Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Liu Han hanyalah remaja 14 tahun yang dianggap aib keluarganya. Terlahir dengan bakat yang biasa-biasa saja, dia hidup dalam bayang-bayang kesuksesan para sepupunya di kediaman megah keluarga Liu. Tanpa ayah yang telah terbunuh dan ibu yang terbaring koma, Liu Han harus bertahan dari cacian dan hinaan setiap hari.
Namun takdir berkata lain ketika dia terjebak di dalam gua misterius. Di sana, sebuah buku emas kuno menjanjikan kekuatan yang bahkan melampaui para immortal—peninggalan dari kultivator legendaris yang telah menghilang ratusan ribu tahun lalu. Buku yang sama juga menyimpan rahasia tentang dunia yang jauh lebih luas dan berbahaya dari yang pernah dia bayangkan.
Terusir dari kediamannya sendiri, Liu Han memulai petualangannya. Di tengah perjalanannya menguasai seni bela diri dan kultivasi, dia akan bertemu dengan sahabat yang setia dan musuh yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekte Pedang Langit dan Awal Baru
Setelah perjalanan panjang yang penuh tantangan, Ling Yan dan Liu Han akhirnya tiba di gerbang megah Sekte Pedang Langit. Pintu masuk itu dijaga oleh dua murid inti bersenjata pedang besar, mengenakan jubah putih bersulamkan pola pedang berwarna perak.
Ling Yan memberikan salam singkat kepada para penjaga, yang langsung mengenali identitasnya.
“Murid inti Ling Yan,” kata salah satu penjaga dengan nada hormat. “Kami telah mendengar kabar bahwa kau sedang dalam misi. Apakah ini terkait dengan laporan penting?”
Ling Yan mengangguk, wajahnya serius. “Aku membawa laporan yang harus segera disampaikan kepada para tetua dan patriark. Ini tentang kebangkitan salah satu dari sembilan pilar Raja Iblis.”
Para penjaga terkejut, tetapi mereka segera memberikan jalan. “Silakan masuk. Kami akan mengirim pesan ke balai pertemuan.”
Ling Yan membawa Liu Han melewati pelataran luar sekte yang luas. Area itu dipenuhi dengan murid pelataran luar yang sedang berlatih teknik pedang, suasana yang penuh semangat. Namun, Ling Yan tidak punya waktu untuk berhenti; dia langsung menuju ke balai pertemuan utama.
Setibanya di sana, beberapa tetua sekte dan bahkan patriark Sekte Pedang Langit, seorang pria paruh baya dengan jubah emas dan aura mengintimidasi, sudah menunggu.
“Ling Yan,” kata salah satu tetua, seorang pria tua dengan rambut putih dan mata tajam. “Kami mendengar kau membawa laporan penting. Katakan, apa yang terjadi di Pegunungan Huosu?”
Ling Yan memberi hormat dengan hormat. “Patriark dan tetua yang terhormat, dalam misiku di Pegunungan Huosu, aku menemukan aktivitas bandit yang tidak biasa. Namun, hal itu hanyalah permulaan.”
Dia menjelaskan detail demi detail: tentang markas bandit, keberadaan Xu Tian yang ternyata menjadi pemimpin mereka, dan kebangkitan Mo Zu, salah satu dari sembilan jenderal Raja Iblis. Para tetua mendengarkan dengan serius, ekspresi mereka berubah menjadi cemas saat nama Mo Zu disebutkan.
“Mo Zu…” gumam salah satu tetua. “Jika benar dia telah bangkit, ini adalah ancaman besar tidak hanya bagi sekte kita, tetapi juga seluruh wilayah.”
Patriark mengangguk, matanya menatap Ling Yan dengan tajam. “Kau telah melakukan pekerjaan luar biasa, Ling Yan. Untuk keberanian dan jasamu, sekte ini memberikan penghargaan yang layak. Sebagai murid inti, kau telah melampaui ekspektasi kami.”
Ling Yan membungkuk dalam-dalam. “Terima kasih, Patriark.”
Setelah menyelesaikan laporannya, Ling Yan melirik ke arah Liu Han yang berdiri di belakangnya. Dia lalu berbicara lagi.
“Patriark, para tetua yang terhormat, izinkan aku memperkenalkan Liu Han. Dia adalah seorang pemuda berbakat yang menemani saya selama perjalanan ini. Dengan bakatnya, saya yakin dia layak menjadi murid Sekte Pedang Langit.”
Patriark menatap Liu Han dengan pandangan menilai. Liu Han, yang merasakan tekanan besar dari tatapan itu, segera membungkuk hormat. “Salam hormat, Patriark dan para tetua.”
