"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Dingin
Purnama terdiam sendirian karena dia juga tidak bisa tenang dengan ada nya pembunuh yang kian jadi saja, di desa ini sudah sepuluh lebih nyawa yang melayang. dari desa lain lain sekitar tiga puluhan, pokok nya bisa mencapai lima puluh orang banyak nya korban dari pembunuhan yang sangat meraja lela ini.
Rasa curiga atau prasangka ini belum menemukan orang yang pas, memang Purnama belum ada orang yang bisa dia tuduh sehingga tidak tau harus mulai dari mana. kalau sudah ada barang yang pas atau juga petunjuk yang sangat tepat, mungkin dia bisa mulai bergerak walau saat ini sedang dalam masa hiatus.
Meliburkan diri terlalu lama juga tidak baik karena banyak orang yang harus dia tolong, kasihan orang orang bila dia tetap diam bila ada kejahatan datang tapi malah di biarkan saja. sedangkan Purnama lahir sudah membawa kepintaran yang bisa di pakai untuk menumpas kejahatan dari orang orang yang ada di desa nya.
Walau pun orang di desa nya pada kurang ajar karena berani menuduh Purnama seenak hati saja, mentang mentang pembunuh berkeliaran di desa saat malam purnama, lalu dia yang bernama Purnama mau di tuduh begitu saja. tentu nya dia tak akan terima, akan di buktikan bahwa dia tak bersalah.
"Aaaagggk, tapi aku harus mulai dari mana?!" Purnama menggaruk kepala nya frustasi.
"Setiap malam aku akan patroli, siapa tau ada sedikit saja petunjuk yang bisa kita gunakan untuk mencari siapa dia." ujar Arya.
"Masa setiap malam kita akan keliaran terus, nanti yang ada warga malah curiga bila melihat kita malam malam." rutuk Purnama.
"Lah terus mau gimana, kita tidak bisa diam saja! Lurah sialan itu sangat yakin bahwa pembunuh nya adalah antara kita berdua." Arya sudah kesal.
"Tunggu saja, bila dia terus membual maka aku tak akan tinggal diam!" ancam Purnama.
"Mau Kakak apakan dia?" Arya bertanya penasaran.
"Akan ku hantui dia setiap malam sampai tidak bisa cebok, tunggu saja saat nya." Purnama menyeringai setan.
"Memang perlu dia di beri pelajaran, enteng sekali mulut nya saat akan bicara!" kesal Arya mengingat Pak Lurah.
"Itu mau nya di sumpal pakai tai kebo, baru dia kapok!" celetuk Purnama yang memang sangat kesal pada Lurah baru.
Arya malah seperti mendapatkan ide soal mengerjai Pak Lurah, tapi untuk sementara dia hanya diam saja dulu karena tidak mau malah nanti rencana nya gagal untuk mengerjai orang yang sudah membuat nama mereka jadi buruk. enak saja mengatakan hal seperti itu, nanti kalau sudah dapat masalah baru mengemis minta ampun.
"Di jelas adalah laki laki, cuma aku ragu apa kah dia iblis atau manusia." Xiela masuk kedalam ruang kerja Purnama bersama Nana.
"Memang benar dia adalah laki laki, tapi menurut ku dia adalah manusia." Nana memberikan pendapat nya.
"Yang jelas dia laki laki?" tanya Purnama memastikan.
"Benar!" kedua arwah cantik mengangguk yakin.
"Mari kita datangi Ayah sialan kita itu." ajak Arya langsung paham.
"Menyusahkan saja, sudah jadi setan pun mau di musnahkan tetap tidak bisa!" kesal Purnama pada arwah Ayah nya.
"Dia tidak setua Ayah mu, Purnama." ralat Nana yang juga sudah bertemu juga.
"Kau yakin?" Purnama menatap member nya.
Arya dan Purnama tidak jadi pergi dan malah duduk lagi, mumet sekali rasa nya otak ini memikirkan pembunuh yang terus berkeliaran. andai saja bisa, maka akan langsung di cabik nya pembunuh yang memakan banyak nyawa, terlebih dia sangat menyukai jantung manusia sehingga selalu di ambil bila membunuh lawan nya.
