Ketika tombak itu dihunuskan ke arahnya, Qu Fengxiao sudah tidak memiliki terlalu banyak harapan lagi untuk mengembalikan segalanya seperti semula. Satu-satunya keluarga yang ia punya membunuhnya. Dia jatuh ke dalam keputusasaan. Tapi siapa sangka, dia akan terbangun di dunia lain di mana teknologi lebih maju dari duniannya. Ditambah, dia harus berurusan dengan ilmuwan gila dari sebuah institusi raksasa yang terhubung dengan keluarganya.
Belum selesai dengan itu, tiba-tiba seseorang mengajaknya menikah dan membuatnya bingung dengan keberadaan dua pria yang terlihat mirip di dua dunia.
"Tuan Dewa Kuno, kau tidak sedang mempermainkanku, kan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chintyaboo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Partner
Qu Fengxiao duduk di kursi perpustakaan dengan buku di tangannya, menunggu sampai Huo Yuzheng datang. Dia datang pagi-pagi sekali sejak perpustakaan dibuka karena terlalu antusias.
Ia melihat ke jendela, siaran langsung berita nasional sedang diadakan di layar besar di luar sana. Mereka masih memberitakan tentang hilangnya orang-orang secara beruntun, yang menjadi kekhawatiran besar semua orang.
Qu Fengxiao berpikir, jika dia bisa menemukan orang di balik kasus itu, mimpi buruk itu akan berakhir. Selain itu, dia juga bisa lepas dari kunjungan polisi tiap minggunya.
Tepat setelah Qu Fengxiao berpikir demikian, seseorang hadir di dekatnya. Qu Fengxiao menoleh, melihat pria tampan dengan iris merah yang khas berdiri di sampingnya.
Sosok Huo Yuzheng yang bersinar menarik perhatian banyak orang, terutama para wanita. Tanpa aura berbahaya maupun sihir, dia lebih terlihat murni. Ketampanannya sangat murni, seolah dia bukanlah pria dingin yang menyelamatkan Qu Fengxiao kemarin.
Qu Fengxiao bukan orang yang tertarik pada penampilan, karena dia sudah kebal terhadap penampilan tak manusiawi dari orang-orang sekitarnya. Tapi Huo Yuzheng memberinya kehangatan yang aneh, yang hampir tidak pernah dirasakan Qu Fengxiao.
Qu Fengxiao masih tidak tahu apa alasannya.
"Duduklah." Qu Fengxiao tersenyum menyambutnya sambil menunjukkan tulisan di tangannya.
Huo Yuzheng melihat sekitar, lalu berkata, "Aku pikir ini bukan tempat yang cocok."
"Kamu punya rekomendasi?" Qu Fengxiao belum berkelana terlalu jauh dari sini, jadi dia tidak tahu tempat yang nyaman untuk bicara.
Huo Yuzheng mengangguk singkat, lalu pergi, mengisyaratkan Qu Fengxiao untuk mengikutinya. Qu Fengxiao segera beranjak dan mengembalikan buku, lalu berlari mengejar Huo Yuzheng.
Huo Yuzheng membawanya ke tempat yang cukup ramai. Qu Fengxiao agak ragu sejenak, tapi tetap mengikuti. Mereka pun memasuki sebuah bangunan ramai yang dikunjungi banyak orang untuk menikmati hidangan.
Sepanjang memperhatikan, Qu Fengxiao akhirnya mengerti bahwa Huo Yuzheng lebih memilih memesan ruang privat di restoran. Ruang privat kedap suara sehingga melindungi privasi pelanggan dengan baik, itu biasa digunakan untuk rapat orang-orang penting.
Setelah diantarkan waiters, Qu Fengxiao duduk di kursi yang nyaman itu dan membuka menu. Ada banyak sekali menu makanan yang enak, yang pernah ia lihat di internet. Apa dia bisa bebas memilih sedangkan ia tidak punya sepersen pun uang?
Huo Yuzheng duduk di depannya, lalu berkata, "Pesan saja."