Salah satu tetua menghela napas. “Ling Yan, kami menghargai rekomendasimu, tetapi perekrutan murid baru telah selesai tiga bulan yang lalu. Aturan sekte tidak mengizinkan perekrutan tambahan tanpa persetujuan penuh dari dewan tetua dan patriark.”
Ling Yan menatap Patriark dengan tekad. “Saya memahami aturan itu, tetapi saya yakin dengan potensinya. Liu Han adalah seseorang yang tidak boleh kita abaikan.”
Patriark berpikir sejenak sebelum berbicara. “Jika dia memiliki bakat seperti yang kau klaim, kami akan memberinya kesempatan. Namun, dia harus melalui ujian khusus. Jika dia berhasil melewati ujian itu, dia akan diterima sebagai murid pelataran luar.”
Ujian khusus itu diadakan di arena pelatihan utama sekte. Para tetua dan beberapa murid inti berkumpul untuk menyaksikan kemampuan Liu Han. Ujian itu melibatkan tiga tahap: kemampuan bertarung, kendali energi spiritual, dan kecerdasan dalam menghadapi formasi sederhana.
Tahap Pertama: Kemampuan Bertarung
Liu Han harus melawan tiga murid pelataran luar secara bergiliran. Meskipun mereka hanya berada di lapisan keempat atau kelima *Qi Gathering*, Liu Han yang berada di lapisan ketujuh mampu mengalahkan mereka dengan strategi yang cerdik dan serangan yang terukur.
Tahap Kedua: Kendali Energi Spiritual
Liu Han diminta untuk memanipulasi energi spiritualnya untuk membentuk pedang energi. Meskipun ini adalah teknik dasar, para tetua terkejut dengan stabilitas dan kekuatan energi emas Liu Han yang melampaui standar murid biasa.
Tahap Ketiga: Formasi
Liu Han menghadapi formasi sederhana yang dirancang untuk menguji kecerdasan dan kemampuannya membaca pola energi. Meskipun awalnya ragu, dia berhasil memecahkan formasi itu dengan cepat menggunakan insting dan pemahaman mendalam tentang energi spiritual.
Ketika ujian selesai, para tetua tampak terkesan. Patriark berdiri, mengumumkan keputusan mereka.
“Liu Han,” katanya dengan suara menggelegar. “Kau telah menunjukkan kemampuan yang luar biasa. Mulai hari ini, kau diterima sebagai murid pelataran luar Sekte Pedang Langit. Buktikan bahwa kau layak untuk mendapatkan tempat ini.”
Liu Han membungkuk dalam-dalam, merasa lega dan antusias. “Terima kasih atas kepercayaan ini, Patriark dan para tetua. Saya tidak akan mengecewakan kalian.”
Ling Yan tersenyum bangga dari kejauhan, mengetahui bahwa langkah pertama Liu Han di Sekte Pedang Langit telah berhasil.
Setelah upacara singkat, Ling Yan menghampiri Liu Han. “Selamat, Xiao Han. Sekarang kau adalah bagian dari Sekte Pedang Langit. Ini hanya awal dari perjalanan panjangmu.”
Liu Han tersenyum kecil, meskipun dia tahu bahwa tantangan sebenarnya baru saja dimulai. “Terima kasih, Kak Ling. Aku tidak akan melupakan bantuanmu.”
Dengan semangat baru, Liu Han memulai harinya sebagai murid pelataran luar Sekte Pedang Langit, membawa mimpi besar dan rahasia yang harus dia lindungi.
Setelah upacara penerimaan selesai dan Liu Han secara resmi menjadi murid pelataran luar Sekte Pedang Langit, Ling Yan mendekati pemuda itu dengan ekspresi lembut.
“Xiao Han,” katanya pelan, “aku akan meninggalkan sekte untuk sementara. Aku butuh waktu untuk menstabilkan fondasi kultivasiku setelah menerobos ke ranah *Earth Realm*. Aku akan pergi ke tempat pengasingan di pegunungan selatan sekte.”
Liu Han tampak sedikit khawatir. “Berapa lama Kak Ling akan pergi?”
Ling Yan tersenyum tipis. “Mungkin beberapa bulan, mungkin lebih. Stabilitas adalah kunci di ranah ini, dan aku tidak ingin mengambil risiko terburu-buru. Sementara itu, kau harus fokus pada latihanmu sendiri. Gunakan waktu ini untuk memahami kekuatanmu dan membangun pondasi yang kokoh.”
Liu Han mengangguk, meskipun dia merasa sedikit berat hati. “Baik, Kak Ling. Aku akan melakukan yang terbaik.”
Ling Yan menepuk bahunya dengan penuh rasa percaya. “Aku yakin kau akan tumbuh pesat di sini. Jangan ragu untuk bertanya kepada tetua atau senior jika kau butuh bantuan.”
