ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 08
Yasmin dan Erlan yang tengah menikmati makanan mereka seketika terlonjak kaget ketika putra bungsu mereka yang tengah berada di luar negeri mengirim sebuah foto. Bisa mereka lihat foto itu dipotong oleh Ryder karena di foto anak kecil yang dikirimkan itu terdapat sebuah tangan yang merangkul di pundak.
Akan tetapi bukan itu yang menjadi fokus mereka, melainkan foto si anak. Bagaimana tidak, anak kecil itu sangat mirip dengan Ryder. Bahkan Erlan beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil foto masa kecil sang putra.
" Ryder, pulang dan jelaskan ke kita!"
" Iya Ibu, aku pasti pulang kok. Tapi by the way aku beneran nggak berbuat seperti apa yang saat ini ayah dan ibu pikirkan."
Tentu saja baik Erlan maupun Yasmin tidak percaya ucapan putranya. Terlebih mereka sudah hidup terpisah bertahun-tahun. Erlan dan Yasmin tinggal di Yogyakarta sedangkan Ryder tinggal di Surabaya karena mengurus BHP.
" Jangan aneh-aneh deh kamu Ry, jelas-jelas anak itu mirip kamu. Jangan jadi pria nggak bertanggungjawab."
" Ibu kamu benar Ry, siapa wanita itu? Terus kenapa baru kamu kasih lihat anak itu sekarang."
Di belahan bumi lain Ryder hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan kedua orangtuanya. Ya ia pikir itu wajar saja mereka bicara demikian. Tapi di sisi lain Ryder menjadi yakin bahwa dia dan Gael mirip. Ini tentu tinggal mencari Ayesha untuk melakukan konfirmasi.
Semua teka-teki ini terjawab jika ia bertemu Ayesha. Hanya saja Ryder tidak bisa melakukan dengan segera karena dirinya harus cepat pulang ke indonesia. Keberadaanya di Amerika ini jelas sudah melebihi rencana sebelumnya dan dia tidak bisa berlama-lama meninggalkan BHP terlebih lusa ada pertemuan di perusahaan.
" Ya udah Yah, Bu, Ry tutup dulu ya."
" Ry ... ."
Ryder memutuskan panggilan telepon yang tampaknya masih akan berlanjut. Tapi ia tahu isinya hanyalah sebuah omelan maka dari itu dia memilih untuk mengakhirinya.
Ryder mencoba membaca CV milik Ayesha, di sana ada kontak pribadi dimana bisa digunakan untuk menghubungkan dengan si pemilik.
Ryder memindahkan nomor ponsel milik Ayesha ke ponselnya dan saat itu juga di melakukan panggilan.
" Hallo."
" Hallo, apa Ayesha nya ada?"
" Maaf Tuan, tapi ibu saya sedang ke market sebentar. Silakan tinggalkan pesan atau telpon beberapa saat lagi."
Ryder terdiam sejenak, saat ini dia tengah berpikir jika Gael adalah anak yang berasal dari benihnya dan Ayesha maka pasti anak itu punya pemikiran yang cerdas. Dan ia juga yakin saat mereka bertemu tadi pagi, Gael pasti memiliki kesan pertama yang sama dengan dirinya.
Mengapa Ryder yakin akan hal tersebut, karena ia ingat, Gael menemuinya kembali dan terlihat ingin menanyakan sesuatu tetapi urung.
" Baik, aku akan tinggalkan pesan. Aah Nak, tadi kita sempat ketemu di tempat makan. Namaku Ryder Yaslan Brown, katakan bahwa aku mencari ibumu. Semoga kita segera bertemu."
" Baik Tuan Ryder, akan saya sampaikan kepada Ibu saya setelah dia kembali>"
Tuuuuut
Panggilan telepon dimatikan oleh Ryder, ia rasa ini cukup untuk saat sekarang. Dia tidak bisa terang-terangan bertanya kepada seroang anak kecil yang jelas tidak tahu. Ia akan menunggu saat Ayesha berkata dengan sukarela, namun jika itu tidak terjadi maka dia akan menanyakan dengan sedikit paksaan.