Qu Fengxiao menatapnya untuk beberapa saat, lalu tersenyum penuh, seolah mengatakan "Kalau begitu, aku tidak akan sungkan".
Qu Fengxiao sudah memutuskan bahwa ia harus bekerja untuk mendapatkan lebih banyak uang. Ia tidak boleh terus berhutang pada orang lain.
Setelah memesan beberapa makanan yang belum pernah ia makan, waiters pun pergi untuk menyiapkan hidangan dan menutup pintu. Tersisa mereka berdua di dalam ruangan privat.
"Sebelum kita memulai kerja sama, biarkan aku menegaskan beberapa hal. Kamu boleh meminta bantuan dariku, apa pun itu sebagai imbalan dariku. Tapi dengan syarat, aku tidak akan membicarakan masa laluku ataupun identitasku. Sepakat?"
Huo Yuzheng terlihat tidak peduli pada masa lalu Qu Fengxiao. Dia hanya peduli pada masalahnya. "Tapi ... kau benar-benar bersedia membantuku apa pun resikonya?"
"Benar. Karena setelah aku menemukan jalan kembali ke duniaku, kita kemungkinan tidak akan bertemu lagi. Jadi aku ingin membalas budi lebih awal."
Huo Yuzheng mengangguk mengerti. "Sepakat."
"Aku tidak tahu bagaimana kita akan mencari jalan menuju duniaku kedepannya, jadi aku harap bisa bersamamu selama itu."
"Maksudmu?"
"Biarkan aku tinggal denganmu."
Huo Yuzheng mengerutkan kening. Ia pun berkata, "Laki-laki dan perempuan berbeda."
Qu Fengxiao cemberut. Ia menulis lagi dengan cepat. "Zaman apa ini? Meski aku berasal dari dunia yang kalian anggap kuno, aku juga tidak sekuno itu setelah beradaptasi di sini. Selain itu, kita juga hanya rekan kerja. Apa salahnya berada di atap yang sama untuk saling membantu?"
"Setidaknya aku tidak memiliki kepentingan yang sepenting itu denganmu." Huo Yuzheng masih menolak.
Qu Fengxiao menyipitkan matanya. "Apa rumahmu terlalu jelek sehingga kau menolakku? Tenang saja, aku sangat mudah beradaptasi. Aku biasa tidur di alam liar dan di atas batu yang keras, tempat seekstrim apa pun tidak akan memengaruhiku."
"Bukan karena itu." Huo Yuzheng menghela napas. Rumit sekali berhadapan dengan wanita.
Qu Fengxiao menatapnya bertanya-tanya.
"Jika kau tinggal bersamaku, bagaimana kau akan menjelaskannya pada polisi? Bukankah kau masih ada urusan dengan mereka?"
Qu Fengxiao tersenyum, lalu menulis dengan riang. "Aku memiliki rencana."
"Oh?"
"Kakak Yuzheng, maukah kau menjadi suamiku?"
"...."
Huo Yuzheng terdiam tanpa bisa berkata-kata sebelum akhirnya Qu Fengxiao menulis lagi. "Hanya untuk menipu polisi agar aku dapat tinggal di rumahmu. Aku butuh izinmu."
"Tidak."
Qu Fengxiao cemberut dan memasang wajah memohon. Ada banyak sekali yang harus ia lakukan. Dia masih penasaran dengan Huo Yuzheng. Dengan tinggal bersama, dia pasti akan tahu apa yang membuatnya tidak merasakan dingin selama di dekatnya.
Selain itu, dia masih harus bertahan jika sewaktu-waktu ada monster lainnya yang muncul. Orang seperti Huo Yuzheng jarang ditemui. Ia juga belum tentu akan menemukan—dengan tepat waktu—sekolah sihir atau semacamnya di dunia ini.
Huo Yuzheng tertekan melihat wajah memohon itu. Meski ia terlihat dingin, dia sebenarnya tidak sedingin itu. Dia hanya tidak tahu cara mengeskpresikan diri.
