Rinjani, After Married

Rinjani, After Married

RAM 1 Rinjani Yang Sama

Rinjani, After Married (1)

" Kapan nikah?,"

"Huffthh,, Rinjani hanya melihat ke arah Alana dengan malas. Pertanyaan yang Alana tanyakan sudah berkali-kali ia dengar dalam satu hari ini.

" Kalian tidak bosan bertanya seperti itu padaku?," Rinjani mengambil alih Baby Zoya dari pangkuan ibunya.

" Pasti banyak yang nanya ya?," Alana tertawa melihat wajah murung sang sepupu.

Tidak aneh memang di acara keluarga seperti ini, pertanyaan itu akan menjadi menu utama bagi Rinjani yang masih menjomblo di saat para sepupunya sudah memiliki anak.

" Hmm. Padahal, kalian harusnya senang. Kalau tidak ada aku yang jomblo ini, anak kalian mau di titipkan dimana kalau ayah ibunya mau quality time,"

Sepasang suami istri itu pun tertawa.

" Assalamualaikum, cantiknya Onty. " Pipi chubby Zoya menjadi sasaran empuk Rinjani yang gemas pada sang keponakan.

" Ti..Ti...Ti...,"

" Iya. Ini Onty cantiknya Zoya,"

Sepasang suami istri itu hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Rinjani.

Restu akui jika ia dan sang istri ingin pergi berdua, maka Rinjani lah yang akan menjadi baby sitter dadakan.

" Tapi, apa kamu tidak bosan menjomblo? Sudah mau kepala tiga tahu,"

" Baru dua puluh tujuh. Jangan korupsi umurku,"

Keduanya lagi-lagi terkekeh.

" Mau aku kenalkan pada rekan kerjaku. Tapi, dia duda. Tidak punya anak,"

Rinjani memicingkan matanya pada Restu. "Ditinggal meninggal atau cerai?,"

" Meninggal,'

" Kamu sudah menceritakan tentang yang terjadi pada orang yang mau melamarku?,"

Restu mengangguk. Ia pasti menceritakannya. "Dia tak percaya hal begituan,"

"Lupakan," ucap Rinjani yakin sambil kembali bermain dengan keponakan gemoy nya.

" Kenapa? Karena dia duda?,"

Rinjani menggeleng.

" Lalu?,"

" Dia pasti masih cinta mantan istrinya dan berharap rumor yang beredar benar hingga akhirnya dia bisa bertemu orang yang ia cintai,'

Deg

Hening. Baik Restu dan Alana tak memikirkan sampai jauh kesana.

Memang, orang yang akan ia jodohkan dengan sang sepupu sangat mencintai mendiang istrinya. Hingga ia awalnya heran saat temannya itu minta di kenalkan dengan Rinjani yang selalu di rumorkan dengan hal buruk.

" Maaf. Aku tidak memikirkan sampai jauh kesana,"

" Sudahlah. Jangan terlalu memikirkan jodohku. Kalau sudah waktunya, aku juga akan menikah," jelasnya mencoba menunjukkan senyumannya.

Siapa yang tidak ingin menikah dan memiliki bayi cantik dan tampan. Namun, Ia sadar diri, orang yang ingin melamarnya biasanya mundur teratur atau bahkan jika orangnya tetap mau, keluarganya justru yang tidak mau.

" Jani, bantu Tante Suci. Dia mau mengantarkan makanan ke rumah Eyang," Om Dhani datang ke arah Rinjani.

" Siap, Om. Sebentar,"

Rinjani menyerahkan kembali Zoya pada ibunya.

" Aku antar Tante Suci dulu ya, "

" Dadah, sayang. Nanti kita main lagi," Rinjani berlalu meninggalkan sepasang suami istri yang masih mematung dengan ucapan Rinjani.

"Ah, aku tidak enak." Ucap Restu.

" Tidak apa-apa. Sebenarnya ini bukan kali pertama ada orang seperti itu."

...******...

Rinjani melamun di depan kolam ikan. Sambil melemparkan kerikil ke tengah kolam.

" Kenapa masih ada orang yang percaya hal seperti itu. Padahal, jodoh, maut dan rezeki sudah ada yang mengatur," gumam Rinjani.

Ia teringat akan beberapa orang yang akhirnya malah menghadap Allah sebelum janur kuning melengkung.

Kejadian yang terulang itu membuat beberapa orang percaya kalau Rinjani itu pembawa sial atau malah dikutuk. Karena orang yang berniat mempersuntingnya pasti mengalami kejadian mengerikan sampai meregang nyawa.

" Jangan terlalu dipikirkan." Tante Suci duduk di samping Rinjani. Ia tidak kembali ke tempat acara karena memang semuanya sudah selesai.