Bagaimanapun jika dia dan Gael memiliki banyak sekali kemiripan pada wajahnya, jadi sangat tidak mungkin jika tidak ada hubungan apapun diantara mereka.
Di tempat lain, tepatnya di sebuah rumah yang sekarang ditempati oleh Ayesha dan Gael, Gael tengah mencerna perkataan pria yang baru saja menelpon.
Ya. setelah menempuh perjalanan hampir 7-8 jam akhirnya ibu dan anak itu sampai di tempat yang dimaksud oleh Ayesha. Sebuah desa yang tidak besar dan juga tidak kecil. Dilihat sepintas desa tersebut memiliki matra pencaharian sayur-sayuran.
" Ryder Yaslan Brown, itu pria yang tadi. Pria yang ada di tempat makannya Uncle Grey yang aku rasa wajah kita mirip. Apa benar dia mengenal Mommy?"
Gael mengembalikan ponsel Ayesha pada tempatnya. Ia lalu mengambil tablet nya sendiri dan mulai berselancar di dunia maya untuk mencari nama yang disebutkan tersebut.
Melihat dari tampilannya, Gael memiliki pemikiran bahwa Ryder bukalah orang biasa. Aura kewibawaan dan kepemimpinannya jelas sangat terasa.
" Woaah, amazing ... ini beneran luar biasa. Dia pemilik sebuah perusahaan pharmacy yang namanya diperhitungkan dan ayahnya juga pemilik rumah sakit besar juga. Bentar deh, dia ternyata satu kampus dengan Mommy. Bahkan di internet pun ada foto keluarga serta masa kecilnya. Ini ... ."
Gael terus melihat semua hal tentang Ryder, dan matanya terfokus pada foto masa kecil Ryder. Dimana foto tersebut langsung Gael bandingkan dengan foto dirinya dulu.
" Ini sangat mirip, ini terlalu mirip untuk dibilang kami nggak punya hubungan apapun. Apa jangan-jangan dia ... .
" Gael .... sorry, Mommy agak lama. Kemari lah, ayo makan lalu tidur setelahnya."
Ayesha datang dengan membawa sebuah paper bag dan mengeluarkan isinya ke dalam piring. Itu adalah makan malam mereka.
Gael pun datang menghampiri Ayesha, dan secara tiba-tiba menunjukkan sebuah foto yang tidak lain dan tidak bukan adalah foto Ryder.
" Mom, apakah dia ayahku?"
" Ya?"
Degh degh degh
Jantung Ayesha seakan meledak ketika Gael bertanya demikian sambil mengulurkan ponselnya tepat di depan wajah. Mata Ayesha membulat sempurna dan lidahnya mendadak kelu. Ia bahkan langung menjatuhkan tubuhnya di sebuah kursi karena tiba-tiba tubuhnya terasa tidak memiliki tulang.
Kepala Ayesha berdenyut, sebuah pertanyaan muncul di otaknya. Bagaimana bisa nama itu keluar dari mulut sang putra? Bagaimana Gael bisa mengatakan hal demikian? Padahal dia sudah berusaha untuk lari hingga ke tempat ini.
" Gael, kok kamu tiba-tiba bilang begitu?" ucap Ayesha berusaha untuk tenang.
" Ryder, dia tadi menelpon ke ponsel Mommy. Dan sebenarnya kami sempat bertemu di tempat makan Uncle Grey."
" Apa? B-bagaimana bisa."
Ayesha bangkit dari kursinya dan langung mengambil ponsel yang terletak di atas meja. Ia membuka ponselnya dengan terburu-buru lalu melihat panggilan masuk.
Mata Ayesha membulat sempurna, ternyata nomor milik Ryder masih sama seperti dulu. Ayesha bahkan sampai membungkam mulutnya dengan tangan ketika sebuah pesan masuk ke sana.
" Hallo Ayesha, gimana kabarmu?"
TBC