Ia pun mengalah, mengangguk pada Qu Fengxiao. Toh, itu hanya untuk menipu orang.
Qu Fengxiao tersenyum puas. Pada saat yang sama, makanan datang yang membuat suasana hatinya membaik. Ia pun makan dengan lahap.
Huo Yuzheng hanya memperhatikan dengan wajah tidak ekspresifnya.
"Aku datang karena juga membutuhkan bantuanmu," ujar Huo Yuzheng.
Qu Fengxiao menatapnya dengan antusias.
"Beberapa waktu lalu, aku menemukan pembatas dunia telah rusak."
Pembatas dunia! Qu Fengxiao pernah mendengar, bahwa pembatas dunia adalah sebuah tempat yang membatasi dunia satu dengan dunia lainnya. Qu Fengxiao biasa melewati pembatas dunia untuk melintasi Dunia Atas dan Dunia Tengah, atau bahkan Dunia Bawah di Tiga Dunia.
Tapi pembatas dunia itu tidak seperti pembatas semesta, di mana Qu Fengxiao telah menerobos batas semesta yang membuatnya terlempar ke dunia ini dan mengalami cedera yang lebih berat.
Tiga Dunia berada dalam satu semesta, dengan tiga pembatas dunia. Omong-omong, pembatas dunia macam apa yang ditemukan Huo Yuzheng?
Qu Fengxiao menulis. "Apa yang bisa kulakukan?"
"Melihat kekuatanmu di saat terluka seperti itu, sepertinya kau bukan orang biasa. Jadi aku berpikir untuk membantumu pulih dari cedera dan mengembalikan kekuatanmu, baru memperbaiki pembatas dunia. Karena beberapa alasan, aku saja tidak cukup."
Qu Fengxiao mengangguk paham. Ia mengacungkan jempol, tanda ia menyetujuinya.
Ia menulis lagi. "Ada lagi?"
Huo Yuzheng diam untuk beberapa saat, lalu menggeleng.
"Sulit sekali harus menulis seperti ini. Sebenarnya aku bisa bicara, tapi pita suaraku membeku." Qu Fengxiao menunjukkan tulisannya dengan wajah pasrah.
Huo Yuzheng tidak menunjukkan reaksi apa pun. Dia hanya memperhatikan Qu Fengxiao yang asik dalam diam.
Setelah dari restoran, Huo Yuzheng membawa Qu Fengxiao mampir sebentar ke toko ponsel. Dia memberi Qu Fengxiao ponsel baru, agar mereka tidak perlu kesulitan berkomunikasi. Apalagi Qu Fengxiao masih belum bisa bicara.
Qu Fengxiao menerimanya dengan senang hati dan memulai eksplorasi di dalam ponsel pertamanya. Ia mendapatkan nomor Huo Yuzheng, lalu melihat-lihat aplikasi lain.
Ketika melihat kamera, ia sangat terpana dan mengajak Huo Yuzheng untuk berfoto. Huo Yuzheng malah pergi menghindari foto.
Dasar pria kaku.
Saat sedang berlari mengejar Huo Yuzheng, kaki Qu Fengxiao berhenti melangkah dan melihat ke arah beberapa televisi menyala yang terpajang di toko. Lagi-lagi siaran langsung berita yang sama.
Qu Fengxiao memiliki ide.
Dia akan menangkap penjahat ulung itu!
Huo Yuzheng sudah tidak bersamanya sejak sore tiba, karena pria itu memiliki urusan lain. Qu Fengxiao pergi ke persimpangan jalan dan duduk di kursi sambil menunggu matahari terbenam.
Biasanya, malam hari adalah saatnya para penjahat beraksi, 'kan?
Ia memainkan ponsel barunya dengan senang hati di tempat yang sama sampai matahari terbenam. Ketika baterai ponselnya habis, ia pun berhenti.