" Inginnya begitu, Tan. Tapi, ya tetap kepikiran," Rinjani tersenyum.

" Tidak ada yang namanya pembawa sial atau apalah itu namanya. Itu memang sudah takdir yang harus mereka jalani. Jadi, jangan merasa bersalah,"

Rinjani hanya mengangguk. Walaupun ia tetap merasa bahwa kalau saja mereka tidak berniat mempersuntingnya, mungkin mereka akan tetap hidup.

" Oh iya, Tante mau mengenalkan kamu..."

" Sudahlah Tan. Kalau memang ada yang serius mau dengan Jani setelah tahu rumor apa yang beredar tentang Jani. Suruh saja menemui Abah. Jani terima siapapun itu selama ia maupun keluarganya tidak ada yang mempermasalahkan Rumor yg beredar," Putus Rinjani akhirnya. Ia bosan dengan perjodohan yang dilakukan keluarganya untuknya.

" Ya, sudah kalau begitu," ucapnya tersenyum dan segera mengirimkan pesan pada seseorang.

Di sebrang sana, seorang perempuan paruh baya tersenyum dan langsung mendekati putranya.

" Kamu sudah janji ya,mau menikahi wanita pilihan Bunda,"

Laki-laki yang seusia Rinjani yang tengah bermalas-malasan di sofa itu langsung bangkit.

" Memangnya Bunda mau Angga menikahi siapa?," tanya laki-laki bernama Anggara Pramana itu penasaran.

" Ada pokoknya. Cantik. Cuma yaitu, dia sebenarnya di anggap orang pembawa sial. Hanya karena selalu gagal menikah karena calon suaminya meninggal dunia,"

" Maksudnya gimana, Bun?,"

Anggara menegakkan tubuhnya penasaran dengan sosok yang dipilihkan untuknya.

" Iya, setiap orang yang ingin menikahinya, mereka mengalami nasib yang kurang baik bahkan ada yang sampai meninggal dunia. karena itu orang-orang percaya bahwa perempuan tersebut hanya akan membawa sial jika dijadikan pendamping hidup"

Anggara tertawa. " Ada ya yang masih berpikiran dangkal seperti itu?," Angga tak percaya.

" Iya, aneh memang. Padahal yang namanya maut kalau sudah waktunya ya pasti tiba,"

Angga manggut-manggut. iya setuju dengan ucapan ibundanya.

" Jadi, kamu mau kan?,"

" terserah Bunda. Angga sudah capek semua yang dekat dengan Angga malah berkhianat padahal apa kurangnya Angga wajah tampan pekerjaan punya harta pun tidak kurang"

Aisyah hanya mendelik dengan sikap sang putra yang terlalu percaya diri. Tapi, ia akui kalau perjalanan cinta sang putra tak pernah mulus.

" Namanya siapa?,"

" Rinjani Maheswari,"

Deg

"Tidak mungkin kalau dia Rinjani yang sama," Gumam Angga pelan.

Mendengar nama Rinjani Maheswari, ia malah teringat teman SMA nya. Tapi,nama Rinjani kan banyak. Lagipula dunia ini luas tak selebar daun kelor.

Mereka sudah lama tak bertemu jadi, tidak mungkin tiba-tiba dipertemukan dengan keadaan jadi calon suami istri kan?

" Kenapa kamu sepertinya terkejut?,"

" namanya mirip dengan nama teman SMA ku. tapi kan yang namanya Rinjani bukan cuman satu orang jadi Angga pikir mereka pasti orang yang berbeda,"

" nanti Bunda bawakan biodatanya. sahabat Bunda yang mengirimkan biodata gadis itu. Dia itu keponakannya sahabat Bunda,"

"apa ada fotonya juga?,"

" sebentar," Aisyah membuka ponselnya dan mencari foto wanita yang menarik hatinya.

" Ini fotonya,"

Angga langsung mengambil ponsel yang diberikan kepadanya dan matanya terbelalak.

" Kenapa?," Aisyah penasaran dengan reaksi putranya.

" tidak mungkin," ucapnya sambil terkekeh.

" jangan bilang kalau dia Rinjani teman SMA kamu,"

Angga menganggukkan kepalanya. Walaupun dengan tampilan yang berbeda karena kini memakai kerudung tapi bisa iya pastikan bahwa Rinjani ini adalah Rinjani teman SMA nya

" iya Rinjani yang sama,"

Tiba-tiba ya teringat momen di mana ia dan Rinjani pernah berperan sebagai sepasang calon suami istri saat sedang praktek pelajaran pendidikan agama Islam.

" Benar-benar lucu kalau itu kamu, Jani," gumamnya pelan.

.

.

.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!