata Sani sambil nyemil di kamarnya.
" Hei...aku ingin ayah bundaku bangga padaku, seperti sama bang Amar dulu San. Bukan hanya cari muka doang, masa kuliah di swasta. Semurah murahnya di swasta. Tetap murah di negri lah," jawab Lisa yang ingin tetap berkuliah di kampus negri seperti Amar. Apalagi ia sudah mendaftar lewat jalur prestasi.
" Iya deh, terserah loe aja. Bagaimana kalo kita ketemuan di Mall yuk sekarang. Sambil nonton film di bioskop," kata Sani
" Boleh, lagian uang sakuku lagi ngumpul nih. Aku traktir deh," kata Lisa.
" Cie...yang punya abang dua, duitnya makin banyak aja. Penuh tuh dompet loe. Di kasih sama siapa, bang Zain atau bang Amar?" tanya Sani mengoda.
" Dua duanya," jawab Lisa.
" Hah...enak banget loe San, bang Dirga sudah punya istri. Kalo ngasih gue paling brani nya cuma 50 ribu doang," kata Sani manyun.
" Itu mah derita loe ," balas Lisa tersenyum.
" Sialan loe, oke gue samperin ya," kata Sani
" Ok, gue tunggu. Urusan bensin, biar aku yang ngisi," kata Lisa.
" Siap ..." kata Sani terlihat senang. Lalu vidio call mereka pun terputus.
Lisa cepat cepat turun dari tempat tidurnya. Namun ia lebih dulu menuju meja belajarnya Membuka laptopnya. Untuk melihat hasil pengumuman.
" Mudahan saja, aku keterima di kampus bang Amar," harap Lisa yang melihat hasil kelulusannya. " Alhamdulilah lulus dan ... Yeay....berhasil" pekik Lisa sangat senang . Melompat lompat sendiri di kamarnya.Karna ia bisa kuliah di kampus favoritnya.
" Astaga, aku harus bersiap," Lisa lansung lari ke arah lemari pakaiannya. Saat teringat janjinya dengan Sani. Lalu setelah berpakaian rapi. Lisa pun cepat keluar dari kamarnya. Saat Lisa sudah menuju ruang tamu. Bel rumah pun berbunyi.
" Itu pasti Sani," kata Lisa menuju pintu depan. Dan cepat membuka pintu.
Clek...
" Hai ...apa sudah siap," kata Sani tersenyum manis pada sahabatnya itu. Berdiri sambil melipat tangan
" Ya.. San aku lolos San, aku di terima di kampus bang Amar dan juga di kampus Depok. Dan satu lagi, aku juga keterima di Australia.Tinggal daftar ulang jalur beasiswa," kata Lisa senang
" Oh ya selamat deh, trus loe milih yang mana apa mau ketiganya?" tanya Sani menatap Lisa yang langsung berpikir keras. Karna ia masih bingung. Memilih kampus mana yang akan ia masuki." Masih bingung lagi, pikir dulu matang matang. Masih banyak waktu. Pikirin saja besok, sekarang ayo kita berangkat," kata Sani menarik tangan yang sempat terdiam.
" Eh. . ya ya tunggu aku kunci pintu dulu," kata Lisa.Cepat cepat menutup dan mengunci pintu. Lalu meletakkan kuncinya dibawah pot. Karna di situlah tempat menyimpan kunci rumah rahasia keluarga Farhan. Agar siapa pun yang pulang duluan bisa masuk rumah.
Lalu keduanya pun naik motor menuju mall, di pusat kota. Lisa dan Sani lebih dulu memilih nonton film bioskop sebelum makan. Setelah selesai keduanya mencari stand tempat makan di dalam mall.
Namun tidak sengaja. Lisa melihat Amar dan Mia yang sedang belanja. Ketika Sani sedang antri memesan makanan untuk mereka berdua. Lisa melihat jelas, Mia mendorong keranjang belanjaan. Sedangkan Amar menemaninya di samping. Lalu Lisa pun mencoba mengikutinya.
Deg...
" Itu benaran bang Amar...." guman Lisa dengan mata mengembun. Saat melihat Amar menuju kasir dan membayar semua belanjaan Mia. Namun tiba tiba ponsel Lisa bergetar. Dan Lisa pun cepat mengangkatnya.
" Lis...loe dimana? makanan sudah siap" kata Sani menelponnya.
" Ya bentar aku otw," jawab Lisa mematikan ponselnya. Berjalan kembali kearah stand makanan dengan hati kecewa.
Sudahlah memanfaatkan kebaikan Amar eh lama lama kok ga tau diri ga sadar diri juga ya
Kaya dah putus urat malunya si Mia
Semoga Ade sukses ya kuliah di LN
Bila sewaktu sewaktu ditinggal orang terkasih / pasangan, dunianya tak runtuh seketika
Apakah Amar dengar percakapan Lisa yang mau kuliah di Australia, terus mulai gamang pikirannya, otaknya terusik?
Pulang pulang dah sukses
Biarin aja Amar ngrasa kehilangan kamu
Mending fokus belajar raih cita cita, asah skill
Nikmati masa muda tuk hal hal berguna
Edan tenan, berbuat dosanya sama Hans, kok menjerat Amar tuk tanggung jawab
Siap siap jadi bom waktu
Terimakasihh🥰🥰
Bisa gegeran ujung ujungnya
Terlalu baik apa terlalu naif Amar?
Gimana nanti reaksi ayah bundanya juga Amar