"Panggil kan Aksara dan Landak." pinta Purnama pada Nana.
"Kami dataaaaang."
Belum juga di panggil tapi yang punya nama sudah datang dengan wajah ceria nya, memang berdua ini selalu cocok bersama sama sehingga mereka pun tidak pernah bertengkar. beda dengan Purnama atau Arya, dia sering bertengkar satu sama lain.
"Apa pekerjaan kami?" Aksara bertanya penuh semangat.
"Awasi Adi di dalam pura, aku tidak ingin banyak tingkah! taburkan ini pada rantai yang ada di leher nya, dia tak akan bisa melawan." Purnama memberikan satu kantong hitam bubuk ajaib.
"Baik lah, kami selalu siap bekerja." Aksara dan Landak langsung pergi menuju pura.
"Jangan sampai lengah, aku masih pusing ini mau memulai kasus dari mana." peringat Purnama.
"Coba kau minta saran pada Leha, ku lihat belakangan ini dia selalu memberikan solusi." ide Landak sebelum pergi.
"Kau jangan macam macam! dia hanya tau soal pengobatan, ini tidak ada sangkut paut nya dengan penyakit." sentak Purnama.
Landak pun tertawa melihat amarah nya Purnama kambuh lagi, mereka berdua langsung pergi meninggalkan rumah. tujuan dalah pura karena memang di sana lah tempat nya Adi di tahan oleh anak nya, dia sama saja cari penderitaan besar.
Dulu sudah di musnahkan dan Purnama mengira dia sungguh musnah, tapi ternyata tetap saja ada. maka nya dia di kurung dan di rantai panas agar tidak bisa meronta, selama nya akan menderita di dalam sumur pura tempat nya dulu jasad Maharani di buang. penderitaan yang tidak ada habis nya, karena memang itu sudah pilihan dia sebagai penganut ilmu rawa rontek yang sangat sakti.
"Jadi kita harus bagai mana untuk memulai nya? apa kami tetap akan kerja malam sampai dia dapat?" tanya Nana penasaran.
"Tentu saja akan begitu, mau bagai mana lagi karena kita belum ada petunjuk." jawab Purnama.
"Dia memang sangat kuat, dan juga dia punya srigala yang banyak! Xiefa bilang sudah membunuh srigala nya, tapi pas ketemu aku dia pasi punya srigala." ujar Xiela.
"Srigala yang banyak, berarti dia punya peliharaan yang lumayan bagus." gumam Purnama.
"Panggil Sam kesini." suruh Arya pada Xiela.
Gadis itu mencari Sam dan memberi tahu bahwa dia sedang di cari oleh Arya, Sam yang sedang santai jadi kaget mendadak saja di cari oleh adik nya pemilik agensi.
"Kenapa dia mencari ku, La?" tanya Sam kurang tenang.
"Tidak tau juga, tadi kami sedang membahas masalah jubah hitam." jawab Xiela hanya fokus pada Sam saja, walau di sebelah dia ada Panglima.
"Aduh! jangan sampai aku dapat tugas sendirian, mumet ini." keluh Sam segera pergi.
Xiela juga ingin pergi karena dia mau diskusi dengan Purnama dan yang lain nya, bodo amat dengan Bagas yang sekarang sedang di tempeli terus oleh Leha.
"Tunggu, Xiela!" Bagas menahan tangan nya Xiela.
"Ada apa?" Xiela bertanya dengan nada dingin dan menarik tangan nya kembali.
"Aku hanya ingin tanya, apa kau baik baik saja?" gugup Bagas karena Xiela sangat dingin.
"Ya!"
Hanya sepatah kata yang keluar dari mulut nya, Xiela segera pergi meninggal kan Bagas sendirian karena dia tidak ingin lagi membiarkan perasaan nya kian larut pada pria tampan ini.
kalau salah nuduh entar tinggal minta maaf
wkwkkwkkw...