Setelah mengucapkan salam perpisahan, Ling Yan meninggalkan sekte, melangkah ke arah pegunungan selatan untuk memulai latihannya di tempat pengasingan. Liu Han menatap punggungnya yang menjauh, merasakan campuran rasa kehilangan dan tekad.
Dengan bimbingan salah satu seniornya, Liu Han diperkenalkan ke tempat tinggal yang disediakan untuk murid pelataran luar. Rumah kecil itu sederhana tetapi nyaman, terletak di area yang cukup tenang dengan pemandangan perbukitan hijau.
“Ini tempatmu, Liu Han,” kata senior itu sambil menyerahkan kunci kecil. “Ada ruang tidur, ruang latihan pribadi, dan dapur kecil. Semoga kau bisa berkembang di sini. Jika butuh sesuatu, kau bisa bertanya ke pusat administrasi pelataran luar.”
“Terima kasih, Kak Senior,” kata Liu Han sambil membungkuk sopan.
Setelah senior itu pergi, Liu Han masuk ke rumah kecilnya dan memeriksa ruangan satu per satu. Tempat itu terasa jauh lebih baik daripada kondisi yang dia alami selama perjalanan sebelumnya. Ruang latihan pribadi di bagian belakang menarik perhatiannya, dindingnya dihiasi dengan ukiran formasi sederhana untuk membantu menyerap energi spiritual dari lingkungan sekitar.
Dia duduk di lantai ruang latihan itu, merenungkan perjalanan yang membawanya ke tempat ini. Dalam beberapa bulan terakhir, dia hampir tidak punya waktu untuk berkultivasi dengan benar karena harus menghadapi berbagai tantangan.
“Sekarang,” pikirnya, “aku punya waktu untuk fokus pada diriku sendiri. Aku harus memahami kekuatan itu… Mode Transendent.”
Liu Han membuka cincin penyimpanannya, mengeluarkan beberapa kristal energi spiritual dan pil kultivasi tingkat tinggi yang dia kumpulkan selama ini. Dia duduk bersila di tengah ruangan, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan pikirannya sebelum mulai berkultivasi.
Dia memulai dengan menyerap energi dari kristal spiritual. Energi murni mengalir masuk ke dalam tubuhnya, memperkuat jalur energi dan intinya. Akar spiritual emasnya bersinar terang, menunjukkan kecepatan dan stabilitas luar biasa dalam menyerap energi.
Namun, kali ini, Liu Han mencoba lebih dari sekadar menaikkan ranah. Dia berusaha memahami jejak energi misterius yang muncul setiap kali Mode Transendent bangkit. Dia memusatkan pikirannya ke dalam, menyelami inti spiritualnya dengan kesadaran penuh.
Di dalam intinya, dia merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah cahaya emas yang tampak asing tetapi familier. Cahaya itu bersinar lembut tetapi memancarkan kekuatan luar biasa, seolah-olah itu adalah sumber kekuatan yang jauh melampaui ranahnya saat ini.
“Jadi ini…” pikir Liu Han sambil mencoba mendekati cahaya itu dengan kesadarannya. Namun, setiap kali dia mendekat, cahaya itu menjauh, seolah-olah bermain dengannya.
Dia mencoba menghubungkan energi spiritualnya ke cahaya itu, tetapi usahanya terasa seperti mencoba menggenggam air dengan tangan. Cahaya itu tampak tidak mau terbuka sepenuhnya padanya.
“Apakah ini kekuatan dari buku emas?” gumamnya dalam hati. “Atau sesuatu yang lain?”
Meski tidak mendapatkan jawaban yang jelas, Liu Han merasa bahwa setiap upayanya mendekati cahaya itu memberinya sedikit lebih banyak pemahaman. Dia menyadari bahwa Mode Transendent bukan sekadar lonjakan kekuatan sementara, tetapi sesuatu yang lebih dalam dan lebih kompleks, sesuatu yang mungkin mengubah jalannya sebagai seorang kultivator.
Setelah beberapa jam berkultivasi, Liu Han membuka matanya. Dia merasakan energi spiritualnya meningkat, fondasinya semakin stabil, dan jalur energinya lebih kuat. Meskipun tidak terjadi lonjakan besar, dia merasa lebih terkendali dan siap untuk melangkah lebih jauh.
Dia menarik napas panjang, menyeka keringat dari dahinya. “Aku belum memahami sepenuhnya kekuatan ini,” katanya pelan. “Tapi aku akan terus mencoba. Apa pun rahasianya, aku harus menguasainya.”
Dengan tekad baru, Liu Han bangkit, menyadari bahwa perjalanan di Sekte Pedang Langit ini bukan hanya tentang menjadi kuat, tetapi juga menemukan siapa dirinya sebenarnya.
Bersambung...