'Huh, aku baru saja akan menang.' Qu Fengxiao cemberut. Andai ia memiliki kekuatan listrik agar baterai ponselnya tidak pernah habis.
Dia beranjak dari kursi, lalu berjalan di pinggir jalan di jalan yang sepi. Ia melewati jam malam sambil bermalas-malasan di berbagai tempat, lalu kembali ke pinggir jalan sepi.
Biasanya, jika ada wanita berdiri sendirian di tengah malam, bukankah akan ada orang jahat yang mengganggu? Penjahat yang sedang dicari itu mungkin sedang menargetnya.
Jika dia penjahat yang hanya mengincar wanita sendirian di tengah malam secara acak, dia pasti akan mendekati Qu Fengxiao. Tapi jika ada ketentuan atau motifnya seperti seorang psikopat, Qu Fengxiao tidak tahu apa ia masuk ke dalam ketentuan tersebut.
Semua korban yang ia ketahui adalah wanita. Wanita dengan usia 20an, sedangkan Qu Fengxiao baru memasuki umur 20 tahun. Untuk sisanya, Qu Fengxiao masih kekurangan informasi. Itu sebabnya dia berdiri di tempat sepi tengah malam. Dia sudah menumpang charger di toko, jadi memainkan ponselnya sekali lagi sambil duduk di pagar jembatan.
Namun, sampai Qu Fengxiao bosan pun, tidak ada yang datang.
Dia pergi melanjutkan jalan sambil mendengarkan lagu. Arahnya pergi adalah arah ke panti sosial.
Namun, tiba-tiba saja langkah kaki Qu Fengxiao memunculkan lapisan es. Itu terjadi secara tak terduga. Ketika melihat ke belakang, Qu Fengxiao baru sadar, bahwa sepanjang jalan sejak dari jembatan, es tipis membentuk jejak kaki di tiap langkahnya.
Ia pun mengerutkan kening.
Peristiwa ini sama seperti saat tangannya memunculkan lapisan es di dinding, tepat sebelum monster keluar dari sana.
Ia berjongkok, melihat lapisan es di pijakan kakinya dengan teliti. Tidak ada bayang-bayang apa pun di balik es. Ia baru mengalami fenomena ini, jadi tidak tahu apa masalahnya.
Saat Qu Fengxiao sedang berpikir sambil melihat-lihat lapisan es di tanah, ia dikejutkan oleh aliran energi hitam yang menyebar dari kakinya. Ia spontan berdiri, lalu mundur beberapa langkah, melihat seluruh tanah kini menjadi hitam seperti ada tinta yang tumpah dan menyebar ke segala arah dalam skala besar.
Perasaan Qu Fengxiao tidak enak.
Sebilah busur kristal muncul di tangannya. Aura dingin di sekitar tubuh Qu Fengxiao merebak keluar ketika energi gelap itu mengalir ke udara dan membentuk figur yang tidak terbentuk secara sempurna.
Monster macam apa yang ada di dunia ini?
Qu Fengxiao membidiknya dengan cepat dan menjaga jarak sejauh mungkin untuk menghindari area monster. Ketika panahnya menancap monster dan menciptakan bongkahan es besar, monster itu berubah bentuk membentuk mulut besar dan mengeluarkan suara raungan yang aneh.
Serangan ganas dari monster meluncur dalam bentuk sihir gelap. Monster itu bergerak seperti sesuatu yang kehilangan anggota tubuh, sehingga hanya ada bagian yang terulur. Meski begitu, dia sangat cepat.
Qu Fengxiao tidak mengerti mengapa tiap langkahnya selalu dilapisi es. Dia tidak bisa menyembunyikan diri karena jejak kaki tersebut sehingga secara terpaksa menghadapi secara langsung.
Panah terus dilepaskan. Ribuan anak panah menghujani monster itu dari langit dan menciptakan bongkahan es besar di tanah. Angin bertiup kencang, membawa badai dingin di antara ribuan anak panah dan berhembus di sekitar monster.
Qu Fengxiao menyembunyikan dirinya sendiri di antara badai es yang tebal sambil terus membidik. Keunggulan pemanah ada di serangan jarak jauh dan kecepatan serangannya. Tapi begitu musuh melakukan serangan jarak dekat yang dapat membuat gerakan pemanah terhambat, maka pemanah hanya bisa mengalami kekalahan. Itu sebabnya Qu Fengxiao harus menyembunyikan diri dan menyatu dengan badai es.
Meski Qu Fengxiao kehilangan lebih dari sebagian kekuatannya, dia masih bisa menangani monster ini. Kecuali ia dikepung oleh beberapa monster, ia masih bisa bertahan selama mungkin dan memberi pukulan fatal.
Qu Fengxiao keluar seperti bayangan, menembakkan beberapa anak panah ke sosok hitam itu dengan sekali tembakan. Meski monster itu lebih terlihat seperti gumpalan energi, nyatanya energi itu adalah tubuhnya. Badai es Qu fengxiao memadatkan energi gelap itu dan membuatnya memiliki tubuh utuh yang bisa dilukai. Begitu Qu Fengxiao memanahnya, monster itu berteriak merasakan sakit.
Es terus menerus muncul, membekukan monster itu tiap kali anak panah menancap. Badai es menyebabkan monster itu melemah dan ambruk seperti landak yang dilapisi es.
Qu Fengxiao sama sekali tidak menurunkan waspada begitu melihat monster yang ambruk itu. Ia justru semakin waspada, karena jejak es di kakinya masih tidak menghilang.
Qu Fengxiao mengerutkan kening. 'Tidak benar.'
Pandangannya teralih pada monster yang sudah seperti landak es itu. Monster itu hancur berkeping-keping menjadi serpihan bersama panah-panah yang tertancap. Bekas serpihannya menyerap ke dalam tanah seolah terhisap, membuat Qu Fengxiao merinding.
Ah, sepertinya monster yang ia bunuh bukanlah penyebab jejak es di kakinya. Itu adalah monster lain yang kebetulan ia temukan dan menyerangnya.
Lalu monster yang mengikutinya selama ini ....
Qu Fengxiao menghela napas. Bukannya bertemu penjahat, malah bertemu monster jahat. Sial sekali harinya.
Boom!
Sosok besar muncul dari bawah tanah dan menghancurkan semua lapisan es dari Qu Fengxiao. Tanah berhamburan tepat di belakang Qu Fengxiao, sedangkan sosok hitam dan besar melompat dengan kilatan jahat dan penuh niat membunuh dari bawah tanah.
Qu Fengxiao tidak lagi terkejut. Ia justru menghela napas untuk kesekian kalinya dan berbalik dengan senyum kecut.
Di antara bongkahan es yang hancur, monster berbentuk lipan itu melihat ke arah Qu Fengxiao dengan mata merah menyala yang mengerikan. Ia berteriak dengan suara aneh tepat di hadapan Qu Fengxiao.
Wajah Qu Fengxiao sudah pasrah. Dia bukannya tidak bisa lari atau melawan, tapi karena ia baru sadar bahwa tanah ini adalah medan sihir monster itu. Begitu lapisan es dihancurkan, dia tidak dapat bergerak bebas. Sesuatu yang tak terlihat mengikat kedua kakinya.
Untuk kali ini, Qu Fengxiao berharap bisa terbang seperti dulu.
Ia tidak bisa mati di bawah penindasan monster menyebalkan yang bahkan tidak dapat memuaskannya dalam pertempuran di puncaknya!
'Bocah, apa kau tidak pernah bertemu naga?' Qu Fengxiao tersenyum, melihat monster itu dengan tatapan remeh.
Tak apa jika dia masih terluka. Paling-paling, ia hanya akan kehilangan sebagian indranya untuk sementara.
Qu Fengxiao adalah naga. Dia memiliki wujud lainnya berupa naga, ia akan bertarung sampai mati dengan monster itu dalam wujud naga!
To be continue